NovelToon NovelToon
Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Alya, siswi SMA berusia 17 tahun dari keluarga miskin, tak pernah menyangka niat baik menolong pria tak dikenal justru membuatnya dituduh berzina oleh warga. Pria itu ternyata kepala sekolahnya sendiri. Reihan, 30 tahun, tampan dan terpandang. Untuk menyelamatkan reputasi, mereka dipaksa menikah dalam kontrak.
Kini, Alya menjalani hidup ganda: murid biasa di siang hari, istri kepala sekolah di balik pintu rumah.
Tapi mungkinkah cinta lahir dari pernikahan yang tak pernah diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Pagi itu sunyi.

Jam dinding berdetak lambat. Udara kamar terasa pengap meski jendela terbuka sedikit. Cahaya matahari yang menyelinap lewat celah tirai hanya menambah perih pada kenyataan yang baru saja terjadi malam tadi.

Perlahan, Alya membuka mata. Tubuhnya terasa berat seperti ditindih dunia. Ia mengerang lirih ketika mencoba menggerakkan kaki. Ada nyeri tajam di pangkal pahanya, menyayat hingga ke dasar perut. Ia menahan napas, tak ingin mengeluarkan suara.

"Aku harus bangun... aku harus ke sekolah..." bisiknya pada diri sendiri, meski tubuhnya menolak.

Dengan susah payah, ia mengangkat tubuhnya dari ranjang. Selimut melorot, memperlihatkan kulit yang memar di beberapa bagian. Perlahan, ia menjulurkan tangan, memungut pakaian yang berserakan di lantai satu per satu. Jemarinya gemetar.

Pandangan matanya tertumbuk pada seprei. Ada noda darah di sana. Kecil, tapi jelas. Bukti bisu dari kesuciannya yang telah direnggut. Tanpa izin.

Alya menutup mulutnya, berusaha menahan suara tangis yang mendesak keluar. Ia berdiri, lalu berjalan tertatih menuju kamar mandi. Setiap langkah adalah siksaan. Air mata tak tertahan lagi saat air membasahi tubuhnya.

Setelah membersihkan diri, Alya mengenakan seragam sekolah. Rambutnya dikuncir sederhana, wajah tanpa bedak, dan mata yang membengkak karena tangis. Ia membuka pintu kamarnya dengan hati-hati, berharap tak harus bertemu siapa-siapa.

Tapi takdir punya rencana lain.

Reihan sedang berdiri di ambang pintu kamarnya sendiri. Mengenakan kemeja hitam yang rapi dan celana bahan. Rambutnya tersisir rapi, wajahnya segar seperti tak terjadi apa-apa. Senyumnya santai. Bahkan menawan. Namun bagi Alya, itu adalah wajah iblis.

Mereka saling bertatapan sejenak.

Reihan melirik ke arah Alya dari ujung kepala hingga kaki. Matanya tajam. Lalu ia bersiul pelan, enteng.

“Pagi-pagi sudah rapi. Mau ke sekolah, sayang?”

Alya menghentikan langkahnya sejenak. Bibirnya gemetar menahan amarah. Tapi ia tidak menjawab. Ia hanya menatap pria itu dengan mata yang nyaris mati, kosong, tanpa rasa.

Lalu ia berjalan melewatinya tanpa sepatah kata pun.

Reihan mengamati punggung gadis itu yang mulai menjauh. Langkah Alya terseok, tubuhnya sedikit membungkuk. Jelas dia masih kesakitan.

Dan Reihan… hanya berdiri di sana. Menyender di kusen pintu sambil menyeringai puas.

"Setidaknya sekarang dia tahu, siapa yang berkuasa di rumah ini," gumamnya pelan.

Alya membuka pintu apartemen, melangkah keluar tanpa menoleh. Di dalam kepalanya, hanya ada satu kalimat yang terus berputar:

"Aku harus kuat... Aku harus bertahan... Atau aku akan hancur sepenuhnya."

...

Langit pagi itu mendung, seolah mencerminkan hati Alya yang kelabu. Ia melangkah pelan keluar dari apartemen, masih dengan langkah tertatih. Setiap gerakan terasa seperti mengoyak luka yang belum mengering.

Namun, ia tak menyadari sepasang mata tengah mengawasinya dari seberang jalan. Sosok itu berdiri dengan tangan menyilang, alis terangkat penuh kecurigaan. Fiona.

“Hah, apartemen elit? si udik?” gumam Fiona tajam, mata menyipit.

 “Jangan bilang dia udah jual diri buat masuk ke situ.”

...

Di sekolah, Alya melangkah pelan menyusuri koridor menuju kelas. Beberapa murid memperhatikannya, tapi ia hanya menunduk, berharap hari itu bisa segera berakhir. Namun takdir selalu kejam padanya.

Langkah kaki berat terdengar di belakangnya. Fiona bersama dua pengikut setianya, Melisa dan Dira, mengikuti di belakangnya dengan gaya angkuh. Suara tumit sepatu mereka menggema keras, mengejek langkah tertatih Alya.

“Eh!”

Lengan Alya dicekal kasar. Tubuhnya diputar paksa.

Fiona berdiri di hadapannya, wajah penuh ejekan.

“Gue tadi liat lo keluar dari apartemen mewah,”

Nada suaranya sinis, penuh tuduhan.

“Apartemen siapa tuh, hah? Lo kan miskin. Makan aja susah. Tiba-tiba bisa tinggal di apartemen elit?”

Alya terdiam. Matanya menatap lantai, wajahnya pucat pasi.

“Jangan-jangan... lo jadi gundik, ya? Jadi simpenan om-om kaya?!” serang Fiona lagi.

Beberapa anak di koridor mulai menoleh, melambatkan langkah, memperhatikan keributan itu.

Fiona melirik ke arah kerah baju Alya yang terbuka sedikit. Tatapannya membulat.

“Eh, bentar. Itu... itu cupang?!”

Tanpa memperdulikan batas pribadi, Fiona langsung menarik kerah seragam Alya. Sontak area leher hingga dada bagian atas terlihat, penuh bekas merah ungu yang Reihan tinggalkan. Luka-luka yang Alya sendiri enggan lihat.

“Guys, LIAT! Ada cupang di sini! Parah banget!”

Fiona tertawa keras, lalu menarik tangan Alya dan menggiringnya ke arah lapangan. Gengnya mengikuti, seperti kawanan pemangsa mengelilingi mangsanya.

...

Tengah Lapangan

“GUYS, KUMPUL! SINI-SINI! LIAT NIH!”

Fiona berteriak lantang di tengah lapangan. Suaranya menggema dan menarik perhatian puluhan siswa.

Alya ditarik paksa ke tengah kerumunan. Wajahnya pucat, kakinya gemetar, dan tangannya mencoba menutup bagian kerah yang tadi terbuka. Tapi sia-sia.

“Nih si udik... si gembel ini, ternyata jadi simpenan om-om! Gue liat dia keluar dari apartemen mewah pagi-pagi!”

Teriakan Fiona mengguncang suasana.

“Nggak! Itu semua nggak benar!” Alya mencoba membela diri, suaranya nyaris tenggelam oleh ejekan.

“Masih nggak mau ngaku? Nih! Liat ini!”

Fiona kembali menarik kerah Alya, memperlihatkan bekas luka merah yang tersebar.

Teriakan, tawa, dan sorakan pecah di udara.

“WOOOH!”

 “GILA NIH ANAK!”

“PANTES MISTERIUS, TAUNYA…”

Suara-suara mencemooh menusuk telinga Alya seperti pisau.

Dan seketika, seorang siswa dari arah belakang datang membawa ember.

“Udah panas nih, dinginin dikit!”

BYUURR!!

Air mengguyur tubuh Alya dari ujung kepala hingga kaki. Seragamnya basah, rambutnya menempel di wajah, dan matanya tak bisa melihat apa pun karena air dan air mata.

Ia berdiri di sana, beku, menggigil.

Namun tidak ada yang perduli, bahkan para guru yang melihat pun hanya berlalu begitu saja. Seolah tak melihat apapun.

...

Dari Tepi Lapangan

Tak jauh dari sana, Kevin duduk bersandar di pagar, mengunyah permen karet, menonton semua kejadian seperti sedang menonton acara favoritnya.

Ia tersenyum miring. “Bagus, makin rusak aja mental bocah itu.”

Teman-teman Kevin tertawa di belakangnya. Salah satunya menepuk pundaknya.

“Lo seneng banget ya liat dia kayak gitu.”

Kevin mendesis pelan. “Dia belum tau aja... ini baru permulaan.”

1
partini
ehhh laki laki ga tegas cuma di ancam di tarik dah loyo melempem,,jangan mempermainkan hubungan itu ga bagus NGAB
Maret x Kakashi
Semangat updatenya , menarik ceritanya 👍
Mamah dini
kayaknya c Reihan agak sakit jiwa deeehhh, tadinya benci Alya e..,.h sekarang jth cinta, TPI.... wajar kali ya , sebab TDI nya menghina duluan sekarang kayak bucin
Mamah dini
aduh yg LGI ke bakar cemburu , sudah mulai jatuh cinta pak Reihan , Alya cantik kan , GK mungkin seorang kepala sekolah sebegitu cemburu nya kalau isrtinya GK menggemaskan
Mamah dini
itu pak Reihan mengakuinya , TPI kenapa bilang Alya jelek berjerawat hitam LGI mungkin selera bp ada di diri Alya ya pak makanya jgn menghina duluan tuh makan omongan sendiri.
Mamah dini
ooh ternyata kepala sekolah Alya telah jatuh cinta kali,, katanya GK selepel ko bisa sekacau itu atau..... ke tagihan ya mau lagi dgn muridmu eh istrimu he he GK salah ni....
Mamah dini
sekolah apa coba , liat murid yg di kerjain gitu masa gurunya GK respon,, ah bener2 sekolah GK punya etika, kalau begitu pindah aja Alya , maksain sekolah di situ juga bikin hatimu GK tenang selalu di pandang rendah ayo Al pindah aja
Mamah dini
katanya GK cinta TPI gampang banget ada desiran aneh nya , gimana sih pa
Mamah dini
kenapa Alya GK pulang aja biar hari itu MH bolos dulu, ya pantes temen2mu bilang ,, TPI benerkan apa yg mereka bilang , ko kmu maksa aja ke kelas walaupun kmu orang miskin katanya kan harus punya harga diri juga al , mampir thor
yumi chan
thor bt aja aliya pergi jauh thor..biarlh aliya mndpt kbbasn...seandsiya slita hlim..pertkn alira di saat dia sukes dn punyk ank2 kmbr..dn bt wnita yg di jdhkn sm reyhan gk bisa hml thor hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!