NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:444
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH NENEK

"Bulan ayo!kamu lama banget dari tadi gak siap-siap di kamarnya!" Omel Tari masuk ke kamar Bulan yang sedari tadi tidak keluar juga dari kamarnya.

"Bentar Bu" Ujar Bulan sambil memakai tas selempangnya.

"Dari tadi Ibu tungguin lama banget. Ayo kita pergi!" Ujar Tari lalu keluar dari kamar diikuti Bulan yang terlihat malas.

Tari mengambil tas yang diletakkannya di atas meja makan tadi, memastikan tidak ada yang terlupa, lalu berjalan keluar rumah, tidak lupa dia menyuruh Bulan untuk menyalakan lampu teras mereka.

Begitu tiba di luar Bulan mengunci pintu rumahnya. Berjalan membuka pagar agar Tari bisa mengeluarkan mobilnya, lalu dia kembali mengunci pagar begitu mobilnya keluar.

"Kamu kenapa sih cemberut terus mukanya?senyum dikit kenapa sih" Ujar Tari pada Bulan yang duduk disebelahnya dengan wajah cemberut.

Tari yang sedang mengendarai mobil melirik Bulan ketika di rumah tadi Tari sudah memperhatikan Bulan yang terlihat enggan begitu dia mengajaknya untuk pergi ke rumah Neneknya, Ibu dari mendiang ayahnya. Meskipun Suaminya sudah meninggal Tari sampai sekarang masih berusaha berhubungan baik dengan keluarga suaminya, karena mau bagaimanapun Tari sudah menjadi bagian dari keluarga suaminya dan Tari juga punya Bulan yang merupakan darah daging suaminya.

"Kita ngapain sih Bu ke rumah nenek?" Bulan menatap Tari yang sedang memperhatikan jalan di depannya, "Bulan sih gakpapa kalau cuma ketemu nenek, tapi masalahnya disana juga ada tante sama om, Bulan males Bu" Ujar Bulan. Selama ini Bulan memang tidak menyukai saudara kandung dari ayahnya karena mereka selalu berlaku tidak baik kepada Ibunya.

"Kamu gak boleh gitu, itu kan saudaranya Ayah mau mereka sejahat apapun mereka tetap keluarga kita" Ujar Tari dengan suara lembutnya

"Bulan tau Bu. Kita anggap mereka keluarga, tapi mereka anggap kita keluarga gak selama ini?"

"Mau mereka anggap kita keluarga atau gak itu urusan mereka yang penting kita jangan sampai seperti mereka lagian tujuan kita datang ke sana kan untuk ketemu nenek. Kita cukup fokus sama nenek aja."

Bulan menghela nafasnya kasar, dia tidak menjawab Tari. Bulan diam menatap keluar kaca dengan wajah yang ditekuk. Tari juga menghela nafasnya melirik Bulan yang memalingkan wajahnya melihat keluar kaca.

***

"Apa kabar Mah?" Sapa Tari, lalu cepika-cepiki dengan Rose ibu mertuanya. Bulan yang di dekat Tari ikut cepika-cepiki dengan neneknya itu.

"Ih cucu nenek makin cantik aja" Goda Rose sambil memegang pipi Bulan dengan kedua tangannya. Bulan tersenyum, "Cucu siapa dulu Nek" Ujarnya.

Rose tertawa kecil melihat cucunya itu. Satu-satunya keturunan dari anaknya yang sudah tiada. Bulan sangat mirip dengan Ayahnya, selalu tersenyum dan ceria, "Kamu mirip sekali dengan Ayahmu, setiap kali nenek lihat kamu, nenek selalu bisa melihat Ayahmu didalam diri kamu. Sering-sering dateng ke rumah nenek ya" Ujar Rose tersenyum bahagia menatap Bulan, cucu kesayangannya.

Bulan tersenyum, "Bulan laper nih Nek, Nenek masak apa?" Tanyanya

"Ayo makan, nenek udah masak banyak makanan enak untuk kamu" Rose mengajak Bulan untuk pergi ke ruang makan. Bulan menggandeng lengan neneknya, sedangkan dibelakangnya Tari mengikuti dengan senyum kecil diwajahnya melihat kedekatan Bulan dengan Rose. "Mas kata Mamah Bulan mirip kamu, tapi iya sih emang mirip banget dari senyumnya, cerianya semuanya mirip kamu. Bulan itu kamu versi perempuan tau, seharusnya kamu ada disini sekarang melihat Bulan bareng aku, tapi gakpapa aku percaya kamu selalu perhatiin kita berdua dari sana" Batin Tari.

.

.

.

"Makan yang banyak, nenek sudah masak yang banyak buat kamu" Ujar Rose pada Bulan yang sedang menyendokan nasi di piringnya.

"Nenek tenang aja tadi Bulan udah sengaja gak makan dari rumah supaya bisa makan yang banyak" Ujarnya. Tari dan Rose yang ada di meja makan bersamanya tersenyum mendengarnya.

"Ibu masak sendiri ini semuanya Bu?" Tanya Tari melihat banyak makanan yang sudah tersaji di meja makan.

"Iya, dibantu juga sama si Rini tadi" Ujar Rose. Rini adalah orang yang sudah lama bekerja dengan Rose membantu Rose mengurus rumah.

"Mah maaf ya kita telat tadi kejebak macet di jalan soalnya Mah" Ujar Febby anak kedua Rose yang baru saja memasuki ruang makan bersama Gerdy suaminya dan juga anaknya yang masih berumur 6 tahun.

"Gakpapa, udah duduk ayo makan" Ujar Rose, Febby dan Gerdy pun ikut duduk bergabung dengan mereka di meja makan.

Tari tersenyum menyapa Febby dan Gerdy, tapi sayangnya senyumnya hanya dibalas dengan wajah datar oleh Febby dan Gerdy. Sedangkan Bulan yang sedang makan, tak berniat sedikitpun menyapa bahkan melihat Tante dan Om nya itu, dia hanya sibuk dengan makanannya.

"Kakak Ulan" Panggil Naina gadis kecil berumur 6 tahun itu menyapa Bulan dengan senyum manisnya.

"Hai Naina yang cantik" Sapa Bulan balik dengan senyum ramah di wajahnya, "Kamu sudah makan belum?" Tanyanya. Naina menggelengkan kepalanya. "Duduk disini makan bareng kakak" Ujar Bulan sambil menepuk bangku kosong di sampingnya. Naina dengan semangat ingin berpindah duduk ke tempat Bulan, tapi dia tiba-tiba berhenti karena ditahan oleh Ibunya, "Duduk disini aja!" Kata Febby pada anaknya itu. Naina pun kembali duduk.

Bulan yang melihat itu melirik sinis Febby dan kembali melanjutkan makannya.

"Kamu ngapain masih datang ke sini?" Sinis Febby pada Tari yang sedari tadi diam saja. "Mau cari muka sama Mamah saya?" Ujarnya lagi dengan nada menuduh.

Tari menelan makanan yang sedang dikunyahnya, "Saya ke sini karena diundang sama Mamah memang saya salah kalau mau melihat Mamah?" Ujar Tari pada Febby yang melihatnya dengan tatapan tidak suka.

"Alah!kamu kan dateng karena takut nanti anak kamu itu tidak dapat warisan dari Mamah saya, kamu kan cuma mengincar uang Mamah saya!"

Tari menarik nafasnya berusaha menahan emosinya agar tidak terpancing dengan omongan adik iparnya itu, "Terserah kamu mau berpikir seperti apa." Katanya.

Bulan yang sedang makan berusaha tetap diam, menahan rasa kesalnya mendengar perkataan Febby. Inilah alasan Bulan malas datang ke rumah neneknya karena jika datang ke sini, Bulan akan selalu mendengar Ibunya yang selalu dituduh yang tidak-tidak oleh Tantenya itu.

"Jaga bicara kamu Febby!kamu tidak menghargai Mamah yang ada disini?" Ujar Rose menghentikan anaknya itu, "Mamah yang mengundang Tari datang ke sini, jadi kamu jangan bicara yang aneh-aneh sama dia!Tari juga anak Mamah, istrinya abang kamu jadi kamu harus sopan sama dia Febby!" Ujar rose dengan tegas

Suasana di meja makan berubah menjadi tegang karena pembicaraan yang dimulai oleh Febby.

"Sudah, sekarang kita makan jangan ada yang bicara lagi!" Ujar Rose.

Gerdy yang duduk disamping istrinya, menahan istrinya agar tidak membuat suasana semakin tidak nyaman. Febby dengan raut wajah tidak senangnya pun diam dan mengikuti apa kata ibunya. Suasana di meja makan pun kembali hening hanya suara alat makan yang sesekali beradu dengan piring yang terdengar, semua orang yang ada di meja memilih makan dalam diam.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!