Sinopsis :
Berlian Puspa Lingga, seorang wanita muda yang mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri karena hubungan toxic dengan mantan tunangannya, Nino Atmaja. Keluarganya merahasiakan tentang masa lalu Berlian untuk melindunginya dari trauma.
Takdir membawa Berlian bertemu dengan Saka Cakra Tama, kakak tiri Nino, pada satu malam yang romantis dan panas. Saka, yang awalnya anti wanita, jatuh cinta dengan Berlian dan berusaha keras untuk memenangkan hatinya. Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan.
Lambat laun, hati Berlian pun tertawan oleh cinta Saka. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Apakah Berlian dapat melupakan masa lalunya dengan Nino dan menerima cinta Saka dengan tulus? Ataukah ingatan tentang Nino akan kembali dan mengubah segalanya?
"Menikahi Kakak Tiri Mantan" adalah cerita tentang cinta, pengorbanan, dan penebusan. Apakah Berlian dan Saka dapat menemukan kebahagiaan bersama ataukah masa lalu akan terus menghantui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 : Memecat Karyawan Centil
"Tidak perlu, Tuan Miko. Saya sudah pesan tiket pesawat pulang ke Indonesia," tolak Intan dengan tegas, tidak ingin memperpanjang perbincangan dengan Miko. "Permisi." Tanpa menunggu jawaban Miko, Intan langsung pergi meninggalkan mall Lingga group, meninggalkan kesan yang mendalam pada Miko.
Miko menatap Intan dengan kagum, "Gadis ini sudah banyak berubah. Dia tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, padahal selama ini banyak gadis muda mendekatiku, tapi dia tidak melakukan itu," batin Miko. Dia kagum pada sikap Intan yang tidak tergoda oleh kekuasaan dan kekayaan.
Intan beberapa minggu lalu membantu karyawan yang menjadi korban manager yang kejam di mall Lingga group. Dia membela karyawan tersebut dan membantu mereka mendapatkan keadilan. Miko yang melihat kejadian itu, merasa kagum pada Intan dan keberaniannya.
Sementara itu, Vito menunjukan file email yang di kirim anak buah mereka. "Kak Miko, lihat!" Vito menunjukan file itu dengan serius. Miko membacanya dengan seksama, dan wajahnya menjadi marah. "Kurang ajar sekali manager itu. Ternyata dia korupsi di mall ini. Urus pemecatannya!" titah Miko dengan nada yang keras.
"Siap, Kak," jawab Vito dengan patuh. Vito langsung mengurus pemecatan manager yang korup itu, sementara Miko masih memikirkan Intan dan sikapnya yang unik.
Intan pergi ke hotel tempatnya menginap, merasa lega karena sudah membantu karyawan yang menjadi korban manager yang kejam. Sore ini dia pulang ke Jakarta dan besoknya bertamu ke rumah Berlian. Dia ada janji dengan Berlian untuk membahas kencan buta dengan Dirli. Dari tiga kakak Berlian, Intan memilih Dirli. Selama sebulan detektif mengamati ketiganya, hanya Dirli yang mendekati tipe Intan.
Pria tidak ambisius terhadap bisnis, bisa melindungi yang lemah dan tidak mudah tergoda pada wanita. Semua itu ada pada Dirli. "Semoga kak Dirli suka padaku?" harapan Intan, sambil membayangkan wajah Dirli yang tampan dan baik hati. Intan berharap bahwa kencan buta ini akan berjalan lancar dan berakhir dengan bahagia.
.
.
.
Selama hamil, Raima pindah ke apartemen. Dia berbohong pada Elsa. Raima bilang dia ada kontrak model selama 10 bulan di Amerika, karena takut kelelahan, jadi memutuskan tinggal sementara di sana. Elsa tanpa curiga mengizinkan Raima. Padahal Raima hanya ingin menyembunyikan kehamilannya. Raima juga diam-diam masih berhubungan lewat email rahasia dengan Nino. Sekarang Nino sudah aman tinggal di Cotaya dengan identitas baru. Jadi pergerakan Nino sudah leluasa. Nino memberitahu Raima akan segera pulang ke Jakarta, menjalankan rencana yang sudah mereka susun. Nino berjanji akan menemani Raima melahirkan.
.
.
.
"Kak Dirli, ayolah, aku sudah janji pada temanku. Kakak temui saja dia dulu. Masalah suka atau tidak, itu urusan belakangan," bujuk Berlian. Berlian sengaja datang pagi-pagi sekali untuk membujuk Dirli. Pasalnya, Dirli menolak dengan tegas kencan buta dengan Intan saat Berlian memintanya tadi malam di telepon.
"Aku sibuk, aku tidak tertarik dengan kencan buta. Masih banyak penjahat yang ingin ku tangkap," tolak Dirli lagi.
"Umur kakak sudah berapa tahun? Nanti Kakak jadi jomblo sampai tua. Pokoknya kakak harus temui temanku. Aku kan sedang hamil kak, masa keinginan ibu hamil tidak kakak kabulkan."
"Berlian ..."
Elsa datang, menghampiri Berlian dan Dirli di ruang tamu.
"Ada apa pagi-pagi ribut begini?" tanya Elsa.
"Mama ada di sini?" Tiba-tiba suasana jadi canggung.
"Tentu saja. Sejak menikah sampai hamil, kamu tidak pernah menemui Mama. Bahkan saat kamu datang ke sini, yang kamu temui cuma tiga kakak kamu," jawab Elsa, dengan jutek.
Berlian terdiam sesaat, wajahnya berubah masam. "Untuk apa menemui Mama, Mama cuma sayang pada Raima," jawab Berlian.
"Sudahlah Berlian, jangan begini terus. Sekarang Raima ada di Amerika, dia menetap di sana dan akan kembali tahun depan," sahut Elsa.
"Raima di Amerika?" Berlian baru tau.
"Raima sudah pergi seminggu yang lalu," jawab Dirli.
"Syukurlah, pantas saja hawa rumah ini sedikit tenang. Selamat kak Dirli, sampai tahun depan perasaan kalian tinggal di sini jadi tentram," kata Berlian.
"Segitu bencinya kamu pada Raima?" Elsa kesal.
"Kak Dirli, setiap kali aku datang ke sini, Mama selalu marah padaku. Aku pulang saja lah. Oh ya, kakak harus datang kencan buta dengan Intan malam ini. Kalau tidak, aku tidak mau bicara pada kakak sampai aku melahirkan," ancam Berlian.
Dirli menghela nafas pelan. Dia ingin menolak lagi, tapi ancaman Berlian membuatnya ciut. "Baiklah, sekali ini saja," jawab Dirli.
"Gitu dong, kak. Aku sayang Kak Dirli," ucap Berlian, senang. "Aku pulang dulu, Ma. Mama jaga kesehatan," sambung Berlian. Meskipun dia agak benci pada ibunya yang selalu membela Raima, tapi bagaimana pun juga, Elsa tetap ibu kandungnya, yang sudah susah payah melahirkannya. Berlian kali ini menahan diri lagi, agar tidak berkata kasar lebih lanjut, semua ini demi menghormati ibunya.
"Hhmm," jawab Elsa dengan berdehem.
Berlian pun pulang. Berlian ke sana kemari diantar oleh supir dan di kawal oleh dua pengawal. Pengawal yang mengawalnya adalah pengawal yang di suruh Saka membuntutinya dahulu. Dengan begitu, Saka merasa aman membiarkan Berlian jalan-jalan di luar.
"Pak supir, antar aku ke kantor, aku mau menemui suamiku," titah Berlian.
"Baik Nyonya," jawab supir. Mobil pun melaju menuju gedung utama Tama group.
Di kantor, Saka masih seperti dahulu. Dia tegas, profesional dan tidak kenal ampun dengan semua orang yang bekerja untuknya. Saka hanya menunjukan sisi lembutnya pada istrinya. Bahkan siapa yang bekerja tidak sesuai peraturan kantor, langsung dia pecat. Hari ini Saka memecat staf sekretaris Juan. Pasalnya sejak awal bekerja beberapa bulan lalu sampai hari ini, staf sekretaris itu selalu bersikap centil di depan Saka.
Luna sering berpakaian seksi, sering mencari alasan agar masuk ke ruangan Saka. Sikap wanita murahan yang seperti itu, mudah sekali terbaca oleh Saka, bahkan sering membuatnya muak. Hari ini Saka tidak tahan lagi, Luna langsung dia pecat.
"Presdir, Pak Juan, tolong jangan pecat saya. Saya tulang punggung keluarga. Saya tidak pernah menggoda Presdir, maaf kalau sikap saya selama ini membuat Presdir salah paham," kata Luna, berpura-pura menangis.
Dia tidak menyangka, hari ini di panggil ke ruangan Saka hanya untuk di pecat. Padahal Luna berharap bisa jadi simpanan Saka. Dia tau Saka sudah menikah, tapi Luna berpikir Saka sama seperti pria kaya di luar sana, yang tidak pernah puas dengan satu wanita. Jika dia berhasil jadi simpanan Saka, Luna pikir akan mengubah hidupnya. Nyatanya Saka tidak tertarik sama sekali padanya.
"Sialan, kurang apa aku dimatanya? Apa dia tidak normal? Atau istrinya pakai pelet?" umpat Luna dalam hati. "Awas kau Tuan Saka, kamu akan ku paksa jadi milikku."
"Juan, bereskan wanita murahan ini!" titah Saka.
"Baik, Presdir," jawab Juan.
Juan menarik paksa tangan Luna, membawanya keluar dari ruangan Saka. Luna sempat berontak tapi tidak bisa melawan tenaga Juan. Juan mendorong Luna dengan keras, hingga terjatuh ke lantai. Juan sengaja melakukan itu agar karyawan lain melihat dan mereka tidak berani bersikap seperti Luna kedepannya. Para karyawan yang melihat Luna dipermalukan, menjadi takut. Mereka tidak mau bernasib seperti Luna.
"Lihatlah, ini kantor, tugas kalian hanya bekerja dengan baik. Jika kalian melakukan hal tidak senonoh, atau merayu Presdir, kalian akan bernasib seperti dia," ucap Juan dengan lantang, agar semua orang mendengar.
"Pergi dari sini!" titah Juan.
Luna masih pura-pura menangis. Dia marah dan ingin balas dendam. Saat Luna ingin pergi, tiba-tiba Berlian datang.
"Pak Juan, ada apa ini?" tanya Berlian.
Juan sedikit kaget dengan kedatangan istri Saka di waktu yang kurang tepat.
gpp ya Vito,demi orang tercinta...
moga kamu selamat Vito, pernikahan udah di depan mata lho...
yang satu ngebet banget,yang satu coba menghindar
tinggal kk Dirli yang masih membatu 😆
Miko mulai gombal gambil nih..
😆😆😆😆
lanjutkan Miko 💪
the power of money
anak sendiri di sia siakan,
justru anak orang disayang mati Matian...
😆😆😆😆
gimana rasanya sekarang ditipu Mam???
anak Berlian dan Saka akan disiksa...
eeeh blom ada berbulan udah ketahuan aja🤣🤣🤣🤣
niat nya sih udah buruk duluan...
ya gak diizinkan Tuhan...
😂😂😂😂
kereeeen 👍👍👍👍👍
ini baru geng mafia, tindakan nya sadis gak menye menye 🎊🎉