NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Kehadiran yang disembunyikan

Alice merasakan aneh pada dirinya sendiri selama seminggu belakangan ini. Namun pagi ini, ia merasakan pusing dan lemas yang lebih parah dari sebelumnya. Sejak tadi ia tak henti-hentinya keluar-masuk kamar mandi memuntahkan cairan bening dari lambungnya.

Tenggorokannya terasa sedikit pahit dengan keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Ia memang kerap abai dengan jam makannya, wajar saja jika saat ini lambungnya bermasalah. Mungkin ia terkena maag. Pikir Alice. Akan tetapi hati kecilnya berkata lain.

"Alice apa kamu sudah agak mendingan?" Maya yang mendengar putrinya tak baik-baik saja langsung membuatkan secangkir teh pekat hangat untuk menghangatkan lambung Alice.

Alice yang terbaring asal di pinggir ranjang pun hanya mengangguk lemah. Maya mendekat, mengusap peluh keringat yang membasahi pelipis putrinya dengan tissue. Wajah Alice yang pucat seperti tak ada darah yang mengaliri wajahnya.

"Minum ini dulu, siapa tahu bisa menghangatkan lambungmu."

Alice bangkit, menghadap Maya. Tangannya meraih gelas berisi teh itu dan menyeruputnya sedikit demi sedikit. Memang terasa hangat, akan tetapi detik kemudian perutnya langsung bergejolak kembali. Alice pun kembali berlari ke kamar mandi dengan cepat. Memaksa memuntahkan isi perutnya lagi, namun tetap saja tak ada yang dapat ia keluarkan.

Alice membasuh wajah dan bibirnya. Setelah itu kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Maya yang merasa iba melihat putrinya yang belum makan apa pun sejak kemarin sore.

"Sepertinya maag kamu sudah begitu parah, Nak. Sebaiknya kamu periksa ke rumah sakit saja, ya! Biar Mama yang menemani," ajak Maya. Alice hanya mampu mengangguk pasrah dengan gerakan yang nyaris tak terlihat.

Maya membiarkan Alice untuk beristirahat sebentar. Siang hari mereka berangkat menuju rumah sakit dengan menaiki taksi. Tak butuh waktu lama Maya dan Alice sampai di rumah sakit.

Maya langsung mendaftarkan Alice ke poli umum awalnya. Akan tetapi betapa terkejutnya wanita itu saat pemeriksaan, Alice justru di rujuk pada dokter Obgyn. Setelah menjalani serangkaian tes dan mendapatkan hasil.

Kini Alice tertegun mendengarkan ucapan dokter yang seakan menghempaskan tubuhnya ke dasar jurang yang paling dalam.

"Selamat Bu Alice anda akan memiliki anak," ucap Dokter perempuan cantik yang menggenakan pembungkus kepala berwarna pink dengan motif bunga yang kecil-kecil.

Maya menutup mulutnya karena kaget. Matanya berkaca-kaca, ada perasaan senang yang hadir di hatinya. Ia tak mengira jika harapannya menjadi seorang nenek akan terkabul. Jika Maya berbahagia, maka jauh berbeda dengan Alice.

Kilasan malam di mana ia berhubungan layaknya suami-istri bersama Bara tergambar jelas di ingatannya. Dan bodohnya kenapa ia tak menyadari jika dirinya sudah tidak mendapatkan tamu bulanan. Masalah yang ia hadapi membuatnya abai pada dirinya sendiri.

"Bu Alice? Ibu Alice!"

Alice tidak merespons. Ia sedang berkelana dengan pikirannya sendiri. Andai anak itu adalah anak Gavin, mungkin Alice akan sedikit berbahagia di tengah perceraiannya yang terjadi. Tapi nyatanya anak itu adalah anak dari mantan kakak iparnya sendiri. Apa yang harus Alice katakan pada mamanya? Wanita itu bingung dan kalut.

"Alice apa yang sedang kamu pikirkan?" Maya menggoyangkan bahu putrinya. Alice pun tersentak. Ia tersadar dari keterdiamannya dan menoleh.

"Ah ... ada apa, Ma?"

Maya menghela napas. "Dengarkan apa yang dikatakan dokter."

Alice beralih menatap dokter cantik itu yang tersenyum ramah. "Pada kehamilan tiga bulan pertama mohon dijaga baik-baik kandungannya. Jangan terlalu banyak berpikir dan stres. Dan pastikan Ibu memakan makanan yang sehat untuk bayi serta jangan lupa susu untuk kehamilannya," kata dokter itu.

Alice menganggukan kepala paham. Hatinya masih dipenuhi kebimbangan dan Maya sangat menyadari itu. Ia paham akan kondisi sulit putrinya saat ini.

"Suami Ibu Alice ke mana? Kenapa tidak ikut menemani? Harusnya di sini untuk ikut mendengar kabar bahagia ini."

Alice menoleh sekilas pada Maya. "Suami saya kerja dok, itu sebabnya saya ditemani oleh Mama saya," jawab Alice sedikit berbohong.

Dokter cantik itu mengangguk maklum. Lalu menuliskan resep obat pada secarik kertas.

"Ini nanti vitamin ini tebus di apotek ya, Bu. Jangan lupa di minum hingga habis. Makan apa saja yang ingin dimakan. Jangan ditahan-tahan, nggak apa-apa berat badan bertambah. Itu justru bagus untuk perkembangan janin."

"Baik dok, terima kasih," ucap Maya dan Alice berbarengan.

Mereka berdua berpamitan dan mulai beranjak keluar dari ruangan. Berjalan menuju apotek yang berada di lantai satu.

"Apa kamu akan memberitahu Gavin akan kehamilanmu ini? Walau bagaimanapun ia adalah Ayah dari bayi ini," Maya mulai membuka obrolan kembali pada putrinya disela-sela mereka menunggu obat.

Alice menggigit bibir bawahnya. Bagaimana mungkin ia mengatakan pada Gavin tentang kehamilannya jika kenyataannya Gavin bukanlah Ayah dari bayi yang ia kandung. Dan mengakui siapa Ayah dari janin yang ia kandung ini, justru lebih tidak mungkin lagi. Apa yang akan orang tuanya pikirkan. Alice tak mau menambah pikiran dan beban orang tuanya lagi.

"Tidak perlu, Ma. Lagi pula mereka sedang berbahagia dengan calon anak yang ada di dalam kandungan istri barunya."

"Tapi tetap saja, ia harus tahu jika bukan hanya wanita itu yang sedang mengandung anaknya. Tapi kamu juga!" ujar Maya kekeuh. Ia ingin putrinya dan bayi yang ada dalam kandungannya itu mendapatkan pengakuan dari keluarga Apsara.

Alice menggelengkan kepala. Ia menolak saran yang diberikan oleh mamanya. Bagaimana mungkin ia menjelaskan apa yang terjadi padanya? Alice malu. Daripada harus kembali pada keluarga itu yang pada akhirnya hanya akan mendapatkan penolakan.

"Tidak, Ma. Aku tidak ingin kembali lagi pada keluarga itu. Aku tak yakin mereka akan menerima aku dan anakku ini. Mereka tak pernah menginginkan kehadiranku."

Alice lebih memilih untuk pergi. Ya ... ia akan pergi membawa anaknya untuk memulai lembaran baru. Hanya ada dia dan calon bayi dalam kandungannya.

"Tapi Alice bagaimana mungkin kamu bisa membesarkannya seorang diri. Anakmu itu juga membutuhkan kehadiran seorang Ayah. Kamu tidak bisa egois soal ini," ucap Maya mencoba menyakinkan putrinya. Alice terdiam hingga mereka berdua kembali menaiki taksi pun tidak ada jawaban dari mulutnya akan ucapan Maya tadi.

Alice membuang pandangan matanya pada jendela mobil di sampingnya. Menatap bangunan serta orang-orang lalu lalang yang mobil itu lewati sepanjang perjalanan.

Pikirannya melayang-layang memikirkan tentang calon anaknya. Satu fakta yang membuat hati Alice seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum. Anaknya akan lahir tanpa seorang Ayah.

Keputusan apa yang harus ia ambil, memberitahukan kebenaran. Dengan menerima segala bentuk penolakan yang akan ia dapatkan? Atau tetap diam dan pergi, menutup mulut rapat-rapat tentang siapa Ayah dari bayi yang sedang ia kandung?

Alice bingung. Ia mengusap perutnya yang gendut dengan lemak yang tertimbun selama ini. Bahkan ia masih seakan mimpi bisa mengandung dengan kondisinya yang seperti ini.

"Kamu tenang saja, Sayang. Aku akan menjagamu, walau tanpa kehadiran seorang Ayah. Aku akan tetap membuat hidupmu bahagia tanpa merasakan sedikit pun kekurangan dibanding anak-anak lain. Kamu milikku dan hanya ada aku bersamamu!" hatinya berkata pada janinnya sendiri.

1
Khansa Sutresno
klo emg niat balas dendam knp gk jujur ma bara... minta bantuan bara , ach t o l o l yona
Khansa Sutresno
l
Khansa Sutresno
yona udh menang dlm segala hal tp kdg bodoh juga... kmrn suport bgt ma yona buat balas dendam tp skg males ach... trll lemes krg badas si yona
Khansa Sutresno
bener sech, balas dendam tipis2 aj tp hasilnya menggeparkan malah lbh jozzz
Shyfa Andira Rahmi
emang harus yaaa menyediakan mkanan kesukaan MANTAN...🥴
Shyfa Andira Rahmi
abai kan balik lahh,,biar mereka tau gimana rasanya diabaikan...
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Shyfa Andira Rahmi
sukuriiinnn,,berharap parah aja thorr ngidamnya nih laki...
Wayan Sucani
Nunggu kisahnya Bryan ktm Cicilia
Wayan Sucani
Ada kisah Bryan gga Thor
Wayan Sucani
Mengangisi Bryan... semoga terbentuk jdbpribadi yg baik
Wayan Sucani
Salah jawaban...
Agustine
sukaaaaaaa😍😍
Kisti Siti
lanjutt,,makin seru aja ni...🤭
Agustine
slah nama thor🤣
Rima baharudin
bagus alice
Vindy swecut
bagus
Sunarmi Narmi
Klo sdh dengar deru mobil dn tau itu bukan suami tpi mantannya.ngapain ditemuin..msuk kmar kunci pintu tlpon suami..art kan ada...halu nya gebangetan...jdi kurang alami alurnya thor 🥴🥴🥴
Sunarmi Narmi
Anak Bara toh...🤔🤔🤔🤔.yang bner aja ngetiknya Thor
Sunarmi Narmi
Bara kan pernah bilang Alice..mai tanggung jawab..bila ketemu bicaralah dgn Bara jgan berspekulasi ngak jls...mulai dgn saling bicara...kedepan nya mau sprti apa ?
Sunarmi Narmi
Hormon kegemukan kita memang nyata Alice..tpi klo gemukntubuh kencang bagus kok..percaya deh..kita mlah terlebih seksi dengan dada dn pntat besar...gemoy habis...Suamiku aja suka..katanya klo langsing atau kurus dia bilang seperti naik motor tpi Schok nya rusak ngak bisa mentul" klo sama orang gemuk kencang sprti naik motor tpi schok nya berfungsi normal jdi mau naik di jln berlubang atau halus tetap nyaman..Menyala orang Gemoy😄😄😄♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!