Bella Xia hamil tanpa suami akibat dijebak oleh kakak perempuannya, yang mengincar tunangannya. Delapan tahun kemudian Bella Xia kembali bersama dua anak kembar tampan. Tak disangka saat mereka kembali, mereka bertemu dengan pria yang mirip dengan kedua putra kembarnya, yang mana pria tampan itu adalah seorang bos besar. Akankah kebahagiaan datang menghampiri mereka!? Yuk lanjut dibaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan cara; like, vote, dan komen. 🙏🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alma Kadier Carally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
Kemudian Dean menutup pintu kamar ibunya, dia tidak kembali tidur namun melanjutkan pekerjaannya di dapur menyiapkan makanan untuk sarapan ibu dan adiknya pagi ini.
Dean tidak pernah mengeluh tentang apa pun, padahal mungkin dia yang paling lelah karena pekerjaannya yang begitu banyak selain mengurus pekerjaan rumah, Dean juga mengurus pekerjaannya tentang pemrograman, dan selalu mengecek pekerjaan adiknya.
Walaupun IQ mereka tinggi namun sebenarnya mereka juga anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian ibunya.
Kring… kring… kring… alarm di kamar Bella berdering.
Namun tidak ada tanda-tanda jika Bella bangun, Dean yang sudah selesai menyiapkan makanan di meja makan pun menghampiri pintu kamar ibunya.
Dia mendorong pintu lalu berjalan menuju tempat di mana ibunya tidur, dengan lembut Dean membangunkan Bella, dia mengecup lembut kening ibunya sembari memanggilnya dengan lembut di salah satu telinganya.
“ Ibu bangunlah, ini sudah pagi,” bisiknya.
Bella pun perlahan membuka matanya dan melihat pemandangan yang indah wajah tampan, dengan senyumannya yang memabukkan ialah putranya Dean yang sedingin es, namun jika menyangkut ibunya dia adalah pria yang sangat hangat.
“ Muuuuwaahhh…”
Bella terdiam melihat apa yang dilakukan putranya.
“ Morning kiss Mom,” ucap Dean.
“ Segera mandi, makananya sudah siap sejak tadi,” pintanya.
Dean kembali mengingatkan ibunya, kemudian memanggil adiknya Dion untuk sarapan.
“ Dion bangunlah,” teriaknya.
Bella hanya tersenyum menyikapi tingkah laku putra pertamanya itu, dia berpikir bahwa Dean semakin dewasa di usianya yang begitu muda. Saat Bella bergabung dengan anak-anaknya di meja makan, dia mulai sadar bahwa anak-anak mulai kehilangan waktu makan malam bersama dengannya.
Karena pekerjaan Bella yang begitu padat, membuat nya tidak ada waktu untuk mengurus kedua putranya. Bahkan sekarang dialah yang di urus oleh kedua putranya itu, semenjak bekerja di perusahaan dia tidak pernah lagi mengerjakan pekerjaan rumah.
Namun kedua putranya tidak marah ataupun kecewa terhadapnya, mereka berdua mengerti akan situasi dan kondisi pekerjaan ibunya. Mereka membiarkan ibunya untuk mengejar mimpinya itu, dan selalu menyemangati Bella ketika dia putus asa dengan pekerjaannya.
Walaupun sebenarnya uang yang dihasilkan kedua putranya itu sudah lebih dari cukup untuk biaya hidup mereka perbulannya, namun Bella memilih tetap bekerja.
“ Apa yang ibu pikirkan?” tanya Dion.
“ Ah… tidak, tidak ada sayang.” sambil menghela napas kemudian Bella berkata lagi.
“ Nak, maafkan ibu karena lebih memilih karier ibu daripada menemani kalian, maafkan ibu karena tidak mampu memberikan kenangan indah untuk kalian berdua,” isak tangis Bella pun pecah, dia berharap kedua putranya tidak membencinya.
“ Jangan terlalu banyak berpikir, jalani saja apa yang ibu inginkan saat ini.”
“ Kami masih bisa menunggumu suatu saat nanti jika ibu sudah lelah bekerja.”
“ Jika mengejar karier itu membuat ibu bahagia, kami hanya akan berdiri tegak di belakangmu untuk mendukungmu. Dan jangan lupa untuk membagi rasa sakitmu dan dukamu kepada kami. Kami akan selalu menghiburmu ibu,” ucap Dean.
Kedua mata Bella berkaca-kaca mendengar kata-kata yang dilontarkan Dean kepadanya. Bella bangkit dari duduknya memeluk kedua putranya dengan erat.
Kembali pada Nelson Hongli. Di mana dia yang masih tertidur, dia bermimpi di rumahnya di isi oleh anak-anak yang sedang bermain. Kedua orangtuanya terlihat begitu bahagia memiliki cucu, mereka bermain bersama, tertawa sangat renyah benar-benar suasana yang hangat. Seketika Nelson terbangun dan melihat sekelilingnya yang tidak ada seorang pun.
Dalam hatinya berkata. “ Ternyata semuanya hanya mimpi!” Nelson sedikit murung, para pelayan sudah menyiapkan segala kebutuhan tuannya. Makanan di meja makan pun sudah siap, Nelson yang turun dari tangga di sambut hangat oleh kepala pelayan yang mempersilahkan tuannya untuk duduk makan.
Like, vote, dan koment ya guys. Terima kasih.🙏🥰🌹
Bersambung