Reinkarnasi Istri Antagonis

Langit yang di luar jendela kamar nya sudah sangat gelap dan juga suara serangga berbunyi sehingga memenuhi sunyi nya malam hari ini.

Menoleh ke samping membalik kan badan nya sehingga terlihat wajah tampan berkulit putih, hidung mancung, alis tebal dan juga bibir yang tebal terlihat makin tampan. Menatap wajah damai dari sang suami yang masih memejam kan kedua mata nya membuat Ino makin lekat menatap lalu tersenyum sambil mengangkat sebelah tangan mengelus kening Aland yang malah pria itu mendekat kan diri nya ke Ino sehingga mereka hanya jarak beberapa centi saja.

Hembusan nafas berbau maskulin segar tercium di indra hidung Ino yang membuat nya membeku, ingin menjauh memundur kan wajah nya tetapi tidak bisa karena pelukan dari Aland yang makin mendekat.

"Sangat tampan kalau sedang tidur, tetapi saat kedua mata itu terbuka malah terlihat kamu menakut kan." gumam Ino dengan pelan tetapi masih memandang wajah Aland menelusuri wajah tampan tersebut.

Diam sejenak saat tatapan mata Ino ke arah bibir tebal dari Aland yang membuat nya geleng - geleng kepala sehingga pergerakan pelan dari Aland dan dengan pelan kedua mata itu terbuka yang membuat Ino terkejut lalu menjauh kan tangan nya dari wajah Aland.

Mereka saling menatap dengan diam, Ino salah tingkah karena dia merasa kepergok sedang menatap dalam dan mendapat kan kesempatan dalam kesempitan kepada Aland. Berbeda dengan Aland yang malah merasa senang akan tindakan dari sang istri yang sangat lembut dan juga menikmati tatapan Ino yang membuat nya makin jatuh cinta kepada perempuan itu, rasa nya Aland ingin sekali memakan istri nya karena merasa gemas.

"Kenapa terbangun, hem?" tanya Aland dengan nada serak dan berat membuat Ino merinding seketika karena Aland sekarang ini terdengar seksi dan sangat menarik perhatian nya.

Ino geleng kepala untuk menjawab karena tiba - tiba suara nya tercekat di tenggorokan nya karena suara serak dari Aland yang sangat dekat sehingga terkena hembusan nafas hangat dari mulut suami nya. Seakan Ino tidak bisa mengucap kan kata - kata dari mulut nya.

Tangan kekar mendarat di puncak kepala Ino lalu mengelus nya pelan seperti biasa Aland lakukan, tersenyum sampai - sampai kedua mata Aland menyipit dan sedikit terlihat gigi putih milik Aland di kedua mata Ino. Ino yang melihat itu terpaku dengan diam menatap lekat senyuman Antagonis pria yang terkenal kejam itu yang tidak pernah terlihat sejak dia masuk ke raga ini atau pun saat membaca cerita novel ini tidak pernah sang penulis menulis kan Aland tersenyum.

Tetapi Ino mengakui kalau senyuman Aland saat ini sangat tulus dan benar - benar nyata di pandangan nya sehingga pria itu makin - makin sangat tampan meskipun bangun tidur seperti sekarang ini.

"Tidur—" belum melanjut ucapan nya terdengar suara ponsel berdering di atas nakas di samping kasur nya, Aland langsung duduk untuk mengambil ponsel nya dan melihat nama anak buah nya langsung saja dia berdiri menjauh dari Ino membuat perempuan itu menatap punggung tegap milik Aland yang perlahan menjauh dan menghilang karena pria itu keluar dari kamar.

Merasa heran karena tidak biasa nya Aland akan mengangkat panggilan yang mengharus kan pria itu harus menjauhi nya, pernah seketika saat dia sedang mendapat kan panggilan investor, saat itu juga Aland mengangkat panggilan itu meskipun berada di samping Ino dan malah mendekat kan diri nya. Tetapi sekarang ini, Aland malah menjauhi nya.

Merasa heran dan penasaran, Ino turun dari kasur akan melangkah ke arah pintu kamar nya, tetapi belum sampai di depan pintu, pintu itu terbuka memperlihat kan sang suami hang menatap nya heran tetapi raut wajah nya datar seperti biasa.

"Kemana?" tanya Aland menutup pintu berjalan mendekati Ino.

"Tidak, tadi hanya akan menutup pintu kamar saja." bohong Ino mencoba untuk bernada biasa saja padahal awal nya dia sangat terkejut saat melihat Aland yang kembali ke kamar mereka.

Setelah mendapat kan jawaban itu, Aland langsung menuntun Ino menuju ke kasur mereka lagi.

"Tidur sayang!" itu adalah suara perintah dari mulut Aland yang membuat Ino menatap balik ke arah nya.

Tidak tau kenapa Aland seperti sedang kesal dan emosi bercampur jadi satu. Tidak mau kalau suami nya akan marah - marah, Ino langsung berbaring ke kasur yang memunggungi Aland lalu memejam kan kedua mata tanpa tau kalau Aland menatap punggung Ino dengan senyum yang sedikit mengerikan.

Aland berbaring menghadap ke punggung Ino lalu memeluk tubuh mungil itu di tarik agar mereka saling mendekat yang membuat Ino terkejut tanpa sadar menepuk tangan kekar Aland yang melingkar di pinggang nya yang di sambut dengan Aland terkekeh terdengar di telinga Ino.

"Selamat malam sayang." bisik Aland tepat di telinga Ino yang di jawab dengan anggukkan saja karena perempuan itu tiba - tiba merasa sangat ngantuk saat kepala nya menempel dengan bantal dan juga saat tangan kekar Aland mengusap puncak kepala nya.

Saat terdengar helaan nafas yang mulai teratur menanda kan kalau Ino sudah berada di alam mimpi membuat Ino makin merapat kam tubuh nya ke Ino.

"Siapa pun yang menghalangi kita bersama, mereka pantas untuk menghilang dari bumi. Saya sangat - sangat mencintai mu, sayang." ucap nya pelan mengecup puncak kepala Ino dengan lembut dan lama seakan pria itu sangat menikmati nya lalu memejam kan kedua mata dengan senyuman aneh dari nya.