Adipati Negeri Vs Sekar Kedaton 3

Rindang memukuli dada Bang Jatmiko sekencangnya. Sungguh kini dirinya merasakan cinta yang besar dari seorang pria seperti Bang Jatmiko.

"Kenapa Abang mengorbankan diri sampai seperti itu????? Bagaimana kalau Rindang menolak pernikahan ini???" Kata Rindang masih berurai tangis.

"Buktinya tidak, kamu peluk Abang begini berarti kamu pun ada hati dengan Abang." Jawab Bang Jatmiko santai.

Rindang memonyongkan bibirnya khas seorang wanita yang tengah jatuh cinta.

"Jangan banyak merajuk. Jalan masih panjang untuk di lalui daripada sekedar merajuk."

"Jadi tak boleh kah Rindang bermanja dengan suami Rindang sendiri. Apa harus Rindang bermanja dengan suami orang??" Sambar Rindang kesal dan menjauh dari Bang Jatmiko.

Secepatnya Bang Jatmiko menyambar lengan Rindang. "Ya ampun, kau ini pemarah sekali. Boleh lah manja.. tapi di kamar saja. Kita memang bahagia tapi belum tentu orang lain melihat kita bahagia. Ungkapan saja bahagiamu nanti."

Rindang tersenyum kemudian berlalu pergi, agaknya dirinya lebih paham perkataan Bang Jatmiko.

//

Papa Agat menarik nafas penuh kelegaan. Melihat putrinya bahagia tentu membuatnya begitu bahagia pula. Bebannya selama ini terasa terlepas dan tuntas.

"Gorga.. adikmu sudah bahagia dengan pilihannya. Kau jangan pernah mengusik adikmu hanya demi membahagiakan wanita lain. Papa tau kamu sangat mencintai Niar, tapi pengorbanan tidak harus seperti itu, nak..!!" Kata Papa Agat.

"Bahagia Niar hanya bersama Bang JJ, Pa."

"Niar yang membuat semuanya menjadi rumit, dia yang menolak untuk di perjuangkan. Sekarang JJ memilih wanita lain, itu bukan salahnya. Laki-laki pun berhak untuk bahagia." Akhirnya Papa Arma membuka suara di hadapan Bang Gorga juga Bang Sakti putra kandungnya. "Biarkan semua berjalan apa adanya. Seperti ini, kelak waktu akan membayar dan mengobati segala sakit hati."

Seluruh keluarga pun mengerti dan Bang Gorga mantap untuk tidak mundur hanya demi membahagiakan Niar dan anaknya.

\=\=\=

"Abang benar ingin melamar kamu, Niar..!!"

"Niar nggak mau, Niar nggak akan menikah lagi." Niar tetap menolak lamaran Bang Gorga. Di hatinya masih penuh dengan nama Bang Jatmiko yang selama ini sudah mengisi relung hatinya.

"Sampai kapan kamu akan bertahan seperti ini. Anakmu juga butuh sosok ayah. Abang tidak akan membedakan anak-anak kita nantinya." Janji Bang Gorga di hadapan Niar.

"Kalaupun Bang JJ memilih wanita lain, Niar tetap tidak akan menikah lagi. Biarkan semua menjadi hukuman karena Niar sudah menyia-nyiakan cinta tulus laki-laki seperti Bang J." Jawab Niar tidak ingin lagi berdebat dengan Bang Gorga.

"Baik. Kalau itu keputusan mu, Abang terima dengan lapang dada. Abang tidak akan menikah dan betah melajang demi menemanimu. Biar Abang menjadi Papanya Angel dalam tanda kutip. Abang pun tidak akan pernah menyesal dengan keputusan ini." Bang Gorga melangkah pergi meninggalkan Niar yang masih terpaku menatapnya pergi menjauh.

//

Siang ini Bang Jatmiko tiba dari penugasan. Ia membawa Rindang turut serta bersamanya. Untuk pertama kalinya Rindang menginjakan kaki di tempat barunya, ia menghirup udara yang sejuk meskipun cuaca terasa begitu terik. Perasaannya cemas dan takut namun dirinya berusaha menutupi segala rasa takutnya.

Bang Jatmiko yang paham sifat istrinya itu segera merangkulnya.

"Jangan takut, ada Abang. Tempat ini tidak buruk juga..!!"

Rindang tersenyum, kemudian ia mengaitkan tangannya di lengan Bang Jatmiko.

"Rindang tidak takut." Jawabnya.

Bang Jatmiko mengalihkan pandangannya, batinnya tidak ingin tergoda cantiknya sang dewi rimba. Dua bulan ini adalah perjuangan nya untuk menahan diri, ia tidak ingin menyentuh sang istri dengan serampangan apalagi saat yang lalu, Rindang sedang melaksanakan KKN.

"Benahi pakaianmu, banyak laki-laki disini..!!" Pesan Bang Jatmiko karena tidak rela jika ada pria lain yang menatap istrinya dengan tidak sopan.

Tanpa banyak bicara, Rindang membenahi bagian dada kemudian berjalan mengikuti langkah Bang Jatmiko.

...

Rindang memasuki rumah dinasnya sedangkan Bang Jatmiko masih sibuk berbincang dengan rekan-rekannya di halaman rumah.

Dari dalam rumah, Rindang melihat Bang Gorga masuk ke dalam rumah, rumah yang tepat berada di samping rumahnya. Tak lama Bang Gorga kembali dengan membawa bayi perempuan yang lucu lalu menyerahkannya pada Bang Jatmiko.

Bang Jatmiko menerima bayi tersebut lalu menggendongnya. Rindang melihat ada wajah penuh haru dari Bang Jatmiko. Suaminya itu sampai menitikan air mata menciumi gadis kecil dalam gendongannya.

"Dek.. adek..!!" Terdengar Bang Jatmiko memanggil Rindang.

"Iya Bang." Rindang pun segera keluar dari dalam rumah dan menghampiri Bang Jatmiko.

Rindang terpaku melihat gadis kecil berusia lima bulan itu.

"Bolehkah Abang menggendongnya?" Tanya Bang Jatmiko seolah meminta ijin pada Rindang untuk memberi kasih sayangnya pada gadis kecil itu.

Rindang tak sampai hati melihat raut wajah Bang Jatmiko yang seolah meminta persetujuan darinya. Rindang pun ikut menggendong bayi tersebut dari tangan Bang Jatmiko.

"Kenapa tidak boleh, anak tetaplah anak. Yang tidak boleh lagi adalah menggendong Mamanya." Jawab Rindang jujur.

Bang Jatmiko langsung memeluk mereka berdua. "Tidak akan pernah terjadi. Hati Abang hanya untuk kalian berdua."

.

.

.

.