"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Kesepakatan
" Hehehe Terima Kasih Gege!" An Yue tersenyum lebar menunjukan deretan giginya
yang putih.
" Aaaaaargh Aku Ingin Mencubit Pipinya!"
anak laki-laki itu yang gemas dengan tingkah An Yue tak bisa menahan keinginannya hingga tangannya terulur dan akhirnya bisa mencubit pipi mengembung.
" Arrrrgh!"
" Hei Lepaskan!" Pangeran Kedua langsung berlari turun dari atas singgasananya menuju langsung ke arah An Yue.
" Salam Pangeran Kedua," semua orang yang ada disana langsung membungkukkan badannya ke arah Pangeran Kedua.
" Lepaskan Tanganmu Dari Pipi, Meimeiku." tegas Pangeran Kedua yang langsung
menyentak tangan anak laki-laki yang masih terus menyentuh pipi An Yue.
" Pangeran ... "
" Jangan Menyentuhnya Lagi," tekan Pangeran Kedua yang langsung menatap tajam ke arah laki-laki yang sudah berani menyentuh adik
kesayangannya.
" Ma-Maaf Pangeran," laki-laki itu langsung
membungkukkan badannya menatap takut ke arah Pangeran Kedua yang menatap nyalang ke arahnya.
" Yue'er Kamu Masih Mau Makan?" Pangeran Kedua menatap An Yue dengan lembut.
" Masih Mau!" An Yue berseru dengan mata yang berbinar-binar.
Pangeran Kedua yang mendengar hal itu
langsung tersenyum lembut sebelum berbalik naik berjalan ke arah singgasananya sebelum
nya, dia langsung mengambil beberapa piring yang dia perintahkan pada pelayan untuk
memindahkan semua piring di atas mejanya untuk di bawa ke meja An Yue sang adik tercinta.
" Ini Kuenya, Kamu Jangan Minta Kue Sama Yang Lain Lagi, Gege Tidak Suka," kata Pangeran Kedua yang mengeraskan suaranya saat ia mengucapkan kata-kata terakhirnya.
mendengar hal itu beberapa anak muda yang
tadinya ingin mendekati An Yue langsung mengambil langkah mundur kembali, mereka tak bisa untuk tetap diam seperti itu.
tentu saja kalau mereka tetap nekad ingin mendekati An Yue yang ada mereka yang akan dapat masalah, mereka jelas tahu siapa itu Pangeran Kedua walau dia hanya gelar Pangeran bukan Putra Mahkota tapi kuasanya juga satu sama dengan Putra Mahkota.
secara kekuasaan jelas saja Putra Mahkota di atas segalanya namun, jika dari segi kekuatan
maka mereka akan imbang mengingat Pangeran Kedua yang sering kali pergi
menaklukan sebuah wilayah.
Pangeran Kedua bahkan terkenal dengan julukan Singa Kekaisaran dan Putra Mahkota
terkenal dengan julukan Tombak Kekaisaran.
" Terima Kasih Gege Hui, Sekarang Gege Boleh Kembali Ke Kursi Gege." An Yue dengan
senang hati menyuruh Pangeran Kedua untuk kembali ke kursinya membuat Pangeran Kedua hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tingkah sang adik.
Pangeran Kedua hanya tersenyum tipis sebelum ia berbalik lalu berjalan ke arah
singgasananya kembali, Putra Mahkota yang melihat perlakuan dari Pangeran Kedua kepada An Yue hanya bisa menghela napas saja.
" Yang Mulia, Cemburu Ya?" bisik Li Chen yang membuat Putra Mahkota langsung
menatap tajam ke arah Li Chen.
" Diam Kamu!" Putra Mahkota hanya bisa membuang muka.
acara terus berlanjut hingga akhirnya satu persatu para Putri akhirnya menunjukan
bakatnya begitu juga dengan para pria.
saat semua Putri fokus pada penampilan mereka maka berbeda dengan An Yue yang hanya fokus makan saja, setelah beberapa saat akhirnya tiba saatnya An Yue yang di
panggil.
" Yang Mulia, Jika Tidak Keberatan Saya Ingin Melihat Kemampuan Dari Tuan Putri An Yue." seorang Nona Muda yang menatap ke arah An Yue.
An Yue yang sedang sibuk memakan kue-kue di atas meja tersebut langsung mendongak
tak kala dengar ada seseorang yang menyebut namanya, saat An Yue mendongak ia langsung bisa melihat jika kini semua
tatapan mata berpusat pada dirinya.
terlihat gadis kecil itu mengerutkan dahinya dengan dalam sebelum mengedarkan
pandangannya ke seluruh ruangan, tiba-tiba saja ia melihat seorang wanita muda yang berada di atas panggung pertunjukan sedang
menatap ke arahnya dengan tatapan remeh.
awalnya An Yue tidak peduli dengan apa yang
dilakukan oleh wanita muda itu di atas panggung pertunjukan tetapi tiba-tiba saja wanita tersebut menyebut namanya dengan lantang.
" Kau...! Aku Mendengar Kau Adalah Putri Kaisar Zhu Dan Permaisuri Aku Ingin Melihat Bakatmu Untuk Menunjukan Bahwa Rumor Yang Beredar Di Luar Sana Tidaklah Benar," kata wanita itu dengan lantang.
jika orang bodoh mereka akan berfikir jika apa yang dikatakan wanita muda itu adalah bentuk dorongan untuk An Yue agar dia menunjukan bakatnya agar tidak di bicarakan
lagi tetapi, jika di teliti lagi ada makna tersembunyi di dalam kata-kata wanita muda
itu.
" Rumor Apa?" An Yue dengan santainya bertanya kepada wanita tersebut.
" Tentu Saja Rumor Yang Menyatakan Bahwa Anda Adalah Tuan Putri Yang Bodoh Dan Juga Putri Buangan, Aku Hanya Ingin
Memastikan Bahwa Kamu Itu Benar-benar Tidak Seperti Yang Dirumorkan," kata wanita itu sembari tersenyum manis ke arah An Yue.
jika orang lain menganggap senyum wanita muda tersebut begitu manis dan tulus maka
berbeda dengan An Yue yang jelas melihat wajah asli dari wanita tersebut.
An Yue tahu jika wanita di depannya itu sedang menatap remeh dan juga menghinanya, tadinya An Yue tidak ingin bermain karena memang si dari dulu ia tidak
memiliki bakat apapun dalam segi perempuan baik itu menyanyi, berpuisi atau lain sebagainya.
sedari dulu dia hanya dididik untuk menjadi
kuat dan tangguh tanpa rasa takut sama sekali walau nyawa berada di ujung tanduk musuh namun karena wanita di depannya itu telah memprovokasinya maka dengan senang hati An Yue menunjukkan dirinya.
akan ia tunjukkan bagaimana seorang Ratu Iblis jika sudah bereaksi.
" Jika Boleh Tahu Nona Muda Ini Berasal Dari Keluarga Mana?" tanya An Yue dengan senyum manis di wajahnya.
" Aku He Anchi Dari Bangsawan He," jawab wanita muda itu dengan lantang penuh percaya diri.
" Cih Hanya Keluarga Bangsawan? Berani Sekali Anda Yang Hanya Keluarga Bangsawan
Dengan Entengnya Menghina Dan Meremehkan Seorang Putri Kaisar, Apa Anda Tidak Dididik Untuk Mengetahui Pangkat Siapa Yang Lebih Tinggi Kata-kata Pangkat Bangsawan Milikmu Atau Pangkat Seorang Tuan Putri Yang Berada Di Pundak Meimeiku."
Pangeran Kedua membuka suara sembari melayangkan tatapan sinis ke arah wanita
muda tersebut yang memiliki nama He Anchi.
hanya menatap sinis ke arah He Anchi akan
tetapi Pangeran Kedua juga menatap tajam ke arah Bangsawan He, Pangeran Kedua tahu jika gelar Bangsawan yang disandang oleh He Anchi hanyalah gelar Bangsawan kedua bukan pertama.
" Nona Muda Mungkin Tidak Dididik Dengan Baik Di Kediaman Orang Tuanya, Tak Mengapa Mungkin Kedua Orang Tuanya Sangat Menyayanginya Hingga Tak Bisa Membuatnya Mengikuti Keinginan Kedua
Orang Tuanya, Aku Cukup Tahu Itu," kata An Yue dengan senyum manisnya.
para orang awam akan berfikir jika An Yue sedang memuji kedua orang tua He Anchi yang begitu menyayangi He Anchi, tetapi mereka jelas tahu juga jika sebenarnya saat ini An Yue tengah menyinggung Bangsawan
He yang tak bisa mendidik anak-anak mereka.
memikirkan hal itu kini beberapa pasang mata menatap ke arah keluarga He Anchi dengan tatapan dingin dan menusuk.
" Kau... ! Intinya Kau Mau Baik Atau Tidak? Dasar Putri Buangan," sinis He Anchi.
" Aku Akan Naik Tapi Harus Dengan Kesepakatan Tanpa Kesepakatan Aku Tidak Akan Naik," tegas An Yue.
" Baik, Katakan Kesepakatan Nya!" kata wanita itu tak sabaran.
" Mudah Saja, Jika Kamu Kalah Maka Aku Mau Gelar Bangsawan Keluargamu Di Cabut, Jika Kamu Menang Terserah Kamu Akan Melakukan Apapun Padaku Aku Akan Diam."
" Baik, Tapi Jika Aku Menang Maka Aku Mau Gelar Tuan Putrimu Akan Menjadi Milikku,
Bagaimana?"
" Setuju!"
Brakkk...
" APA-APAAN INI?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...