Demi mencari tahu penyebab kematian sang adik yang sangat janggal. Shasa seorang agen rahasia harus menyamar menjadi seorang aktris.
Memasuki dunia yang bertolak belakang dengan identitas nya,membuat Shasa harus berhadapan dengan berbagai rahasia gelap dibalik kemerlapan dunia entertainment itu.
Mampukah Shasa membalas dendam atas kematian adiknya ketika Shasa harus berurusan dengan para mafia kelas kakap.
Apakah ia akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sambutan
Setelah mendapatkan panggilan dari rumah sakit, Kendra langsung meluncur di halaman rumah sakit. Dirinya mengambil langkah besar dan akhirnya tiba di ruangan perawatan Shasa.
Ketika pintu terbuka, terlihat Shasa tengah berbaring dengan mata yang telah terbuka menatap ke arah pintu. "Aku pikir kau tidak mau bangun. Aku sudah mempersiapkan pesta kesuksesan ku dalam misi S yang telah sukses."
"Kalau kesini mengatakan omong kosong, maka pergilah! Kepala ku sangat pusing!" Ujar Shasa membuat Kendra hanya terkekeh sambil mengambil kursi yang tersedia disana.
"Akhirnya kau sakit juga."
"Apa kau mau ku lemparkan sebuah pisau? Walaupun lengan kanan ku terluka, aku bisa menggunakan yang kiri."
"Simpan tenaga mu, kalau aku melakukan balasan.... takutnya kau tidak bisa mengejar ku, karena pergelangan kaki mu itu tampak tidak baik." Melihat wajah kesal Shasa, Kendra merasa senang.
"Pergi sana! Shhhit!"
"Bibirmu terlihat kering, minumlah dulu." Ketika Shasa ingin mengambil dengan lengan kirinya, Kendra justru menjauhkan gelas air.
"Kau mengerjai ku?" Kendra menggeleng, wajar jika Shasa berpikiran seperti itu.
"Tidak baik menggunakan tangan kiri. Aku bisa jadi tangan kanan mu untuk sementara ini." Rasa haus yang mendera dirinya membuat Shasa segera minum.
"Aku akan membayar nanti."
"Ya, aku tidak sabar dengan nominalnya. Pasti besar." Ya, begitulah percakapan keduanya.
"Diapakan mayat itu? Apa langsung dilempar ke neraka?"
"Lupakan tentang mayat itu, sudah ada yang mengurus. Apa kau tidak mau sembuh?"
"Dimana barang-barang ku?" Shasa teringat dengan barang-barang nya terutama cincin yang diberikan oleh adiknya.
"Aman, sudah kuduga kau akan mencari nya. Diletakkan di tempat yang aman."
"Tidak rusak kan? Karena itu tidak bisa digantikan oleh apapun juga."
"Tidak, ia terjaga dengan baik. Jari keriput mu membuat cincinnya harus dilepas dulu."
"Kau berhasil."
"Hhmm, meskipun aku harus mengakui kau terlibat untuk itu."
"Kau sadar?" Tampak Kendra sedikit terkejut dengan ucapan Shasa.
"Meskipun mataku tertutup, telinga ku masih mendengar. Apa kau berpikir aku sudah mati disana?"
"Kalau begitu seharusnya aku tidak mencemaskan mu."
"Kau bilang apa?"
"Tidak, lupakan saja. Aku tidak suka mengulang." Shasa tidak menghiraukannya lagi, matanya menatap ke luar, dimana angin tengah menyapa.
"Setelah ini kau mau kemana?"
"Kembali, dimana keluarga ku berada." Jawab Shasa tanpa melepaskan matanya dari jendela.
"Kakimu perlu enam bulan paling lama. Kau tidak bisa kesana, Mr tidak akan mengizinkan."
"Aku tau, lagipula aku perlu mengambil barang-barang ku juga."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Bagaimana Nona? Nyaman?" Tanya dokter ketika selesai memeriksa pergelangan kaki nya.
"Ya, jika tidak bergerak."
"Memang begitu nona, sekali sebulan kita akan lihat perkembangannya. Jadi Nona jangan lupa datang, jika sudah tidak terlalu nyeri, kita bisa melatih gerakan kecil dulu."
"Baik."
"Lengan Nona juga belum bisa digerakkan selama sebulan ini, kita tunggu dulu. Usahakan tidak makan makanan yang telah dilarang ya Nona. Agar pemulihan Nona tidak terganggu."
"Baiklah, terimakasih dokter."
"Apa dia sudah bisa dibawa pulang?"
"Sudah, tapi jangan dilakukan larangan yang telah dikatakan. Tolong dijaga kekasih nya." Baik Shasa maupun Kendra tidak ada yang menjawab ucapan dokter yang berasumsi mereka memiliki hubungan.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Apa kau memikirkan perkataan dokter tadi?" Goda Kendra membuat manik Shasa memicing.
"Sepertinya kau yang memikirkan nya. Buktinya kau membahasnya, aku bahkan sudah lupa." Jawab Shasa.
"Lagipula aku mau memiliki kekasih yang membutuhkan perlindungan ku, lembut dan halus."
"Terserah!" Shasa memutar bola matanya dengan malas mendengar ucapan Kendra.
"Kau lihat saja nanti."
"Tentu, aku akan menunggu nya. Selembut apa dan sehalus apa dia. Apa seperti kapas?"
"Dasar...."
"Apa?" Ujar Shasa seolah menantang Kendra.
"Tidak waras."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Selamat datang kembali singa betina ku." Mr, ya, pria itu langsung menyambut kedatangan Shasa bersama Kendra.
"Sebulan tampak sama. Aku pikir ada renovasi besar-besaran."
"Jika satu anggota ku tidak ada, maka itu tidak akan berjalan." Jawab Mr membuat Shasa hanya tersenyum tipis.
"Semuanya baik?" Tanya Shasa.
"Kami yang seharusnya bertanya seperti itu. Kau tampak tidak baik singaku. Kau butuh perawatan saat ini. Perkenalkan, dia Mery, perawat yang akan membantu mu." Tampak seorang wanita dengan tinggi 160 dan juga berkacamata kotak tersenyum pada Shasa.
"Salam kenal nona." Shasa tampak memindai sosok yang menjadi perawat nya itu.
makasih author 🙏🙏🙏❤️❤️❤️❤️
gitu juga orang yg kamu aniaya, juga terasa sakit..