Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyerbu Puncak Penjinak Monster
Tanpa basa-basi, Zhang Jian langsung menaiki Puncak Penjinak Monster sehingga murid-murid di sana heran melihat kedatangannya.
Beberapa murid Penjinak Monster akhirnya menyadari siapa murid Puncak Matahari yang menenteng Tombak tersebut. “Kenapa Pangeran pembuat onar itu ke sini? Apakah ia memiliki konflik dengan faksi Puncak kita?”
Murid Ranah Jin Dan Tingkat Satu bertubuh gemuk menyahut, “Li Bing dari faksi Li Mu menghajar hingga babak belur murid baru Puncak Matahari. Mungkinkah murid yang dipukulinya itu teman Zhang Jian?”
“Tapi aku cukup kagum dengan Zhang Jian karena berani menyerbu Puncak Penjinak Monster sendirian,” sahut yang lain.
Anggota faksi terkuat dari puncak lain saja tidak berani menyerbu ke sini sendirian, karena sudah pasti yang akan ia hadapi seluruh Faksi yang ada di Puncak Penjinak Monster. Semua faksi akan bersatu menjaga nama baik Puncak mereka agar tidak dianggap hina, karena tidak mampu menghadapi serbuan seorang murid dari Puncak lain. Namun, jika perkelahian terjadi di lembah Kunlun, maka itu akan dianggap perkelahian biasa saja.
“Baiklah, aku akan melaporkan kedatangan Pangeran pembuat onar itu ke seniorku!” seru murid bertuhan gemuk langsung lari ke goa batunya.
Yang lain juga pergi ke goa batu masing-masing melaporkan kedatangan Zhang Jian pada senior mereka.
...***...
“Wow, siapa yang datang meminta dipukuli ini?” Li Bing mengejek Zhang Jian sambil menyeringai lebar.
Rekan-rekannya langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka tidak menyangka Zhang Jian akan segera datang ke goa batu faksi Li Mu setelah Li Bing memukuli Zhang Fei hingga babak belur dan jatuh pingsan.
“Hei, Pangeran manja … apa kau merindukan pukulan dari senior Li Feng? Sekarang senior sudah mencapai Ranah Jin Dan Tingkat Sembilan.”
“Kalau mau lari, lari saja sebelum terlambat. Dari pada nanti lari terbirit-birit ha-ha-ha ….”
“Atau … kau mau seperti Zhang … ah, Zhang apa ya, nama murid lemah yang kupukuli tadi itu?” Li Bing berpura-pura lupa nama Zhang Fei.
Rekan-rekan Li Bing tertawa terbahak-bahak, tetapi dalam sekejap tawa mereka langsung sirna karena Zhang Jian menghilang dari pandangan mereka.
“Ke mana dia?”
Monster Beruang Li Bing tiba-tiba meninju bayangan tubuh Li Bing.
Dari bayangan tubuhnya itu tiba-tiba melesat Tombak berwarna perak yang langsung menusuk dada Monster Beruang tersebut.
“Sial! Berani sekali kau melukai monsterku!” Li Bing meraung keras sambil menghunus pedang dan menebas bayangan tubuhnya. Namun, tanaman merambat tiba-tiba melilit kedua pergelangan tangannya, sehingga ia tidak bisa mengayunkan pedang.
Zhang Jian perlahan-lahan muncul dari bayangan tubuh Li Bing. Ekspresi wajahnya dingin, tanpa mengucapkan sepatah katapun tinjunya langsung melesat ke wajah Li Bing.
Rekan-rekan Li Bing tidak menyangka Zhang Jian akan menggunakan trik licik menyerang Li Bing.
“Pantas saja kau dijuluki sebagai Pangeran pembuat onar, selain mengandalkan kekuatan Cincin Naga Langit, kau juga tidak malu menggunakan trik licik!” cibir rekan Li Bing sembari melesat ke arah Zhang Jian.
“Hati-hati! Dia bisa menggunakan elemen ilusi!” seru murid bertubuh kurus berambut keriting.
Monster-monster mereka berpencar saat melesat ke arah Zhang Jian agar Zhang Jian tidak bisa melarikan diri, sebab monster-monster itu bisa mencium bau badan manusia walaupun sudah menggunakan elemen ilusi.
“Belum waktunya giliran kalian!” cibir Zhang Jian.
Tanaman merambat menjalar cepat yang langsung bercabang-cabang ke segala arah dan langsung melilit monster-monster yang melesat ke arahnya.
Rekan-rekan Li Bing menggunakan Qi memotong tanaman merambat itu, tetapi tanaman merambat tersebut tidak mudah dipotong sebab basis Kultivasi Zhang Jian lebih kuat dari mereka.
“Cepat panggil senior Li Feng!” Li Bing yang dipukuli oleh Zhang Jian hingga wajahnya membengkak sebesar Bakpao berteriak putus asa.
Salah satu rekan Li Bing langsung berlari ke dalam goa batu sambil berteriak keras Zhang Jian menyerbu ke goa batu mereka.
“Berhentiiiiiiiiiii!”
Li Feng meraung keras, niat membunuh terpancar dari sorot tajam matanya.
“Kau kejam sekali Zhang Jian! Apa kau tidak takut dihukum oleh Tetua Puncak Penjinak Monster?”
Dia belum mengetahui alasan Zhang Jian menghajar Li Bing hingga babak belur begitu, karena mereka tidak memberitahunya kalau Li Bing lebih dulu memukuli Zhang Fei di depan aula bengkel pandai besi.
Zhang Jian melayangkan tinju terakhir yang membuat Li Bing kehilangan kesadaran, kemudian ia menoleh ke arah Li Feng. “Bukankah sudah kukatakan, jika ada orang-orangku yang kalian sentuh maka kalian semua juga akan mendapatkan balasan yang jauh lebih menyakitkan.”
Ucapannya itu bukan sekedar ancaman saja, ia sudah membuktikannya dengan membunuh hewan kontrak Li Bing. Dengan demikian, maka Li Bing tidak akan bisa melakukan kontrak jiwa lagi dengan monster lain.
Penjinak Monster hanya bisa melakukan kontrak jiwa dengan Monster sekali saja, kecuali mereka mencapai Ranah Cheng Zhen. Namun, murid yang kehilangan hewan kontrak sumberdaya untuknya akan dikurangi dan jika mereka murid inti akan diturunkan menjadi murid luar, sehingga sangat sulit untuk mencapai Ranah Cheng Zhen agar bisa membuat kontrak jiwa lagi dengan monster lain.
“Kau!” Li Feng menggertakkan gigi, marah dengan jawaban Zhang Jian. “Baiklah, mari kita selesaikan dendam lama dan baru saat ini. Aku akan membuatmu menyadari kerasnya dunia Kultivasi itu!”
Qi yang sangat kuat merembes dari tubuhnya, ia kini jauh lebih kuat dari saat terakhir kali melawan Zhang Jian dipertarungan di atas rakit bambu.
Senior-senior faksi Li Mu juga membantu Li Feng melawan Zhang Jian.
Sejak Zhang Jian melangkahkan kaki ke Puncak Penjinak Monster, lawannya bukan lagi Faksi Li Mu saja—kini ia sudah menjadi musuh seluruh Puncak Penjinak Monster.
Satu-persatu murid-murid Puncak Penjinak Monster berdatangan ke goa batu faksi Li Mu, sehingga dalam waktu singkat sudah ratusan orang mengepung Zhang Jian.
“Serangan Qi akan dilenyapkan oleh Cincin Naga Langit, gunakan serangan fisik melawannya!” seru Li Feng membocorkan kelemahan Zhang Jian.
Raut wajah Zhang Jian setenang air danau, tetapi detak jantungnya langsung berdebar kencang. Dia merasa keputusannya terlalu terburu-buru menyerbu Puncak Matahari dan tidak menyangka semua murid Puncak Penjinak Monster akan datang melawannya.
Zhang Jian menggenggam erat gagang tombaknya. “Siapapun yang ingin monsternya mati, ayo maju sini!”
“Jangan takut! Dia hanya menakut-nakuti kalian saja!” seru Li Feng menyeringai lebar.
Kemenangan sudah pasti ada di pihaknya, apalagi beberapa murid inti juga ikut membantu. Zhang Jian sudah ditakdirkan hancur di Puncak Penjinak Monster, kesombongannya karena memiliki harta Karun Kerajaan akan sirna—karena penangkal Cincin Naga Langit itu adalah kekuatan fisik monster.
“Hancurkan Pangeran manja itu, Hitam!” seru Li Feng pada monster Harimau Hitam miliknya.
Monster Harimau Hitam langsung melesat lebih dulu ke arah Zhang Jian, kemudian berbagai macam monster ikut berhamburan ke arah Zhang Jian. Mereka seperti sedang berebut makanan saja.
“Sialan kau Li Feng, aku akan mematahkan seluruh gigimu!” gerutu Zhang Jian.
Bukan hanya monster darat, monster jenis burung juga terbang di atas sambil menjatuhkan batu-batu besar.