Rian. Seorang pemuda SMP berusia 15 tahun yang biasa saja Seketika hidupnya berubah 180 derajat setelah dia menelan pil Paracetamol saat dia pingsan di UKS tepat di hari Senin saat upacara bendera sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung dia mewarisi kekuatan Kaisar Sihir bintang 9 dari dunia lain.
Perlahan-lahan dia bangkit dari yang latar belakangnya biasa-biasa saja dan selalu hidup sederhana kini berubah menjadi pemuda berwibawa dihormati dan disegani kemanapun dia pergi. Dia yang awalnya hanya memiliki status rendah di masyarakat perlahan bangkit hingga berdiri di puncak tertinggi.
Inilah perjalanan seru Rian, yang mendapat berkah tersembunyi berawal sakit deman dan menelan sebuah pil paracetamol. Yang mana pil Paracetamol tersebut ternyata bukan pil biasa, tapi pil yang telah mengandung kekuatan dari seorang Kaisar Sihir bintang 9.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Ranah Beginner
Bab 32. Ranah Beginner.
Masih di kehampaan alam semesta, di mana bintang-bintang dan planet-planet kini beredar sesuai dengan orbitnya setelah perbaikan yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan jam semesta.
Semuanya tampak seimbang, bahkan energi di udara yang sebelumnya kacau dan tercerai-berai, kini mengalir dengan selaras, layaknya hembusan angin sepoi yang menyebar ke segala arah.
Di salah satu sudut kehampaan itu sendiri, saat ini sedang berkumpul satu orang yang dikelilingi oleh 30 orang lainnya yang merupakan bawahannya. Mereka semua baru saja selesai mengucapkan janji sumpah setia. Dan orang itu tidak lain adalah Rian dan juga para Receiver of Light.
Tidak lama kemudian, dua dari 30 orang Receiver of Light maju ke depan. Keduanya langsung berlutut dengan satu kaki, menundukkan kepala, dan mengucapkan kesetiaannya untuk menjaga Bumi.
"Kami berdua siap untuk tinggal di Bumi dan menjadi pendamping bagi klon Anda, Tuan Muda," ucap keduanya.
Mendengar itu, seketika senyum Rian mengembang dan matanya berbinar.
"Oh, benarkah? Itu bagus! Siapa nama kalian berdua?" tanya Rian.
Melihat tuannya bahagia, keduanya juga merasa senang. Detik berikutnya, mereka menjawab pertanyaan Rian hampir bersamaan.
"Nama saya Rafael, Tuan!"
"Nama saya Magnus, Tuan!"
Rian mengangguk, kemudian ia melanjutkan.
"Tenang saja, kalian tidak akan selamanya berada di Bumi. Setiap tahun sekali aku akan melakukan rolling agar semuanya merasakan giliran untuk menjaga Bumi."
Kemudian ia mulai memecah jiwanya menjadi seribu klon. Mereka semua berpenampilan berbeda-beda. Ada yang berpenampilan seperti guru, seperti seorang gadis, ada yang berpenampilan seperti preman, dan lain sebagainya.
"Kalian semua, menyebarlah ke seluruh pelosok Bumi. Kuasai semua wilayah, dan jika para Receiver of Darkness datang, usir mereka semua. Jika terpaksa membunuh, maka bunuh tanpa ampun.
Orang-orang yang sudah menjual jiwanya kepada kegelapan dan juga ras iblis, aku tidak akan memberikan pengampunan sedikit pun," ucapnya dengan nada dingin yang dipenuhi oleh niat membunuh yang menguar dari dalam tubuhnya.
"Baik!" jawab seribu klon bersamaan.
Suaranya menggema ke seluruh penjuru alam semesta.
Seribu klon itu kemudian melesat ke berbagai wilayah yang ada di Bumi. Tersebar ke berbagai kota dan negara.
Walaupun nanti Rian pergi ke jarak yang sangat jauh sekalipun, ia tetap bisa memantau kondisi Bumi lewat jejak kesadarannya yang ia bagi dengan para klonnya.
Setelah itu, Rian berkata kepada para Receiver of Light yang lainnya.
"Aku akan bermeditasi dan berusaha untuk membuka 144 sirkuit energi yang ada dalam tubuhku. Sementara itu, aku ingin kalian melakukan beberapa tugas," kata Rian.
"Kami semua siap mendengarkanmu, Tuan," jawab mereka semua hampir bersamaan.
"Karena kalian semua lebih mengenal seluruh planet yang ada di alam semesta daripada diriku, aku akan memberikan beberapa tugas terpisah. Dua puluh orang di antara kalian, bagi menjadi dua tim berisikan sepuluh orang. Carilah planet yang tidak terlalu mencolok dan menarik perhatian. Di sana, bangunlah pasukan dan perluaslah pengaruh kalian," ucapnya.
Kemudian ia melanjutkan:
"Jika semuanya menyatukan kekuatan, maka kita memang bisa menjadi lebih kuat, tapi hanya dengan jumlah kita semua, pergerakan kita akan lebih terhambat. Apalagi jika pada kondisi tertentu kita perlu untuk melakukan beberapa tugas ringan dengan detail kecil. Itu akan sangat merepotkan jika kalian semua mengerjakannya sendiri.
Tidak mungkin juga kalian akan melakukan hal-hal remeh seperti itu. Selain terlalu mencolok, itu juga tidak cocok untuk kalian semua. Maka dari itu, aku minta kalian semua mulai membangun pengaruh kalian di planet lainnya."
Mendengar itu, sepuluh orang pun segera memisahkan diri dan berkata kepada Rian,
"Kami berdua siap memimpin anggota yang lain untuk melaksanakan tugas itu, Tuan," ucap salah satu perwakilan dari mereka semua.
"Baik! Siapa kalian berdua?" tanya Rian.
"Nama saya Beltazor, Tuan!"
"Nama saya Ignis, Tuan!"
"Beltazor dan Ignis, ya? Aku akan mengingatnya. Hati-hatilah saat di perjalanan. Jika menemui musuh yang kuat, jangan ragu untuk mundur dan melarikan diri. Meskipun misi ini bagiku, akan tetapi nyawa kalian jauh lebih penting dari apa pun," kata Rian dengan tegas.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari kata-kata Rian. Itu sangat sederhana.
Tapi bagi dirinya dan juga para Receiver of Light lainnya, yang selalu bertarung dan mementingkan keselamatan tuan mereka lebih dari apa pun, perhatian kecil semacam itu masih sangat menyentuh dan menghangatkan hati mereka.
"Aku mengerti, Tuan," jawab Beltazor dan Ignis dengan tegas.
Setelah itu, keduanya memimpin sembilan orang lainnya yang telah terbagi menjadi dua kelompok dan melesat ke arah tertentu, merobek celah ruang, dan mulai memasuki galaksi tingkat menengah. Sebuah galaksi yang katanya jauh lebih tinggi dengan tingkat gravitasi yang mengerikan.
Sebuah galaksi yang tidak bisa ditanggung dengan kekuatan Rian yang sekarang, kecuali dirinya sudah berhasil mengaktifkan sirkuit energi di dalam tubuhnya dan menerobos ke ranah Beginner.
Delapan orang sisanya tetap di sini.
"Lindungi aku selama aku berusaha untuk membuka sirkuit energiku."
Kali ini, Kallar, Vanessa, dan yang lainnya mengangguk. Mereka menyebar dan membentuk sebuah lingkaran untuk melindungi Rian.
Energi mereka semua merembes keluar, saling bersinergi dan berhubung satu sama lain. Saat semuanya sudah tersinkronisasi, sebuah dinding energi tak kasat mata mulai terbentuk, dinding energi ini melindungi Rian dengan sangat ketat dari dalam.
Sementara itu, Rian mulai memejamkan matanya. Pikirannya terfokus dan dia melupakan segala hal yang ada di sekitarnya. Bahkan delapan orang yang mengelilinginya pun seolah tak bisa lagi merasakan keberadaannya.
Saat ini ia sedang berada dalam fokus yang sangat ekstrem. Tidak perlu waktu lama, akhirnya ia mulai menyatu dengan alam semesta dan masuk dalam kondisi meditasi.
Pada saat itu, tubuh cahaya miliknya mulai bersinar dengan terang. Cahaya itu menyebar ke segala arah, dan seketika energi dari alam sekitar mulai tersedot masuk ke dalam tubuhnya.
Awalnya jangkauannya tidak luas, mungkin hanya sekitar 10 sampai 20 meter. Akan tetapi, lambat laun energi itu mulai merambat dan menyebar dengan sangat luas, sesuai dengan kekuatan jiwanya saat ini.
Lima puluh titik esensi cahaya di dalam tubuhnya langsung menyala dengan sangat terang. Domain seluas 50 kilometer langsung menyebar luas, dan energi yang berada di dalam jangkauan domain itu terus tersedot ke dalam tubuhnya seperti banjir bandang.
Jika sebelumnya yang Rian lakukan adalah memadatkan energi tersebut untuk mengembunkan titik esensi cahaya, tapi kali ini berbeda. Energi yang masuk ke dalam tubuhnya disebarluaskan secara merata, dan hal itu secara otomatis langsung membuka satu per satu titik akupuntur yang ada di dalam tubuhnya.
Rian terus berkonsentrasi sambil memejamkan matanya, sementara titik akupuntur yang terbuka di dalam tubuhnya menjadi semakin banyak. Mulanya hanya satu, dua, tiga, empat, lima, namun dengan kecepatan yang luar biasa, itu mulai bertambah satu demi satu hingga akhirnya ia membuka total 400 titik akupuntur di dalam tubuh.
Setelah titik akupuntur terbuka, kini jalur meridian di dalam tubuhnya juga mulai terbuka satu demi satu. Dengan derasnya aliran energi yang masuk ke dalam tubuhnya, jalur meridian tersebut terbuka dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Tidak hanya satu, dua, atau sepuluh, itu bahkan langsung membuka 20 jalur meridian utama di dalam tubuh.
Namun Rian tidak berhenti. Ia terus menyerap energi berdasarkan ingatan yang ada di dalam kepalanya. Setelah mengalir ke dalam jalur meridian, energi tersebut mengalir semakin dalam.
Kali ini, energi tersebut meresap semakin jauh ke dalam bagian-bagian mikro yang paling kecil yang ada di dalam tubuhnya, membuka potensi yang lebih besar untuk menyerap energi itu sendiri. Jalur mikro ini jumlahnya sangat banyak, bahkan mencapai miliaran.
Hingga akhirnya, terjadi hal yang sangat mengejutkan. Energi yang terserap ke dalam jalur mikro mulai terhubung dengan titik akupuntur dan jalur meridian.
Saat itulah sinkronisasi energi terjadi. Penyerapan terjadi secara bersamaan, hingga akhirnya terjadi kompresi energi. Saat energi tersebut terus-menerus dikompresi dan dipadatkan, pada titik puncaknya seluruh energi tersebut berubah menjadi bola energi yang menyala terang di dalam tubuh. Dan bola energi itulah yang biasa disebut dengan sirkuit energi.
"Berhasil!" gumam Rian di dalam hatinya. Dia merasa sangat senang karena berhasil memadatkan satu sirkuit energi. Tapi itu masih hanya satu, dan ia harus memadatkan sekitar 143 sirkuit lagi.
Dengan itu, akhirnya ia pun kembali tenggelam dalam meditasinya dan terus-menerus menyerap energi dari alam sekitar untuk memadatkan sirkuit energi miliknya.
Dengan elemen cahaya yang memanipulasi ruang dan waktu, ia menciptakan sebuah kubus energi yang membuat perbedaan waktu antara dunia luar dan dunia yang ada di dalam kubus itu memiliki perbedaan yang sangat kontras.
Satu hari di dalam kubus energi sama dengan satu jam di dunia luar. Dengan pengaturan seperti itu, ia mulai bekerja keras dan berusaha untuk membuka jalur sirkuit energi lainnya.
Waktu demi waktu terus berjalan, hingga tak terasa 30 hari telah berlalu.
Di dalam kubus energi, Rian membuka mata.
"144 jalur sirkuit energi selesai!" gumamnya dengan senyum puas yang terukir di bibirnya.
Barulah saat itu ia merasakan perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah membuka sirkuit energi.
Saat ia mengaktifkan tubuh cahaya miliknya, 144 sirkuit energi juga ikut aktif, dan saat itulah energi yang ada di alam sekitar mengalir dengan begitu dahsyat dalam tubuhnya. Perbedaannya sangat besar, seperti satu banding seratus.
Dengan penuh kegembiraan, ia kembali memejamkan matanya dan mulai mengembunkan titik esensi cahaya.
Dan benar saja, tidak lama kemudian satu demi satu titik esensi cahaya berhasil ia embunkan dengan lancar.
Kegembiraan mulai membuncah di dalam hatinya. Ia akhirnya menyadari betapa pentingnya membuka jalur sirkuit energi yang ada di dalam tubuh.
Dengan demikian, ia kembali tenggelam dalam proses pengembunan titik esensi cahaya di dalam tubuh.
Sekali lagi, seiring berjalannya waktu, tidak terasa 30 hari kembali berlalu.
Dan saat ia membuka matanya, mata itu berbinar dengan kegembiraan. Sembilan puluh sembilan titik esensi cahaya terapung hasil ia embunkan, dan kali ini dia mengembunkan titik esensi cahaya yang terakhir dan yang sudah hampir padat. Tidak lama kemudian, satu titik esensi cahaya memadat.
Akhirnya, Rian benar-benar berhasil mengembunkan 100 titik esensi cahaya di dalam tubuhnya. Pada saat itu, semua titik esensi cahaya yang ada di dalam tubuhnya bersinar dengan terang, terjalin satu sama lain seperti jalinan bintang-bintang yang saling terhubung.
Detik berikutnya, Rian merasakan luapan kekuatan yang sangat luar biasa di dalam tubuhnya. Kekuatan itu terus-menerus terkompresi, seolah ingin meledak namun tertahan oleh sesuatu, seperti dinding penghalang yang mencegah seluruh kekuatannya untuk terlepas dan terbebas.
Dan saat itulah ia menyadari jika dinding penghalang itu adalah sebuah batasan yang harus ia tembus untuk berada di ranah Beginner.
Akhirnya, dengan tekad yang sangat kuat, Rian mulai mendesak seluruh kekuatannya. Seratus titik esensi cahaya bersinar dengan cahaya yang lebih terang daripada sebelumnya. Gelombang yang sangat dahsyat menggempur dinding pembatas dengan kekuatan yang luar biasa.
"BOOM!"
Tubuh Rian mulai bergetar. Ia bisa merasakan jika dinding pembatas itu mulai retak.
Semangat Rian mulai terpicu dan tatapan matanya menjadi sangat ganas.
Sekali lagi, ia menghimpun seluruh kekuatannya, mengompresnya, dan memadatkannya menjadi sebuah serangan yang dahsyat untuk membombardir dinding penghalang.
Dengan penuh tekad, ia berteriak di dalam hati,
"Serang dan hancurkan untukku!"
"BOOM!"
Tubuh Rian mulai kembali bergetar dengan sangat hebat. Namun tidak ada yang menakutkan sama sekali dalam hal ini. Justru inilah momen-momen yang paling ia nantikan.
Akhirnya dinding penghalang tersebut mulai retak. Retakan itu mulai menyebar seperti jaring laba-laba yang tak terhitung jumlahnya, hingga akhirnya dengan suara "PYAR" yang terdengar begitu jelas di benaknya, dinding penghalang itu runtuh. Dan seluruh energi mulai mengalir dengan sangat lancar.
Saat itulah dirinya resmi melangkah ke ranah Beginner Level 1 tahap awal.
inkonsistensi kah?
TAPIIIIII kebanyakan PUTUS DI JALAN.
SY NGGAK MAU LG MEMBACA KARYA BARUMU.
jadi susah ini buat dapetin Immeasurable speed.