Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
" Jemput mama nya? Mama nya datang ke negara ini?" batin Hasya antara kecewa dan juga takut,takut seperti apa ibu dari suaminya itu menilai nya,dan ia benar-benar belum siap untuk bertemu dengan wanita yang telah melahirkan suami nya jika sekarang, mengingat hubungan mereka yang tidak terlihat baik-baik saja.
" Jemput mama nya bi? Jadi mama nya sering datang ke jakarta?" Hasya tak menyangka kalau mama Ezar sering datang ke jakarta.
" Lumayan sering juga sih, apalagi kan perusahaan yang tuan muda pegang itu warisan dari orang tuanya sebelah sang mama, sebelah sang papa masih di kelola oleh papa nya" jelas Bu Jum.
" Lalu mama tuan akan berada di villa ini juga bi?" kekhawatiran begitu besar terlihat di wajah cantik Hasya.
BI Jum tersenyum seraya menggeleng " baru nona muda keluarga tuan yang di bawa ke villa ini, sebelumnya belum pernah ada yang lain, karena ini adalah villa pribadi milik tuan,hanya tuan dan Reza serta Rudi supir pribadi tuan yang di izinkan datang dan masuk ke villa ini" bi jum menjelaskan tentang peraturan yang selama ini Ezar terapkan di villa itu.
" Bahkan dulu pernah ada beberapa orang yang mungkin menyelidiki atu mengikuti tuan, mereka datang ke villa ini ingin bertemu,Tuan menolak dengan tegas dan memerintahkan sekuriti dan penjaga lainnya mengusir orang-orang itu,serta mengatakan bahwa villa ini bukan milik tuan muda" tambah bi jum menceritakan secara detail.
" Kalau gitu orang tuanya tinggal di mana bi setiap kali ke jakarta?" Hasya yang biasanya tidak pernah suka ikut campur urusan orang lain,dan juga biasa tidak ingin tau banyak hal tentang orang lain,kali ini berubah menjadi terlihat begitu ingin tau.
" Tuan dan nyonya besar memiliki rumah di jakarta,ga terlalu jauh dari apartemen tuan muda,tapi saat di Indonesia tuan atau nyonya besar lebih sering menghabiskan waktunya di Bali, mereka punya villa pribadi yang besar banget di sana" .
" keluarga nyonya besar juga banyak di Bali " bi Jum menjelaskan sekilas tentang keluarga Ezar.
Hasya mengangguk mengerti,ada perasaan lega karena ia tak akan bertemu dengan mama nya Ezar, yang sejatinya adalah ibu mertua nya" kalau gitu saya siap-siap sebentar ya bi " Hasya berpamitan pada bi Jum untuk mengganti pakaian nya sebelum berangkat ke rumah sakit.
" Silahkan non,bibi tunggu di depan" bi Jum juga memutuskan untuk bersiap-siap,tak ingin mengganti pakaian,wanita paruh baya itu hanya memberikan informasi pada Reza asisten pribadi Ezar.
Bi Jum tau Reza sering menunjukkan rasa kasihan pada Hasya,pria tampan berstatus sebagai asisten pribadi CEO lumina works itu merasa prihatin pada hubungan pernikahan majikan nya.
" Ayo bi" Hasya muncul sudah rapi,memakai one set polos berwarna hitam,di padukan dengan hijab bermotif bunga kecil berwarna coklat susu, terlihat begitu serasi dengan kulit putih bersih nya.
Tak lupa Hasya selalu membawa serta satu tas mini sebagai tempat dompet,ponsel atau beberapa kepentingan pribadi lainnya yang kira-kira akan ia butuhkan,bi Jum tersenyum melihat Hasya yang sudah selesai dan selalu terlihat cantik dan elegan.
BI Jum selalu merasa terpana dengan ke anggunan dan paras lembut milik nona muda nya itu" Nona sudah selesai?"
" Sudah bi, insyaallah sudah semuanya" jawab Hasya yakin dengan kesiapan nya.
" Kita pakai mobil saya aja bi"
" Jangan non,pakai salah satu mobil tuan aja non,di semua mobil tuan sudah terpasang GPS agar mudah untuk di lacak keberadaan nya,jadi biar tuan percaya kita kemana" bi jum berusaha jelaskan tujuan beliau menolak menggunakan mobil Ara.
Bi Jum atau Hasya tak ada yang tau bahwa ternyata Ezar sudah memasang GPS di mobil Hasya.
" Boleh juga deh,tapi apa nanti ga akan buat dia marah bi mobilnya kita pakai tanpa izin" Hasya merasa khawatir dan perasaan tak enak.
Bi Jum tersenyum dan menggeleng " ga akan,nona tenang aja,tuan akan lebih marah kalau tau nona keluar dari villa nya" bi Jum dengan yakin dan sigap menarik tangan Hasya menuju garasi tempat beberapa mobil koleksi Ezar terparkir rapi di sana.
Mata Hasya serasa akan keluar saat melihat deretan mobil mewah dengan beberapa tipe dan Merk yang jelas di impor daru luar negeri,ia memang sudah sering melihat mobil-mobil mewah bahkan menaikinya,tapi bukan mobil-mobil buatan Eropa seperti di hadapannya saat ini.
" Non mau pakai mobil yang mana? biar bibi ambilkan kunci nya" bi Jum memang pelayan kepercayaan Ezar,beliau di berikan tanggung jawab yang besar di villa itu.
" Tapi bi saya belum pernah bawa mobil-mobil mewah seperti ini,saya takut merusak nya bi" Hasya merasa sangat ragu,jika ia tak mengikuti saran bi Jum ia juga takut Ezar akan menghukum para pekerja villa, karena pria itu pernah mengatakan hal tersebut pada Hasya.
Tapi untuk menggunakan mobil-mobil mewah Ezar,rasanya Hasya juga begitu enggan.
" Non ini ada-ada saja,kalau rusak juga tuan ga akan mungkin marah atau minta ganti ke non, orang non ini istrinya,barang milik suami itu juga milik istrinya loh non,itu sudah hukum alam nya" bi Jum berbicara seakan beliau tidak tau seperti apa hubungan majikan nya dengan istrinya itu.
Hasya masih terdiam,ia bingung memikirkan keputusan yang bagaimana yang harus ia ambil,ia belum pernah berada pada posisi seperti saat ini.
" udah ayo, kelamaan deh non mikir nya, ini non pakai mobil yang di depan kita ini,nih kuncinya,ayo kita ke rumah sakit sekarang" bi jum begitu yakin dak tak terlihat ada keraguan sedikitpun.
Hasya menekan remote control di tangan nya, matanya serasa tak bisa berkedip saat salah satu mobil di hadapan nya menyala setelah ia menekan remote control di tangan nya.
Mobil dengan merk Maybach keluaran terbaru berwarna merah, apakah ia bisa menyetir mobil semewah itu? Pertanyaan itu muncul dari dalam hati nya.
" Ayo non,atau kita pakai supir aja kalau non ragu, sebentar bibi panggilkan Mas Ari" bi Jum yang tau Hasya merasa ragu langsung mengambil tindakan dengan menelpon supir yang selalu siaga di villa.
" Ia bi pakai supir aja,saya tidak yakin aka bisa konsentrasi menyetir mobil seperti ini " Hasya mematuhi ide bi Jum.
" Ia non ini mas Ari nya sudah datang" bi Jum merasa kasihan pada istri tuan nya itu, yang masih sangat muda tapi sudah harus menghadapi begitu banyak masalah seperti saat ini.