"Berani-beraninya menggoda putri ku! Kemari kamu! Akan aku hajar kamu!" teriak seorang pria paruh baya yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Eh, buset! Ada Bulldog...!" teriak Jimin langsung mengambil langkah seribu meninggalkan warung itu.
Zayn anak seorang konglomerat memutuskan menjalani kehidupan sebagai remaja biasa. Dan sekolah di sekolah biasa sebelum nantinya terjun ke dunia bisnis sebagai penerus keluarganya.
Hidup di antara kalangan menengah ke bawah yang penuh dengan konflik yang belum pernah di temui Zayn sebelumnya. Dan tentunya tidak ada yang mencari muka pada dirinya, karena tidak ada yang mengetahui identitas asli Zayn.
Hingga Zayn menyukai Khaira, gadis cantik yang bapaknya galak. Belum ada satu pemuda pun yang bisa mendekati Khaira, apalagi menjadi pacarnya.
Bagaimana cara Zayn menaklukkan pujaan hatinya, jika bapaknya sangat protektif, posesif dan sulit di dekati?
Dan bagaimana Zayn menjalani hidupnya sebagai remaja biasa?
Yuk, ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Menghasut
Yoga menghela napas panjang mendengar pertanyaan Zayn. Cowok itu tiba-tiba menampilkan wajah tidak berdaya.
"Aku tidak tahu ini sial atau nasib. Ataukah dua-duanya plus takdir. Di kosan pertama, ini memang salahku. Aku di usir ibu kos dan para tetangga, karena kata mereka aku terlalu berisik dan mereka merasa sangat terganggu. Semua itu karena aku suka memutar musik dengan volume keras. Mereka memang sering mengeluh padaku. Tapi setiap aku memutar musik, aku lupa dengan keluhan mereka,"
"Hari Itu, tahu-tahu ibu kos dan beberapa tetangga kos aku datang dan mengusir aku. Ternyata sudah banyak tetangga ku yang mengeluh soal kebiasaan ku memutar musik dengan volume keras ini pada ibu kos. Kebetulan hari itu ibu kos sedang sakit gigi. Tetangga sebelah kanan kos aku yang anaknya masih bayi lagi rewel. Tetangga kos sebelah kiri sedang sakit kepala. Mereka merasa kesal padaku karena merasa terganggu dengan suara musik yang aku putar, lalu mereka mengusir aku beramai-ramai. Padahal aku baru tinggal setengah bulan di kosan itu,"
"Di kosan ke-dua, aku di usir gara-gara masalah burung. Aku di tuduh menjadi penyebab burung kesayangan Pak RT sekaligus pemilik kosan lepas. Itu semua gara-gara aku bersiul-siul pas lagi mandi. Pak RT menggedor-gedor pintu kamar mandi ku. Aku yang baru selesai pakai shampoo dan sabun terpaksa keluar pakai handuk doang. Dengan keadaan ku yang seperti itu, aku merasa sangat malu saat melihat banyak penghuni kosan yang sebagian besar adalah cewek datang bersama Pak RT,"
"Eh, apesnya lagi, aku malah terpeleset dan tanpa sengaja pegang sarung Pak RT. Sarung Pak RT pun melorot. Kelihatan lah itu burung Pak RT yang nggak bisa terbang karena nggak pakai celana boxer. Dan sialnya lagi, handukku juga ikut terlepas. Aku dan Pak RT benar-benar merasa malu karena banyak yang melihat,"
"Setelah kejadian itu, aku di usir dari kosan, karena kejadian burung Pak RT yang lepas dan burung Pak RT di balik sarung yang terekspos. Padahal burung ku sendiri juga terekspos. Tapi, walaupun aku nggak di usir, aku juga bakal pergi. Malu aku karena kejadian itu," jelas Yoga membuat Zayn tidak bisa menahan tawa.
Zayn tidak menyangka, kalau temannya mengalami hal konyol seperti itu. Sedangkan Yoga menghela napas panjang, mengingat hal yang memalukan itu.
"Lalu, apa masih ada drama di usir dari kosan lagi?" tanya Zayn setelah berusaha menghentikan tawanya.
"Masih. Di kosan ke-tiga lebih parah. Aku di usir gara-gara dituduh menjadi penyebab seorang nenek meninggal," jelas Yoga membuang napas kasar.
"Kok, bisa?" tanya Zayn penasaran.
"Si nenek adalah ibu pemilik kosan. Nenek itu baru pulang dari rumah sakit karena serangan jantung. Lalu berkunjung ke rumah anaknya si pemilik kosan, karena kangen sama cucunya. Pas aku memutar musik, tiba-tiba speaker nya mati. Aku putar-putar tuh, yang untuk mengatur volume. Tiba-tiba speakernya nyala lagi dengan suara full yang bikin tuh, nenek kaget dan kena serangan jantung, hingga akhirnya meninggoi saat itu juga. Padahal aku sendiri juga hampir kena serangan jantung karena suara speaker itu. Ternyata listrik mati sebentar, lalu hidup lagi pas volume speaker aku putar full," jelas Yoga lagi-lagi hanya bisa membuang napas kasar.
"CK.ck.ck. Apes sekali nasib kamu," ucap Zayn kembali tertawa tanpa dosa.
"CK. Malah menertawakan. Nggak ada simpati simpati nya kamu sama teman," decak Yoga kesal.
"Bukannya aku nggak simpati, tapi kisah kamu miris sekaligus lucu. Aku mau nahan tawa juga nggak bisa," sahut Zayn kembali tertawa. Sedangkan Yoga hanya bisa mendengus kesal.
Saat bel masuk kelas berbunyi, Zayn dan Yoga bergegas kembali ke kelas mereka. Seorang guru mapel masuk ke dalam kelas. Namun ternyata jam berikutnya ada jam kosong. Mereka di beri tugas menyelesaikan soal-soal tentang materi yang sudah mereka pelajari. Setelah selesai dan menyerahkan tugas pada ketua kelas, murid-murid pun keluar kelas untuk istirahat.
Khaira dan Cempaka keluar dari kelas. Keduanya duduk di kursi taman sekolah sambil memainkan handphone mereka masing-masing.
"Khaira, aku ingin bicara padamu," ucap seorang yang membuat Khaira dan Cempaka yang menunduk memainkan handphone mereka langsung mendongak menatap orang yang berdiri di depan Khaira.
Raut tidak suka langsung tersirat jelas di wajah kedua gadis itu saat melihat siapa yang berdiri di depan Khaira. Siswa yang tidak lain adalah Antonio. Khaira dan Cempaka sempat terkejut melihat wajah Antonio.
"Katakan saja apa yang ingin kamu katakan!" ucap Khaira datar, lalu kembali menunduk. Enggan rasanya untuk menatap Antonio yang pernah berusaha melecehkan dirinya. Apalagi melihat wajah Antonio yang lebam, bibir bengkak dan dua plester menempel di kedua belah pipinya.
"Aku ingin bicara berdua dengan kamu, Ra," ucap Antonio yang secara tidak langsung mengusir Cempaka.
Mendengar apa yang baru saja di ucapkan Antonio, Cempaka semakin menunjukkan ketidak kesukaannya pada Antonio .
"Aku tidak bisa. Terakhir kali, kamu hampir melecehkan aku. Aku tidak akan memberikan kamu kesempatan yang bisa menjadi momen bagi kamu untuk mengulangi perbuatan kamu itu. Katakan saja apa yang ingin kamu katakan, kalau tidak ingin mengatakannya, silahkan pergi!" jawab Khaira datar. Gadis itu benar-benar trauma dengan apa yang dilakukan oleh Antonio padanya waktu itu.
"Aku janji tidak akan melakukan apapun padamu," ucap Antonio meyakinkan Khaira.
"Aku tidak percaya," ketus Khaira masih enggan untuk menatap Antonio.
Antonio mengepalkan kedua tangannya. Bahkan sangat sulit untuk mengajak Khaira bicara berdua. Antonio hanya bisa berharap wajahnya segera sembuh dan bisa segera melamar Khaira. Agar gadis cantik itu segera menjadi miliknya. Namun, apa bisa?
"Baiklah, aku akan mengatakannya. Aku peringatkan padamu, tolong kamu jauhi Zayn. Dia itu tidak cupu dan culun seperti yang terlihat. Dia hanya berpura-pura cupu dan culun. Kau lihat ini! Dia menggoreskan pisau di kedua pipiku ini. Dia diam-diam menyerang aku dari belakang dan melukai aku menggunakan pisau. Dia itu sangat berbahaya, Ra. Dia itu seorang psikopat. Kamu harus menjauhi dia," ujar Antonio berusaha menghasut Khaira, agar Khaira menjauh dari Zayn.
Antonio berharap Khaira percaya padanya. Paling tidak sampai dirinya dan keluarganya datang melamar Khaira dan Khaira resmi menjadi tunangannya. Saat Khaira menjadi tunangannya, Antonio bisa menjauhkan Zayn dari Khaira dengan hak sebagai seorang tunangan. Itulah yang ada di otak Antonio.
Sedangkan Khaira dan Cempaka saling menatap setelah mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Antonio. Perkataan Antonio barusan sungguh sangat tidak masuk akal menurut mereka berdua. Zayn yang baik menyerang dan melukai Antonio yang merupakan ketua geng yang suka tawuran. Menurut Khaira dan Cempaka, cerita Antonio itu benar-benar tidak logis.
"Kamu sedang mabuk, ya? Sedang nge -fly? Atau sedang berhalusinasi? Mana ada Zayn yang ramah dan kalem itu menjadi brutal dan bisa melukai ketua geng tawuran seperti kamu?" tukas Cempaka, lalu tertawa tanpa suara.
"Aku tidak sedang bercanda. Luka di wajah ku ini benar-benar karena Zayn. Kalian harus menjauh dari dia. Dia itu psikopat. Berbahaya!" ujar Antonio dengan ekspresi serius.
"Sudahlah, jangan menganggu dan membuang waktu kami dengan cerita yang tidak masuk akal itu. Kami tidak akan percaya pada orang seperti kamu!" ketus Cempaka dengan wajah jutek.
"Zayn!" panggil seseorang membuat tiga orang siswa itu menoleh.
Mereka melihat Yoga yang berdiri tidak terlalu jauh dari mereka. Sedangkan Zayn nampak berjalan mendekati Yoga.
Melihat Zayn, wajah Antonio tiba-tiba berubah menjadi panik. Apalagi saat dari jauh Zayn menatap ke arah dirinya. Tanpa mengatakan apapun, pemuda itu langsung pergi begitu saja tanpa pamit pada Khaira.
Cempaka yang tidak sengaja menatap Antonio pun mengernyitkan keningnya. Cempaka merasa aneh melihat perubahan ekspresi wajah Antonio saat cowok itu melihat Zayn. Apalagi saat Antonio nampak terburu-buru pergi.
"Eh, kenapa si Antonio terlihat panik saat melihat Zayn? Jangan bilang, kalau apa yang dia katakan tadi adalah benar? Tapi..apa mungkin apa yang dikatakannya tadi benar?" batin Cempaka yang merasa aneh dengan kejadian barusan.
Sedangkan Zayn nampak memicingkan sebelah matanya saat melihat Antonio berdiri di depan Khaira dan Cempaka.
"Mau apa dia mendekati Khaira?" gumam Zayn menatap Antonio yang bergegas pergi meninggalkan Khaira dan Cempaka.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued