Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIMANA INI?
Elzatta perlahan membuka matanya, lalu menguceknya beberapa kali untuk memastikan dirinya benar-benar sudah sadar. Kemudian ia duduk, mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan. "Gila, aku dimana ini? Gelap bener!" Gumamnya pelan.
Lampu di ruangan itu sepertinya memang sengaja dimatikan, hanya cahaya rembulan yang menerangi, menembus jendela kaca dengan lembut. Elzatta meraba tubuhnya, dan seketika ia sadar masih mengenakan gaun pengantin. "Aish, sial! Kali ini aku dibawa kemana oleh bedebah itu," gerutu Elzatta yang kembali teringat kejadian tadi, amarahnya masih sedikit membara.
"Lalu kemana dia, kenapa tidak terlihat? Awas saja, aku akan membalasnya!" Elzatta turun dari ranjang sambil mengepalkan tangannya mencari Alex. Sebelum itu, ia mencoba mencari saklar lampu, meraba di setiap dinding dengan hati-hati, tapi tetap tidak ketemu.
.
.
Hingga akhirnya.
KLIK
Ruangan itu menjadi terang, Elzatta dengan cepat menoleh ke arah Alex yang berdiri di ujung ruangan, dengan remote kontrol yang tergenggam di tangannya, senyum tipis menghiasi bibirnya.
Elzatta memutar bola matanya saat bertemu pandang dengan Alex, "Pantas saja tidak ketemu, ck,"gumamnya dalam hati.
"Kemarilah," titah Alex dengan nada datar. Tapi Elzatta memilih memalingkan muka, "Kau selalu saja seenakmu, Lex! Kau telah membunuh calon suamiku, dan kau masih bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, hah! Antarkan aku pulang sekarang!"Ucap Elzatta penuh emosi.
Alex mendekat, lalu mendorong Elzatta hingga tubuhnya merapat ke dinding. Ia semakin mengikis jarak berniat mencium bibir Elzatta, tapi dengan cepat Elzatta menoleh kan wajahnya ke samping. "Apa yang kau lakukan, Lex?! Aku tidak suka ya!" Ucapnya ketus.
"Aku lebih tidak suka kau menyebut bajingan itu calon suamimu!"Desis nya sambil mencengkeram kedua pundak Elzatta.
"Apa yang salah, Juan memang calon sua-"
"Stop it!" Bentak Alex, membuat Elzatta terkejut dan terdiam, baru kali ini ia melihat Alex berkata kasar padanya, hanya karena menyebut nama Juan.
"Kau tau, aku begitu mencemaskan keadaanmu terakhir kali. Aku berharap bisa segera kembali untuk menemui dan melihatmu membuka mata," Alex menarik napas sejenak, mencoba menahan emosinya, "Tapi apa yang kudapat? Hari ini, kau malah akan menikah dengan bajingan itu," lanjutnya lagi, berbisik tepat di telinga Elzatta.
Wajah Elzatta terlihat tenang, tanpa menunjukkan ketakutan meskipun sedang di bawah tekanan Alex. "Bahkan sebelumnya aku sudah pernah bilang padamu, bahwa aku sudah memiliki calon suami kan? Kenapa kau seperti ini, kita bukan siapa-siapa, Lex," Ujar Elzatta lirih.
Mendengar itu, Alex tidak terima. Ia memukul dinding dengan keras, lalu satu tangan lainnya mencengkeram dagu Elzatta, membuat mereka bertatapan mata. "Aku mencintaimu, El," katanya dengan suara yang dalam dan penuh emosi. Lalu, menunduk melumat bibir ranum Elzatta.
Elzatta membiarkan Alex menikmati ciumannya tanpa membalas, pikirannya dipenuhi pertanyaan. Apakah Alex benar-benar serius dengan ucapannya? Atau ini hanya tipu muslihat untuk mendapatkan apa yang dia inginkan? Mengingat perkataan Leon tentang reputasi Alex yang mengerikan, dan suka membunuh wanita. Logika Elzatta mulai berjalan, ia berpikir mungkin saat ini Alex hanya penasaran padanya. Tapi tak bisa dipungkiri, ia juga bisa melihat ada sesuatu yang lebih dalam di balik tatapan matanya.
Elzatta mendorong Alex ketika ciumannya mulai merambat ke leher. "Lex, ini tidak benar!" serunya, berusaha melepaskan diri.
Alex pun mundur, kembali menatapnya dengan pandangan sayu. "Maafkan aku, aku sangat merindukanmu," katanya lirih, sebelum menarik tubuh Elzatta ke dalam dekapannya.
"Lex!" pekik Elzatta.
"Biarkan seperti ini dulu, sebentar saja," bisik Alex, dengan mata terpejam, merasakan kenyamanan dalam pelukan tersebut.
.
.
.
Setelah Alex melepaskan pelukannya, ia membiarkan Elzatta untuk mandi. Tapi ketika membuka bathroom, Elzatta di buat meringis dengan interior di dalamnya. "Busett... Mafia sih mafia, tapi ini kamar mandi apa rumah hantu sih," ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Elzatta yang memang tidak terlalu suka air, segera keluar setelah menyelesaikan mandi kilatnya. Ia hanya mengenakan bathrobe milik Alex.
"E-ehh, mau ngapain?" Elzatta mundur dan waspada ketika di kamar masih ada Alex, apalagi sekarang pria itu semakin mendekat ke arahnya. "Jangan macam-macam, Lex. Aku masih marah padamu ya, jadi jangan membuatku bertambah muak," ancamnya.
Alex menarik tubuh Elzatta, lalu memaksa nya duduk di sofa. "Diamlah, aku hanya ingin mengobati bahumu yang terkena kuku ku."
"Tidak usah," tolak Elzatta.
Alex tidak peduli, ia memaksa, lalu mengoleskan salep di kedua bahu Elzatta. "Jangan berpikir macam-macam, tapi kalau kau mau menyerahkan tubuhmu dengan sukarela, aku pun mau-mau saja," goda Alex sambil mengerling nakal. "Sudah cukup! Masuklah ke ruangan itu, pakai bajuku dulu, karena di sini tidak ada pakaian wanita."
"Hmmm," gumam Elzatta dengan malas.
...----------------...
Segini dulu, sampai jumpa besok lagi 👋🏻🖤
Jangan lupa jempolnya, tolong baca jangan lompat-lompat bab Yee gaes, Terimakasih atas perhatian dan dukungannya 🙏🏻😍
