Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18. Jujur
Perkelahian satu lawan satu terjadi beberapa saat, akhirnya Agus bisa menaklukkan lawan.
bodyguard lelaki tua itu, sudah babak belur dan tak berdaya. Agus menghampiri Ayu yang kepanasan, Agus bermaksud ingin bertanya tentang perihal kenapa dia bisa dijual, namun yang terjadi diluar pemikirannya.
"Panas, aku sudah gak tahan, panas sekali." Ujar Ayu bergelayut seperti wanita penghibur yang mencari kepuasan.
Agus menolak, dia merasa risih dengan sikap Ayu, dia hampir menampar Ayu karena tidak suka Ayu bersikap kegatalan pada dirinya.
"Dia bukan dirinya, lelaki itu pasti memberikan dia obat perangsang, sebaiknya kita bawa dia kerumah sakit, kasihan, dia pasti gadis baik-baik yang dipaksa atau di manfaatkan." Ujar Juni membuat Agus menurunkan tangannya yang tadi terangkat hampir menampar Ayu.
"Ayolah, kita bersenang-senang, aku ingin sekali." Ayu masih saja meracau, Agus terpaksa memeluk Ayu dan membiarkan gadai itu berbuat semaunya.
Agus langsung menggendong Ayu ke mobil, dia segera membawa Ayu kerumah sakit, sedangkan Juni pulang mengunakan taksi.
***
"Sekarang kamu ceritakan ke Ibu, siapa sebenarnya lelaki tadi, kenapa dia memaksa kamu pulang ?" Tanya Bu Lusi pada April setelah tiba dirumah.
Pertama April meminta maaf, takut Bu Lusi yang sekarang sudah menjadi mertuanya kecewa padanya tentang kebohongannya dengan Juni tempo hari.
April menceritakan pertemuannya dengan Juni karena dia bersembunyi di bagasi mobil Juni.
April diam sebentar, dia melihat wajah mertuanya, apakah Bu Lusi kecewa padanya saat tau kalau dia dan Juni bukan pacaran, tapi baru kenal.
Ternyata Bu Lusi tidak menunjukkan raut kecewa, dia nampak seperti biasa, kemudian April melanjutkan lagi ceritanya, dari awal mula dia dijadikan penebus hutang, hingga dia sampai dirumah ini.
"Maaf, Aku minta maaf, aku tidak bermaksud membohongi Ibu, tapi kata mas Juni demi kebaikan Ibu." Ujar April merasa bersalah pada Bu Lusi.
Bu Lusi langsung memeluk April, dia mengusap lembut kepala gadai itu, Bu Lusi bukannya kecewa, dia malah berterimakasih pada April karena sudah mau jadi istri Juni.
"Kamu tidak bersalah, Ibu tidak marah, Ibu malah senang kalian menikah, kamu gadis baik, Ibu suka kamu jadi menantu Ibu, walaupun saat ini kalian belum saling cinta, tapi Ibu yakin lambat laun kalian akan bucin." Bu Lusi terus mengelus kepala dan punggung April.
April mengangguk, dia membalas pelukan Bu Lusi, dan mengucapkan terimakasih karena sudah mau menerimanya sebagai menantu.
"Oh ya, kamu belum cerita hungan kamu sama lelaki itu, apa dia ayah kamu ?" tanya Bu Lusi lagi.
Bu Lusi hanya ingin tau lebih detail tentang kehidupan sang menantu, bukan maksud lain, hanya saja dia akan lebih siaga kalau saja lelaki itu memaksa atau mengganggu menantunya lagi.
April melanjutkan ceritanya lagi, dia menceritakan tentang dirinya yang dia rawat dan dibesarkan oleh Bu Martha, dan sampai Bu Martha menikah dengan Pak Alan, hingga pada akhirnya dia dipaksa jadi pelunas hutang Pak Alan.
April juga tidak lupa menceritakan apa yang dikatakan Juni padanya saat Juni mencari identitasnya, dan Bu Martha sudah diusir dari rumah itu.
April sekarang tidak menutupi apapun lagi pada mertuanya, dia lebih leluasa bercerita pada mertuanya saat melihat kalau mertuanya sangat sayang padanya.
Mendengar cerita April, Bu Lusi semakin kasihan dan sayang pada Ayu, dia juga kasihan Bu Martha yang telah membesarkan Ayu.
"Kamu tidak perlu sedih, sekarang anggap Ibu, seperti Ibumu sendiri, dan soal Bu Martha, kita minta Juni mencarinya." Ujar Bu Martha.
"Kalian sedang membicarakan aku ya ?" timpal Juni yang baru saja namanya disebut.
Juni baru saja sampai dirumah, tapi dia mendengar namanya disebut, makanya dia langsung menyahut.
"Idih, percaya diri sekali, siapa juga yang membicarakan mu, kaya tidak ada pembahasan lain." Sinis Bu Lusi.
April tersenyum melihat Bu Lusi seperti itu pada Juni, April tau kalau Bu Lusi tidak serius.
"Bu, tadi kalian menyebut namaku, anak mu yang tampan ini tidak budek, jelas-jelas tadi aku dengar menyebut namaku." Protes Juni.
"Sayang, ayo ngaku, kalian tadi membicarakan aku 'kan ?" sebulan yang ingin sekali Juni panggil untuk April, akhirnya keluar juga.
Juni sudah sejak kemarin ingin memanggil April dengan sayang, namun dia tahan karena takut kalau April tidak setuju, karena Juni belum tau April mencintainya atau tidak.
"Mulut April terbuka, dia melongo mendengar Juni memanggilnya dengan sebutan sayang, hati April berbunga, dia senang Juni memanggilnya sayang.
"Kenapa mas Juni memanggilku sayang, apa mungkin mas Juni serius dengan pernikahan ini, apa mungkin dia sudah mencintaiku, atau karena didepan Ibu, ah, mungkin karena didepan Ibu, percaya diri sekali kamu April, buang jauh pikiranmu." Gumamnya dalam hati.
"Kamu tadi panggil April apa, sayang ? Sayang kepalamu, kamu pikir Ini tidak tau kalau kamu sama April sekongkol." Bu Lusi menatap sinis pada anaknya itu.
Juni tersentak, dia berpikir, bagaimana bisa Ibunya tau, dia menatap April, dia curiga kalau April yang memberitahu, namun April menunduk, dengan menunduknya April, Juni sudah tau, benar kalau April yang memberitahu Ibunya.
"Jangan menatap menantuku seperti itu, kamu yang memaksanya membohongi Ibu, tapi tidak apa-apa, Ibu senang kamu menikah dengan April, dia gadis baik, dan sopan."
Juni langsung menoleh. "Benarkah, berati Ibu setuju aku dan April menikah, Ibu yang terbaik." Juni teriak senang, dia langsung memeluk dan mencium kiri kanan pipi Ibu yang telah melahirkan nya itu.
"Sana, jauh-jauh, kamu jangan senang dulu, Ibu masih belum sepenuhnya setuju."
Juni langsung melepaskan pelukannya, hati senang yang tadi terganti dengan cemas.
"Kenapa, apa karena April miskin, atau dia tidak memiliki orang tua ?" tanya Juni, khawatir.
"Jangan sebut menantuku tidak punya orang tau, miskin juga bukan kemauannya, Ibu tidak mempermasalahkan semua itu. Tapi Ibu mempermasalahkan kamu, kenapa menikahi April kalau kamu tidak cinta ?"
"Siapa bilang ? Aku memaksanya menikah dan mengatas namakan Ibu, karena aku suka, dan jatuh cinta padanya." Akhirnya Juni terus terang.
April langsung mendongak, apa yang barusan dia dengar, benarkah itu, apa dia tidak salah dengar, Juni menikah karena jatuh cinta padanya sejak kapan ? Itulah yang ada dalam benak April saat ini.
"Jangan bohong kamu, ingat kalau kamu berbohong sampai kapanpun Ibu gak akan memaafkan mu."
"Aku tidak bohong, aku menyukainya saat dia masih pingsan, dan pagi itu dia ingin pergi, aku takut, aku sampai mengejarnya ke pintu pagar, itu karena aku tidak ingin dia pergi, memang saat itu aku belum tau tentang hatiku, tapi saat aku mengajaknya menikah, saat itu aku sudah tau kalau aku jatuh cinta padanya, tapi aku tidak berani terus terang karena aku takut dia tidak mencintaiku."
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣