CINTA Yang SALAH

"buka pintunya atau aku akan semakin marah",pekik Arion.

Elena yang ketakutan semakin gemetar dan tak ingin beranjak dari ranjangnya,dia memejamkan mata sambil menutup telinganya dengan bantal.

"sial!",Arion segera turun ke bawah untuk mencari kunci cadangan di gudang,dia sangat geram pada Elena,dia berjalan sambil mengumpat Elena yang dia anggap bodoh.

Elena segera menghela napas,dua pikir Arion sudah menyerah dan pergi,"huh, untung saja", Elena mengusap dada bidangnya.

Dia kembali berdiri di depan kaca mencoba baju-baju baru yang Max beli untuknya tadi, Elena berputar-putar,"tuan Max sangat pintar membeli barang-barang untuk perempuan,jika dia punya adik atau pun pasangan pasti mereka akan sangat bahagia,pasti tuan Max akan membelikan banyak barang untuk adiknya ataupun kekasihnya".

"menyenangkan,kau sangat menyukai pemberian dari pria mana pun,kau sungguh jalang",Arion berdiri di belakang Elena,dengan wajah sangat marah.

Elena langsung terdiam,"bagaimana mungkin", Elena mendongak menatap pintu kamarnya yang telah terbuka.

"aku punya kunci kamarmu,aku bisa masuk kapan pun aku mau",bisik Arion sambil mencengkram tangan Elena,"kau tak mendengar aku memanggilmu tadi".

Srek..

Arion merobek baju yang sedang Elena kenakan,"aku akan mematahkan tulangmu jika kau berani memakai pakaian dari pria lain".

"apa yang kau lakukan tuan", Elena menutup area sensitifnya yang terekspos dengan indah.

"jangan bertanya lagi apa yang aku lakukan,aku tidak ingin milikku di sentuh oleh orang lain,bahkan barang-barang mereka tidak boleh menyentuh kulitmu",Arion membelai pinggang Elena.

"sebenarnya aku tak berniat menyentuhmu,aku hanya ingin kau masak karena aku lapar",Arion menahan sesuatu yang menggeliat di dalam sana,membuat Elena menelan ludah,dia tercekat saat tak sengaja memandang sesuatu yang sangat besar yang pernah dia nikmati.

"tuan,jangan tuan,baiklah aku akan masak untukmu", Elena segera menyambar gaun tidurnya.

Arion segera meraih tubuh Elena membawanya ke dalam gendongan,dia saat ini seperti anak kangguru yang sedang di gendong ibunya,"tuan lepas!", Elena memberontak.

"aku tidak suka penolakan Elena,atau aku akan meminta makanan lebih",Arion menatap dua gunung besar Elena yang menempel di dadanya,rasanya sangat empuk.

saat tiba di dapur Elena segera menggeliat turun dari tubuh tegap Arion,dua menguncir rambutnya ke atas menampakkan leher jenjang yang putih dan mulus,dia mulai meracik bumbu dan daging yang akan dia masak,Arion semakin bergairah,dia tidak bisa lagi memandang ke arah lain.

"aku ingin menghukum mu di sini",Arion menarik gaun tidur Elena.

"tuan,jangan tuan,aku tidak mau melakukannya lagi, hiks", Elena menolak kemauan Arion.

"masaklah untukku Elena,aku akan memakan mu di sini,jika kau menolak maka akan bertambah lima kali lipat hukuman untukmu".

Arion membuka semua baju yang ia kenakan,begitu juga dengan baju Elena yang tipis,dia tak perlu susah payah Arion merobeknya dan membuangnya ke sembarang arah.

Elena hanya pasrah,sambil meneteskan airmata Elena mengaduk bumbu masakan ke dalam wajan sedangkan Arion mengaduk area inti Elena menggunakan tongkat kebanggaannya.

Desahan tercipta,bersamaan dengan denting sendok yang wajan.

"tuan hiks,tuan ihhh", Elena tak bisa berbicara antara nikmat bercampur dengan penolakan.

"sst,panggil aku lagi Elena",Arion mendesah,dia semakin mempercepat tempo.

"tuan,empth", Arion mendesah bersamaan dengan Elena yang mengerang.

Elena mematikan kompor,masakannya sudah selesai bersamaan dengan Arion yang melakukan pelepasan, Elena menuang makanan ke dalam mangkuk,dia memberikan pada Arion,namun Arion menahannya

"temani aku makan", Arion menatap wajah Elena yang memerah karena menahan malu,dia juga melihat air mata Elena yang jatuh silih berganti.

Elena menggeleng,"aku ingin kembali ke kamar",dia menutup kedua aset berharganya di depan Arion.

"aku sudah bilang,aku tidak suka penolakan",Arion menarik tangan Elena,dia meletakan Elena di pangkuannya.

Arion meraih sendok,dia melirik tangannya yang terluka karena pecahan beling saat kakek terkena serangan jantung,dia memang tak perduli dengan lukanya,tetapi semakin lama lukanya semakin membengkak,dia meringis kesakitan.

Elena awalnya hanya diam tak menanggapi,tapi lama kelamaan dia jadi kasihan saat luka Arion semakin mengeluarkan darah,Luna beralih duduk di samping Arion.

dia menarik sendok yang Arion pegang,perlahan dia menyuapi makanan ke mulut Arion dengan hati-hati,dia juga meniup daging yang masih panas agar Arion bisa menikmati makanannya yang lezat.

Arion tidak pernah di perlakukan oleh Tara seperti ini,meski dia melawan hatinya untuk berkata Elena adalah gadis bodoh dan lemah tapi di sisi lain Elena memiliki apa yang tidak Tara miliki,yaitu penuh kasih dan lembut.

Arion sama sekali tak berkedip menatap Elena,dia ingin Tara yang menjadi Elena saat ini,namun Tara tidak akan pernah bisa memperlakukannya seperti apa yang Elena lakukan, setelah selesai berkemas di dapur Elena yang sedikit masih tertatih segera masuk ke dalam lift untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

Arion terus memperhatikan Elena,hingga Elena masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu.

Arion juga membersihkan tubuh dan berbaring di atas ranjang, Elena dengan gaun tidur masuk tanpa permisi,"Elena lancang sekali kau".

ucapan Arion terhenti saat Elena meraih tangan Arion yang terluka, Elena sama sekali tidak peduli dengan apa yang di katakan Arion,dia dengan pelan dan hati-hati mengobati luka Arion,"sepertinya ada pecahan beling yang tertinggal di luka ini".

Elena mengambil peniti yang tersedia di dalam kotak pertolongan luka,dia mencongkel sedikit demi sedikit beling kecil yang membuat luka Arion semakin parah.

"berhenti,itu sangat sakit",pekik Arion.

Elena masih tak menatap wajah Arion dia fokus pada luka yang Arion alami,"tahanlah sedikit,luka ku lebih besar dari pada luka tuan,tapi aku gak pernah mengeluh".

Arion melirik ke arah kaki Elena yang masih di perban,"aku akan membeli obat yang ampuh untuk mengobati lukamu,buang saja obat dari rumah sakit Denis".

"tidak usah,aku merasa lebih baik setelah di bawa berobat kemarin,tuan Denis meminta agar Dokter memberikan obat terbaik",ucap Elena singkat.

saat sudah selesai memberi perban Elena langsung berdiri dan beranjak dari kamar Arion,"buang obat yang Denis berikan aku akan menggantinya dengan yang lain".

Ucapan Arion membuat Elena menghentikan langkahnya,"tuan,luka ku sudah di obati dan sedikit berkurang,sebaiknya anda membeli obat untuk luka anda sendiri".

Elena sejak tadi mendengar ponsel Arion berbunyi membuatnya sedikit melirik ,ternyata panggilan itu adalah panggilan dari Tara.

Elena tak ingin mengganggu Arion,dia sadar posisinya saat ini,dia bukanlah siapa-siapa melainkan pelampiasan, Elena sangat merasa hina,dia tahu Arion masih mencintai istrinya,lalu kenapa Arion malah merenggut kesuciannya.

Elena tak mengetahui hubungan antara Tara dan Arion,dia hanya tahu jika Arion sudah beristri,dia ingin bertanya pada yang lain tapi apakah pantas dia mempertanyakan hubungan rumah tangga seorang pria yang pernah dia tunggu?.

Sebaiknya dia segera pergi dari kediaman keluarga Arion,tapi apakah kakek akan baik-baik saja,apa Elena pantas melarikan diri,dia tak ingin menjadi manusia yang tidak tahu berterimakasih,dia harus segera belajar ilmu bela diri,dia ingin pamit secara baik-baik pada Kakek,dia hanya perduli dengan kakek yang telah memberinya kasih sayang.