Novel keenam❤️
Tanpa kabar dan berpamitan, Lyra, tiba-tiba ditinggalkan kedua orang tua angkatnya yang membuatnya tak memiliki tempat tinggal dan sepeserpun uang untuk melanjutkan hidupnya di kota besar. Akibatnya ia juga terancam tak bisa melanjutkan kuliahnya yang tinggal beberapa bulan lagi.
Saat pikirannya buntu tak tahu harus bagaimana, sebuah solusi datang kepadanya. Karena tak punya pilihan lain, Lyra terpaksa mengambil jalan pintas itu. Jalan pintas yang mempertemukannya dengan seorang pria kaya raya bernama Zach.
Setelah menghabiskan satu malam yang panas bersama Lyra, Zach seakan tak bisa lepas dari pesona seorang Lyra. Sang konglomerat yang masih memiliki istri dan juga seorang anak perempuan itu pun menjadikan Lyra sebagai wanita rahasianya.
Bagaimana kisahnya? Apakah Zach hanya menjadikan Lyra gadis pemuas untuknya, ataukah pada akhirnya Lyra akan menjadi istri sah dari Zachery Khaled Ivander?
Unofficial Sound Track: Usher-Daddy's Home
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27: Cerai
"Tidak ku sangka dia akhirnya ada di posisi ini." Tetiba Jason sudah berdiri di samping Lyra. Gadis itu melihat Jason tersenyum bangga seraya menatap Zachery yang sedang menyampaikan sepatah dua patah katanya di atas panggung.
"Anda sudah memperkirakannya?" tanya Lyra penasaran. Pria itu terlihat berlapang dada dengan keputusan sang kakek, malah ia nampak bahagia.
Ia mengangguk. "Dia orang yang tepat untuk menggantikan kakek."
"Tapi kenapa? Anda adalah cucu Pak Emran, seharusnya anda yang lebih berhak menggantikannya. Anda tidak marah?"
"Perusahaan tidak seperti mona rki yang harus dilanjutkan oleh keturunannya. Zach sudah ada di dunia bisnis bahkan sejak dia baru lulus SMA. Dia lebih paham tentang semua ini daripada saya " ujarnya santai.
"Apa anda sangat mengenalnya?" tanya Lyra masih begitu penasaran pada hubungan Zachery dan pria yang berdiri di sampingnya ini.
"Saya dan Zach teman dekat. Setidaknya dulu sewaktu kami masih SMA, sampai akhirnya dia harus menikah saat kami masih kuliah. Sesudah itu dia berubah menjadi dingin dan semua hidupnya dia abdikan untuk perusahaan ayah sambungnya." Jason tertawa getir, masih menatap sahabatnya itu. "Dia tak seperti saya yang suka memberontak. Kalau saya jadi dia, saya akan menolak saat harus menikahi kakak ipar saya sendiri. Tapi Zach terlalu baik."
Lyra tak menyangka akan mengetahui hal seperti ini tentang Zachery.
"By the way, saya Jason. Daripada dikenal sebagai cucu Emran Hartono, saya lebih suka dikenal sebagai dokter yang suka berpetualang. Senang bisa berkenalan dengan kamu, Lyra," ujarnya seraya tersenyum menatap Lyra.
"Anda tahu nama saya?" Lyra keheranan sendiri.
"Saya tahu dari sekretaris kakek..."
Tiba-tiba ponsel Lyra bergetar dan ia segera mengangkatnya, tidak menghiraukan Jason.
"Iya, Pak." Lyra melihat Zachery sudah turun panggung. Ponsel menempel di telinganya, menatap ke arah Lyra dengan tajamnya.
"Aku ingin kamu pulang sekarang," titahnya dingin di sambungan telepon.
"Tapi bagaimana dengan... "
"Felix sudah tiba. Tugasmu sudah selesai. Pulanglah bersama Abdul sekarang juga. Aku tidak ingin kamu berkeliaran bersama pria lain. Kamu paham, Baby?"
Zachery sedang marah. Lyra bisa melihat dan mendengar dari suaranya. Sikap posesifnya juga muncul karena nama panggilan itu muncul darinya, padahal mereka sedang berada di acara kantor seperti ini.
Lyra menatap ke arah Jason yang masih ada di sampingnya. Zachery pasti melihatnya bersama Jason dan dia tak menyukainya. "Baik," ucapnya patuh, Lyra tak ingin membuat pria itu lebih emosi lagi.
"Kamu tahu yang harus kamu lakukan nanti saat aku pulang? Jangan menghindar dari hukumanmu," tegasnya.
Tubuh Lyra bereaksi. Ia merasakan sesuatu pada inti tubuhnya karena kata-kata Zachery. "Baik," sahutnya lagi seraya mengangguk patuh. Dilihatnya Zachery menjauhkan ponselnya dan mulai bergabung lagi dengan para petinggi perusahaan yang lain.
"Saya permisi, Pak Jason. Senang bertemu dengan anda dan terimakasih sudah mengobati luka saya." Lyra membungkuk dan mulai melangkah pergi.
"Tunggu." Jason menahannya. "Boleh saya minta nomormu, Lyra?"
Lyra tersenyum ke arah Jason seraya menggelengkan kepalanya pelan. "Maafkan saya." Kemudian melangkah kembali menuju pintu keluar.
Di sisi lain, Zachery bersama seluruh keluarganya berkumpul di sebuah ruangan setelah acara selesai.
"Sesuai perkiraan, Pak Emran menyerahkan perusahaannya padamu, Zach. Perusahaan kita menjadi semakin besar lagi. Kerja bagus, Zach!" puji Wishnu dengan bangganya.
"Terima kasih, Pah," sahut Zachery tenang.
"Itu artinya uang belanjaku dan Rachel akan bertambah. Bukankah begitu, Sayang?" ujar Rosalie tak kalah semangatnya dengan sang ayah. Ia melingkarkan tangannya di lengan Zach.
"Kita harus keliling dunia dan pergi ke tempat-tempat paling mahal di seluruh dunia. Kita bantu Daddy habiskan uangnya yang semakin banyak!" Rachel pun ikut bersemangat. "Daddy akan mengabulkannya, 'kan?" Rachel bergabung di lengan Zachery yang lain.
"Tentu. Itu bukan hal yang sulit," ujar Zachery dengan santainya. "Namun ada hal yang harus aku katakan."
"Apa itu, Dad?" tanya Rachel yang masih memeluk lengan Zachery dengan eratnya dan menekankan dadanya pada lengan Zachery. Ia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berbuat lebih jauh di depan keluarganya itu.
Zachery melepaskan pelan kedua lengannya dari Rosalie dan Rachel. "Felix," panggilnya seraya duduk bersama sang ayah dan ayah mertuanya.
"Silahkan, Pak." Felix memberikan sebuah map kepada Zachery.
"Apa itu, Zach?" tanya Khaled penasaran.
Zachery menatap Khaled penuh arti, lalu tatapannya tertuju pada Wishnu. "Saya mohon anda untuk melihat ini, Pah," pinta Zachery kepada ayah mertuanya.
Wishnu pun membukanya dan ia terkejut bukan main. "Apa-apaan ini, Zach?!"
Khaled dan yang lainnya begitu penasaran, mereka bertanya-tanya mengapa ekspresi Wishnu begitu marah.
"Saya ingin bercerai dari Rosalie," tegas Zachery.
"Apa?!" ucap Khaled, Rosalie, dan Rachel hampir bersamaan.
Zachery menatap ke arah sang istri. "Kamu tidak salah mendengar, Rose. Aku ingin kita bercerai."
"Zach, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Khaled keheranan. Selama ini Zachery tak pernah sekalipun mengeluh dengan pernikahan ini, sekalipun Khaled tahu pernikahan putra sambungnya itu tidak terlalu harmonis, tapi Zachery tak pernah mengajukan sendiri kata cerai dari bibirnya.
Wishnu pun meradang. Ia berdiri dan telunjuknya mengarah pada Zach. "Kamu ingin menguasai Hartono Group sendirian?! Itu maksudmu mengajukan perceraian ini, hah?! Bagaimana dengan perusahaanku yang sudah kamu akuisisi? Aku tidak akan membiarkannya, Zach! Sudah ku katakan perceraianmu dan Rosalie adalah satu hal yang tidak akan pernah terjadi!" Wishnu begitu berang.
"Silahkan anda telaah lagi pengajuan cerai itu. Tidak akan ada yang berubah dalam bisnis kita. Aku hanya ingin merubah statusku dan Rosalie saja," terang Zach dengan tenangnya.
Wishnu pun melihat kembali ke dokumen yang sedang digenggamnya dengan lebih seksama. Ia melihat yang Zachery katakan memang benar. Vander Enterprise dan juga Wishnutama Group tidak akan terdampak dengan perceraian ini. Malah Zachery akan memberikan beberapa anak perusahaan Hartono Group yang bergerak di bidang yang sama untuk dikelola langsung oleh Wishnu.
"Jangan bilang Papa menyetujui perceraian ini!" Rosalie melihat ekspresi sang ayah yang kini tersenyum melihat dokumen perceraian itu.
"Kamu tidak akan dirugikan, Rose. Zach akan tetap memberimu uang yang sangat banyak setiap bulannya." Wishnu kini menyetujui perceraian itu.
"Tapi aku akan menjanda lagi, Pah! Aku tidak mau! Aku ingin tetap menjadi istri dari Presiden Direktur Vander Enterprise dan Hartono Group!" tegas Rosalie tak terima.
"Mom, aku setuju Mommy dan Daddy cerai."
Sontak semua orang menatap ke arah Rachel. Perceraian adalah topik yang beberapa kali muncul ketika dirinya masih sangat muda. Namun Rachel selalu jadi orang pertama dan paling lantang untuk menentangnya. Namun kali ini dengan santainya ia mengatakan setuju untuk keduanya bercerai.
"Rachel!" Rosalie semakin tak terima sang putri tak berada di pihaknya.
"Mom, lagipula selama ini Mommy dan Daddy tak pernah saling mencintai. Tidur tak pernah sekamar. Jadi ya buat apa juga kalian masih tetap menikah. Yang penting Daddy tetap membiayai kebutuhan kita, dan bisnis Kakek tetap berjalan. Iya 'kan?" ujar Rachel dengan santainya. Tentu ia akan sangat senang jika Zachery bercerai dengan sang ibu. Itu akan menjadi kesempatan baginya untuk mendapatkan ayah sambungnya itu.
"Aku tidak akan memaksa Rosalie untuk memutuskannya sekarang. Tapi aku menunggu kabar secepatnya," pungkas Zachery. "Saya harap anda bisa membujuk putri anda untuk menyetujuinya, sebelum saya berubah pikiran dan melakukan sesuatu yang tidak dapat anda duga sebelumnya." Kini kekuasaannya semakin besar. Bahkan Zachery berani untuk mengatakan ancaman itu pada ayah mertuanya.
Zachery pun pamit undur diri. Ia sangat yakin Wishnu akan membuat Rosalie setuju untuk bercerai. Zachery tahu anak perusahaan Hartono Group yang ia ajukan dalam surat cerai itu sudah menjadi ambisi sang ayah mertua sejak Wishnu mendengar kabar burung bahwa Zachery akan menggantikan Emran sebagai Presiden Direktur Hartono Group.
Di penthouse, Lyra sudah membersihkan dirinya. Ia hapus riasan di wajahnya dan memakai pakaian min im yang Zachery sukai. Karena Jason, kali ini Lyra harus kembali mendapat hukuman dari Zachery. Ia pun menunggu Zachery di sofa ruang tengah.
Tak lama lift terbuka dan Lyra segera menghampiri lift. Namun bukan Zachery yang muncul, melainkan Felix membawa dua buah koper besar di kedua tangannya. Sontak Lyra terkesiap seraya menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dadanya.
"Kamu tidak perlu sekaget itu," ujar Felix dengan wajah robotnya. "Bahkan aku pernah melihatmu tanpa pakaian."
Lyra kesal sekali diingatkan kejadian memalukan saat Felix mengecek keperawanannya. "Bisakah anda melupakan kejadian itu?"
"Aku sudah melupakannya. Kamu pun harus melupakannya karena hal itu bukanlah apa-apa. Hal itu hanya bagian dari tugas yang harus aku kerjakan, tak lebih dari itu."
Lyra pun menurunkan tangannya yang memeluk kedua lengannya. Nampaknya hanya dirinya yang menganggap apa yang terjadi adalah sesuatu yang besar, sedangkan Felix terlihat sangat acuh.
"Bereskan pakaian Pak Zach ke dalam walk in closet," perintahnya, kemudian berjalan kembali menuju lift.
"Kenapa pakaian Pak Zach dibawa kemari?" tanya Lyra.
Felix menjawab saat pintu lift mulai tertutup. "Mulai hari ini Pak Zach akan tinggal di penthouse ini bersamamu."
terima kasih thor..
sadar ga lu hanna..lu cuma wanita panggilan yg celap celup dgn bnyk pria...mau minta tanggung jwb dgn satu pria pilihanmu demi apa?? kamu mau jason jadi tumbalmu...
klo sdh jalang...tetap jalang...hanna..