"pertumpahan darah..., di tanah Kekaisaran Caesarea Lux , pemberontakan oleh Kerajaan
Duke Malvictor yang merupakan kerajaaan yang terkenal dengan kekejamannya "
"Sang putri "Elleis Lux " melihat pembantaian itu, hatinya penuh amarah, kebencian dan kesedihan"
"Tapi sang tuan Duke Malvictor tidak membunuh sang putri sang putri hanya ditangkap dan dijadikan sebagai pelayan kerajaan"
"Hal itu membuat sang putri lebih marah lagi karena merasa terhina kekaisarannya, tapi apa boleh buat Kekaisaran telah diambil alih oleh Duke Malvictor yang kejam"
"Pembalasan dendam sang putri yang sekarang hanyalah pelayan biasa dimulai.... "
Note:
Karya pertama, Saran boleh, Kritik yang sopan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26: "Rencana untuk pergi"
Sesaat Revan dan Elleis merasakan hangatnya sentuhan dari mereka saat berpelukan dan itu terasa sangat 'hangat' dan 'nyaman'....
Di pelukan itu Revan mencurahkan semuanya, pada orang yang di cintainya ...
'Elleis'
Saat Elleis memeluk Revan, ia pun berkata
"Tenanglah.... "ucap lembut Elleis...
" Hiks ... apa yang harus kulakukan?, El ... ??, untuk menghilangkan rasa bersalah ku ini??, apa?? hiks ... hiks ... "tanya Revan dengan tangisannya.
" Chelsea juga melakukan itu demi kau!
Rev ... jika ia melakukan itu dan tersenyum, maka tandanya ... kau sangat berharga baginya!" ucap Elleis yang membuat Revan merasa mendapatkan harapan dan obat dari penyesalannya " dia ... takkan mau melihatmu seperti ini!, karena itu ... kau juga ... tak boleh seperti ini! Rev ... yang kau harus lakukan hanyalah berubah, jadi lebih baik, dan carilah kebahagiaanmu,sesuatu yang membuatmu bahagia temukanlah ... kebahagiaanmu sendiri ... Rev.... " ucap Elleis sembari terus mengusap rambut Revan dengan jari-jari lentiknya.
"Aku sudah menemukannya! " jawab Revan tapi kemudian ja melanjutkan "tapi sayangnya kebahagiaanku itu berkata bahwa ia akan pergi.... " perlahan Revan pun menggerakkan tangannya dan membalas pelukan Elleis juga dengan lembut dan mengusap rambut Elleis dan menutup mata untuk merasakan kehangatannya itu "Kaulah itu!, kau adalah ... kebahagiaanku ... EL ... itu adalah kau!, jadi kumohon ... jangan pernah pergi tinggalkan aku.... "ucap Revan.
"Revan kau ..., terimakasih." ucap Elleis dengan tatapan terharu dan kemudian melepaskan pelukannya itu "terimakasih, karena masih menerimaku, meskipun aku sudah membencimu.... " ucap Elleis sembari tersenyum dengan tatapan mata berkaca-kaca.
"EL ... yang kucinta dari dulu hanyalah kau EL!, hanya kau.... " ucap Revan tersenyum penuh arti.
"kau sudah lebih tenang? " tanya Elleis.
"Ya! " balas Revan.
"Revan ... sebenarnya ... apa yang telah terjadi padamu?, kenapa kau ... selalu memikul dan semuanya sendirian ?, kenapa kau ... selalu menahan tangismu dan berpura-pura kuat?, dan kenapa kau tak memilih menjelaskan alasan dari apa yang kau perbuat dan malah membuat orang lain berpikir kau adalah seorang 'penjahat'? seperti saat pemberontakanmu ... jika benar ayahku yang salah kenapa kau tak memilih menjelaskannya? aku benar-benar ... tak mengerti.... " ucap Elleis sembari bertanya dengan ragu-ragu.
tapi ... Revan pun memalingkan wajahnya namun tiba-tiba ia merasakan sakit di kepalanya dan mengingat kenangan-kenangan buruk....
PRANG!
"Arghhhhhhhhh!!!"
"hiks... hiks... tolong....."
"DASAR BEDEBAH! "
"Dasar kejam! "
"Manusia menjijikkan! "
"pergi sana! "
"MUNGKIN... KAULAH MANUSIA TERKEJAM!"
"kenapa?"
"kenapa semua orang jahat padaku?! "
"kenapa?! "
Dan karena itu pula perlahan ia mulai sedikit terhuyung tapi dengan sigap Elleis menopang tubuhnya yang hampir jatuh.
"kau tak apa-apa 'kan? " tanya Elleis.
Revan hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya lalu kemudian Elleis pun mengatakan sesuatu.
"Maaf.... " satu kata yang keluar dari mulut Elleis itu sontak membuat Revan menampakkan mimik wajah heran dan bertanya-tanya, kemudian Elleis melanjutkan "Maaf, aku tau kalau kau tak baik-baik saja, masa lalumu pasti sangat buruk, maaf aku bertanya tanpa memikirkan hal itu.... " kemudian Elleis pun menyilangkan tangannya di dada dan ia pun sedikit mendekat ke Revan dan berkata " Maaf, aku hanya ... ingin jadi lebih banyak tau dan lebih dekat denganmu saja ... Rev ... tapi aku tak memikirkan tentang masa lalumu yang sepertinya buruk dan sepertinya kau takkan baik-baik saja ... tapi jujur aku ingin mengenalmu lebih dekat lagi! " ucap Elleis tulus dan serius tapi kemudian Elleis memalingkan wajahnya karena malu tentang apa yang telah ia katakan.
Setelah mendengar itu Revan tersenyum sesaat kemudian ia mulai tersenyum tengil dan berkata "hmm ... Lebih dekat? seperti apa yah?, seperti pasangan kekasih? " hal itu membuat Elleis langsung menoleh dan memasang wajah kaget sekaligus wajahnya yang memerah.
"Tidak-tidak!, bukan seperti itu ! " sembari tangannya yang mengisyaratkan dan kepalanya yang terus menggeleng. melihat hal itu, Revan pun semakin senang untuk menggoda Elleis dan kembali tersenyum tengil dia pun melanjutkan perkataannya
"Atau mungkin Bertunangan, atau ... pernikahan?! " ucap Revan dengan tengil dan disengajakan.
"BUKAN!!!!!! " ucap Elleis dengan wajahnya yang sudah sangat memerah dan malu.
"Hmm bukan yah?~, ouhh bukan ... kalau begitu ... apakah ... seperti ini?~" ucap Revan sembari wajahnya mendekat ke wajah Elleis dan tersenyum tengil.
Elleis rasanya sudah benar-benar malu dan pada akhirnya Elleis pun mendorong wajah Revan menjauh dengan kedua tangannya "Bukan dan hentikan itu!. " ucap Elleis.
"Wahh, wah~, kau mendorong ku?, padahal kau tadi menghiburku dasar plin-plan! " ucap Revan sembari membalik badan seakan-akan sedang kesal meskipun sebenarnya ia hanya menggoda saja dan tidak kesal.
"Tapi kita memang sudah lebih dekat 'kan?~,buktinya kau sudah memanggilku 'Rev' seperti aku yang memanggilmu " EL" ? "
"Berhentilah menggodaku!,dasar! "jawab Elleis lagi.
Elleis yang sudah mulai merasa malu dan kesal pun langsung menarik kerah kemeja belakang Revan dan langsung berlari dan menyeret Revan masuk dan berteriak sembari berlari dengan barbar "SUDAHI SAJA INI DAN AYO MASUK KEMBALI KE ISTANA!!! . "
Tap, Tapi, Tap, Tap, Tap.
Suara langkah cepat Elleis yang berlari dan begitulah hari itu berakhir....
...~****************~...
Keesokan harinya ... pagi menyapa, Elleis terbangun dari tidurnya dan ia pun mengingat percakapan yang membuat wajahnya merah padam seperti tomat, dan sekarang pun begitu, ia pun mulai merasa kesal karena percakapannya yang kemarin tak bisa lepas dari pikirannya.
"hmm ... Lebih dekat? seperti apa yah?, seperti pasangan kekasih? "
"Atau mungkin Bertunangan, atau ... pernikahan?! "
"Hmm bukan yah?~, ouhh bukan ... kalau begitu ... apakah ... seperti ini?~"
"Yaampun, yang waktu itu dekat sekali jantungku bisa copot! "
"Wahh, wah~, kau mendorong ku?, padahal kau tadi menghiburku dasar plin-plan! "
"Semua ini salahmu yang menggodaku terus yaampun! "
Setelah itu Elleis pun menjalani kehidupan biasanya sebagai pelayanan di sana....
...~****************~...
Siang harinya ... kali ini ... Istana terasa sangat sepi, dan kemungkinan Revan juga tak ada di Istana.
Elleis yang baru saja selesai mengerjakan pekerjaannya pun bertanya pada salah satu
pelayan di sana, tentang di mana Kaisar Revan Malvictor dan tugas apa yang dijalankan sehingga Istana menjadi sangat, sepi, pelayan itu pun berkata bahwa Revan dan prajuritnya sedang mengevakuasi salah satu daerah permukiman rakyat yang di serang, karena itu mereka langsung bergegas pergi.
Elleis yang mendengar hal itu pun hanya mengangguk lalu kemudian pergi dan kembali ke kamarnya, meskipun sebenarnya yang ada di pikirannya tidak setenang itu....
"Bagaimana ini?, jika yang menyerang melangkah Crimstic ataupun pengikutnya ... Crimstic itu benar-benar licik, ada kemungkinan karena setelah ia mendengar dari kak Luci dan Luxor tentang aku yang telah memutuskan untuk melindungi Revan dan tak mau membalaskan dendam lagi karena ayah sendiri yang salah ... maka ... mungkin tujuan penyerangannya yang utama bukanlah warga atau Revan tapi ... 'Aku'!, dia ingin melihatnya langsung atau memanfaatkan sesuatu jika saat ini aku datang dengan Revan!, tapi ... jika dia terluka dan hal itu benar maka ... sudah aku putuskan aku memang harus pergi!, aku tak bisa terus membahayakannya!, tidak!, bahkan walaupun hal itu tadi tak terjadi aku akan tetap pergi!, karena ... dari awal mendapatkan ingatanku kembali, itulah tujuanku!, hatiku hanya melemah kemarin dan tak tega karena melihatnya menangis begitu, ditambah lagi dia yang membuatku kesal dan lelah karena terus menggodaku ... ya, aku harus pergi.... "
tak lama kemudian....
Revan pun datang dengan beberapa luka-luka ringan dengan para pasukan ia melihat Elleis yang berada di koridor itu dan tersenyum.
Elleis pun langsung bertanya dengan sangat serius dan seakan-akan tanpa jeda menanyakan kondisi Revan dan tentang luka-lukanya, tapi tentunya Revan berkata bahwa dia baik-baik saja, pada akhirnya Elleis pun langsung ke intinya....
"Apakah musuh yang kau lawan itu ... Crimstic? atau para pengikutnya termasuk kakak-kakak tiriku?, dan apa saja yang mereka atau dia katakan? , apa tujuannya?, bisakah ... kau beritahu aku? " tanya Elleis yang terlihat gugup dan cemas.
Melihat hal itu ... Revan tau apa yang Elleis rasakan dan apa yang membuat Elleis bertanya tentang itu, karena itu Revan sendiri pun tak mau menjawabnya karena hal itu ... benar, saat penyerangan Crimstic memang datang bersama kakak-kakak tiri Elleis itu dan sempat mengungkit tentang Elleis. Revan pun hanya menjawab
"Apapun yang terjadi ... aku takkan membiarkanmu direbut oleh siapapun, EL... " ucap Revan sembari mengecup tangan Elleis.
Karena itu tentu Elleis jadi kembali salah tingkah dan memerah ia pun berkata "Sudahlah!, lupakan saja!, dan hentikan itu! "
Ia pun segera kembali ke kamarnya, sementara itu Revan pun memasuki ruangannya dan berpikir tentang apa yang terjadi dengan Elleis dan apa maksud perkataan Crimstic tadi siang.
...~****************~...
BOOM!
"Wah, wah~, cepat sekali kau datang yah? Tuan kaisar yang baru? " tanya Crimstic mengejek.
"Ahh, EL tak datang rupanya?~" lanjutnya lagi.
"Padahal aku dan kak Luxor ingin bertemu dengan 'adik kecil ' kami lohh, sayang sekali.... " balas Luci.
"Kau masih hidup rupanya? kalau begitu aku yang akan mengakhirimu! " ucap Luxor dengan jengkel dan serius.
"Hentikan celotehan kalian!,hyaaaa! " teriak Revan sembari menyerang ke arah Crimstic terlebih dahulu dengan pedang cakra apinya.
Tapi dengan mudah Crimstic menghindari dan menangkap lengan Revan lalu ia pun berbisik "Sayang sekali yah?~, padahal Elleis saat itu baru saja menjadi 'Boneka kecilku' loh, sayang sekali ia tak menuruti tuannya lagi..."
dengan cepat Revan pun yang bingung dan geram langsung menebas ke samping tapi lagi-lagi Crimstic melompat dan menghidari serangan itu, Revan pun bertanya
"Sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan dia? kau membuat perjanjian bodoh apa?! " tanya Revan emosi.
"tenanglah~, aku hanya sedikit 'menghasut' dia untuk membencimu lagi, lalu baku beri dia kekuatan , tapi sayangnya setelah dia melihatmu ia tidak membencimu jadi cuci otak dan sihirku hanya berlangsung sementara ... tapi sayangnya aku lupa memberitahunya tentang suatu 'bayaran' jadi wajar 'kan?, aku ... menanyakannya? " jawab Crimstic.
"Aku takkan biarkan ... kau mengganggu Elleis lagi! " ucap Revan seraya menyerang dan pertarungan itu pun berlanjut tapi pada akhirnya berakhir seri kembali dan menciptakan luka-luka ringan itu.
...~****************~...
"Bagaimana ini?, apa yang harus kulakukan? Elleis pasti takkan mau menjawab jika aku bertanya ... tapi jika aku tak bertanya pun akan jadi masalah juga ... tapi sebaiknya ku coba besok.... "
"Tidak!, jangan besok!, jika Elleis merasa tak nyaman dan merasa terancam dengan mereka ... dia pasti memilih melawan mereka sendiri!, dan juga ... dia yang hendak kabur saat itu ... ah! itu tujuannya! . "
...~****************~...
Revan langsung bergegas keluar dari kamar itu ia mencari ke taman belakang karena saat itu Elleis hampir kabur lewat sana, tapi tak ada lalu ia pun mendengar suara kuda dan saat ia melihat ke tempat kuda-kuda prajurit , dia melihat untuk yang kedua kalinya, Elleis yang memakai jubah tebal dengan kupluk juga dengan tas itu, dan ia berhasil menaiki salah satu kuda dan menjinakkannya karena kuda itu adalah kuda yang Elleis pakai selama latihan.
"Tidak!, aku tak bisa membiarkannya! " batin Revan.
Kemudian Revan memanggil Elleis yang sepertinya belum sadar akan keberadaannya.
"Elleis... "
sontak Elleis pun menengok dengan ekspresi kaget dan rasa bersalah juga sedih.
"Sudah kubilang 'kan?, jangan tinggalkan aku lagi ... EL.... " lanjut Revan dengan nada getir.
BERSAMBUNG.....
Author:
Akankah Revan berhasil mencegah Elleis untuk kabur? nantikan kelanjutannya!
si elleis galau karena chelsea nih.. tapi chelsea baik juga ya ikhlasin revan ke elleis dan dia juga nyerita masa lalunya yg dark ke elleis 😊👍
biasanya pembunuh itu dipenjara 15 tahun. ini settingnya di dunia fantasy buatan kakak atau terinspirasi dari negara mana gitu?
ceritanya keren kak!! 😊👍 aku kasih hadiah 😊