NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhang Jian

The Legend Of Zhang Jian

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.

Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.

Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.

Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.

Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.

Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tombak Dewa Bumi

Dia memegang pergelangan Zhang Jian dan menyalurkan Qi-nya perlahan, membaca struktur akar spiritual Zhang Jian dengan penuh konsentrasi. Beberapa detik kemudian, ia menghela napas.

“Akar spiritual utamamu elemen air dan ada banyak cabang lainnya walaupun hanya akar spiritual level rendah.”

“Apakah itu masalah, Tetua?” tanya Zhang Jian ragu.

“Tidak ada masalah, karena beberapa akar spiritual level rendahmu itu memiliki ikatan dengan elemen tanah. Namun, sangat disayangkan akar spiritual utamamu adalah elemen air yang tidak berguna. Andai itu elemen tanah, maka kau akan menjadi murid inti dan mendapat akses ke tehnik tingkat Surgawi.” Tetua Hua Dao tidak menjelaskan tehnik Tombak tingkat Surgawi apa yang akan ia dapatkan jika menjadi murid inti Puncak Matahari.

Zhang Jian langsung menangkupkan tinju, membungkuk hormat. “Terima kasih, Tetua.”

“Jangan berterima kasih dulu. Tehnik Tombak Dewa Bumi tidak mudah dikuasai,” sahut Tetua Hua Dao.

Tak lama kemudian, mereka sampai di  lapangan latihan kecil di sisi timur Puncak Matahari.

Tetua Hua Dao meraih tombak panjang perak Zhang Jian. 

“Tahap pertama Tehnik Tombak Dewa Bumi bernama Langkah Menggetarkan Gunung. Ini gerakan pembuka yang bisa meruntuhkan posisi lawan sekaligus menghancurkan tanah di sekitarnya.”

Dia mulai memperagakan gerakan itu. Langkah kuda-kuda kuat, diikuti dengan hembusan Qi dari Dantian ke ujung tombak. Begitu tombak ditusukkan ke depan, tanah di bawah kaki Hua Dao langsung retak membentuk garis patahan kecil.

Zhang Jian terpana. Serangan itu hanya tahap pertama tapi sudah sangat kuat?

“Rahasia teknik ini adalah mengalirkan Qi seperti akar yang masuk ke tanah, lalu memusatkannya di ujung tombak sebelum dilepaskan dalam satu hentakan. Butuh fokus, kontrol Qi, dan kekuatan fisik yang stabil,” kata Tetua Hua Dao.

Dia menghentikan demonstrasi dan menyerahkan tombak di tangannya ke Zhang Jian. “Coba kau ulangi. Ingat, jangan memaksakan diri. Rasakan aliran tanah di sekitarmu. Biarkan tubuhmu menyatu dengannya.”

Zhang Jian menerima tombak itu. Berat. Keseimbangannya berbeda dari senjata lain yang pernah ia coba. Tapi hatinya tidak gentar. Dia berdiri, menarik napas panjang, dan mulai menirukan gerakan Tetua Hua Dao.

Langkah pertama masih kaku. Aliran Qi belum stabil dan tidak ada efek penghancur saat Tombak ditusukkan ke depan.

Tetua Hua Dao hanya mengangguk tipis. “Itu saja cukup untuk hari ini. Jika kau sudah menguasai tahap pertama, cari aku lagi di aula utama.”

Zhang Jian menangkupkan tinju. “Terimakasih Tetua atas bimbingannya”

Tetua Hua Dao hanya melambaikan tangan sambil berjalan menuju aula utama. Dibenaknya, murid luar butuh waktu paling cepat tiga bulan untuk menguasai tahap pertama tehnik Tombak Dewa Bumi itu. Berarti dalam kurun waktu itu, Zhang Jian tidak akan datang lagi untuk mengusik waktu luangnya.

Yang membuatnya memilih Puncak Matahari adalah karena jarang murid yang menggunakan senjata jenis Tombak, sehingga ia bisa menikmati waktu luang dan upahnya terus mengalir ke kantongnya. 

...***...

Seminggu kemudian, Zhang Jian terus berkultivasi tehnik Tombak Dewa Bumi tahap pertama. Dengan kecerdasan diatas rata-rata karena sudah dididik dari kecil oleh kalangan cendekiawan istana, ia akhirnya memahami tahap pertama tehnik Tombak Dewa Bumi.

Agar mendapatkan Qi yang semirip mungkin dengan elemen tanah, ia menggabungkan elemen lumpur, elemen pasir, elemen tanaman merambat.

Dia kemudian meraih gagang Tombak yang tergeletak di sebelahnya, lalu mengalirkan Qi ke bilah Tombak tersebut. 

Dalam sekejap mata, bilah Tombak keperakan itu mengeluarkan sinar hijau bercampur hitam yang merupakan warna dari Qi elemen tanaman merambat, elemen lumpur, dan elemen pasir.

Zhang Jian berjalan keluar goa batu, lalu memperagakan tahap pertama tehnik Tombak Dewa Bumi. 

“Langkah Menggetarkan Gunung!” 

Permukaan tanah bergetar hebat, Tombak kelas tinggi Zhang Jian menusuk ke arah depan. Pohon besar di hadapannya langsung berlubang menganga lebar, sesaat kemudian tumbang karena batangnya yang berlubang tak kuat lagi menahan beban berat bagian atas pohon tersebut.

“Hebat sekali,” gumamnya takjub dengan tahap pertama tehnik Tombak Dewa Bumi tersebut.

Bagaimana jika ia menguasai seluruh tehnik tingkat tinggi itu? Mungkin ia akan menjadi salah satu murid Ranah Jin Dan terkuat.

“Pangeraaaaan!”

Lu Han berlari tergesa-gesa, nafasnya bahkan tak beraturan dan wajahnya terlihat pucat.

“Ada apa?” Zhang Jian mengerutkan kening dan merasa hal buruk mungkin menimpa anggota faksi Kerajaan Naga Agungnya.

“Senior Zhang Fei dipukuli oleh anggota faksi Li Mu saat ia turun ke bengkel pandai besi untuk membeli Pedang,” lapor Lu Han.

Zhang Jian tidak menyangka anggota faksi Li Mu sangat pendendam, padahal ia hanya memalak Batu Spritual yang mereka ambil dari murid-murid baru. Bahkan Li Feng sampai mencoba menggagalkan dirinya menjalankan misi keluar Sekte.

“Bagaimana keadaan Zhang Fei sekarang?” tanya Zhang Jian yang memutuskan akan melunasi hutang janjinya pada Li Feng.

Dia mengatakan pada Li Feng akan mendatangi Puncak Penjinak Monster setelah mencapai Ranah Jin Dan, tetapi hutang janji itu belum terlaksana karena ia fokus berlatih tehnik Tombak Dewa Bumi tahap pertama.

“Murid di bengkel pandai besi membawa senior Zhang Fei ke aula obat, katanya tabib sudah merawatnya tapi ia belum sadarkan diri sehingga harus menginap di aula obat untuk sementara waktu,” sahut Lu Han.

“Baiklah, kamu temani Zhang Fei di sana, aku akan mencari pelaku yang menyerangnya!” seru Zhang Jian. Samar-samar niat membunuh terpancar dari tatapannya.

Andai pertarungan hidup mati dibolehkan di Sekte Kunlun, maka ia akan melenyapkan Li Feng dan rekan-rekannya.

“Pangeran?”

Lu Han menjadi khawatir karena tatapan tajam Zhang Jian terlihat sangat mengerikan. Zhang Jian terlihat seperti dua orang yang berbeda, saat ini terlihat seperti seorang tiran yang akan menindas siapa saja yang mengusiknya. 

Zhang Jian tiba-tiba tersenyum dan menampakkan ekspresi wajah seorang yang baik hati, sosok yang selalu menjadi benteng bagi orang-orang lemah. 

Swooshh!

Tiba-tiba Zhang Jian melesat cepat menuruni Puncak Matahari.

Lu Han terkejut melihatnya. “Mungkinkah Pangeran Zhang Jian sudah menguasai tehnik tingkat tingginya?”

Semua anggota faksi Kerajaan Naga Agung sudah mengetahui Zhang Jian menukarkan Poin Sekte dengan tehnik tingkat tinggi setelah selesai menjalankan misi. Namun, yang sungguh tidak terduga adalah sang pangeran menguasainya hanya dalam kurun waktu seminggu saja.

“Dia sebenarnya seorang jenius,” gumam Lu Han dengan mata berbinar-binar. Keputusannya untuk menjadi kaki tangan Zhang Jian memang tepat sekali, ia yakin di masa depan—Zhang Jian pasti akan sekuat murid-murid inti, bahkan mungkin akan setara murid langsung Ketua Sekte.

Lu Han tiba-tiba teringat dengan tugas khusus yang diperintahkan oleh Pangeran Zhang Jian padanya. Dia segera berlari menuruni tangga Puncak Matahari menuju aula obat.

1
sibaweh abduh
baik sekali
Sarip Hidayat
waah
Purnama Servis Kamera Demak
Bagus zhang jian on proses menuju kultivator hebat.
angin kelana
mau duel seru malah habisss,di pantengin up nya lg thorr...
angin kelana
latihan yg giat gak di bully musuh😂
angin kelana
ketahuan jg ternyata orda pelakunya...lanjut bang..
Ferry Zhou
lanjut ngab
Luthfi Afifzaidan
lg up
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
lg
sangtaipan
kerenn
Buang Sengketa
Excellent
Wardi's
luarrr biasaaa
Arsyad Jabar
bantai
y@y@
licik jg😂🤣😂🤣
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
Hana Aini
Selalu suka karya2 bang Regar,selalu beda alur cerita dengan yang lain,ringan,dengan bahasa yang mudah difahami..konflik tidak bertele2..semangat nulis terus,semoga sampai tamat ya bang
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!