Dunia yang kejam atau Takdirnya yang Kejam sehingga membuat seorang gadis menikah dengan pria arogan, Selesai menyelesaikan kuliah S1 Bella Haryanto bekerja menjadi guru TK di sekolah swasta yang sangat elit...
Ayah yang meninggal dalam kecelakaan kerja membuatnya Jadi anak yatim, Sejak lahir Bella tidak pernah tahu bagaimana sosok figur ayah dalam hidupnya hanya ada ibu yang selalu menemani dirinya...
Kini Bella harus menikah dengan seorang lelaki yang tidak mencintai dirinya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32...
Vano meminta waktu pada mama Jelita 2 bulan dia Baru akan pindah ke Rumah utama mereka membawa Bella serta anak angkatnya... Awalanya mama Jelita menolak tidak terima tapi setelah mendapat penjelasan dari sang anak akhirnya Mama Jelita memberi waktu yang di minta putranya itu.
"Terimakasih ma..." Ucap Vano...
"Van, apa ibu Bella juga tahu kalau kalian mengadopsi seorang anak.?" ucap mama Jelita...
Sekarang Vano memang ada di rumah utama... Menemui mama nya sepulang kerja untuk menyiapkan perlengkapan kamar bayi mereka...
"Belom ma." ucap Vano...
Bagaimana mertuanya akan tahu Bella saja istri nya tidak tahu, Vano belom memberi tahu Bella tentang bayi itu bagi Vano tidak penting Bella setuju atau tidak karena keputusannya sudah bulat...
Vano izin pulang pada sang mama setelah memberi perintah pada pelayan untuk menyiapkan keperluan sang bayi ketika mereka tinggal disini... Merasa semua sudah selesai urusannya Vano balik... Setiba di apartemen melihat Bella tertidur di sofa.
"Wanita ini." Ucap Vano, menatap sang istri ke tiduran di sofa menunggunya... Menatap wajah Bella sampai yang di tatap pun bergerak lalu membuka mata.
"Tuan anda sudah pulang.?" Ucap Bella.
"Hmmm..." Ucap Vano..
"Apa anda sudah makan." ucap Bella.
"Iya." Jawab Vano singkat dan dingin.
"Kalau gitu saya akan memasukan makanan ini ke kulkas..." Ucap Bella ke dapur lalu ke lemari pendingin.
"Tuan, boleh saya tahu besok jam 10 pagi kita kemana.?" Ucap Bella akhirnya memberanikan dirinya untuk bertanya pada suaminya...
"Kamu hanya menunggu disini nanti kamu akan tahu." Ucap Vano masuk ke kamarnya tanpa memberi Bella berbicara lagi untuk banyak bertanya.
Terpaksa pagi ini Bella izin lagi sama bosnya untuk tidak bekerja sejujurnya Bella tidak enak selalu izin meski bosnya memberinya dan tidak pernah bertanya pada dirinya cuti.
"Nona tidak kerja.?" Ucap emba Yanti.
"Tidak emba tuan menyuruh saya menunggu disini... Emba panggil saya Bella jangan nona saya tidak enak emba tidak nyaman di telinga saya emba." Ucap Bella.
"Maaf non tidak bisa." ucap Emba Yanti.
"Huh seperti sulit sekali ya emba... Ya sudah deh terserah emba." ucap Bella.
"Iya non..." ucap Emba Yanti.
"Pagi tuan." Sapa Emba Yanti yang memang melihat tuan nya keluar dari kamarnya.
"Tuan apa anda mau sarapan.?" Tanya Bella... Vano pun duduk di kursi meja makan.
"Emba tolong buatkan saya jus jeruk." Ucap Vano...
"Baik tuan." Ucap Emba Yanti.
Selesai sarapan Vano pergi tanpa pamit sama Bella sang istri yang dari tadi berdiri di tempat cuci piring... Tidak ada di bibir atau mata suaminya yang Menatap mengucap pamit padanya.
"Non kenapa.?" Tanya Bi Yanti.
"Saya bosen bi... Semua sudah rapi cucian juga saya kerjain..." Ucap Bella.
"Biar saya buat pudding saja." ucap Bella.
"Aduh gula nya habis, biar aku beli dulu ya bi." Ucap Bella...
Bella mengambil tasnya lalu memakai sweter miliknya yang biasa di pakainya bekerja... Bella pamit pada bi Yanti selesai o amit Bella segera pergi sebelom suaminya datang...
"Mau kemana.?" ucap Vano di depan pintu sambil menggendong bayi dan Rico yang membawa koper.
Bella terdiam bibirnya terkunci lidahnya kaku melihat suaminya datang membawa bayi di gendongannya... Bertanya tanya anak siapa.? tapi tidak bisa keluar kata itu dari bibir Bella.
"Apa kamu mau berdiri terus.?" ucap Vano yang sudah masuk di dalam... Bella mendekat ke arahnya setelah menutup pintu kembali.
"Gendonglah." Ucap Vano, Bella pun menyambut bayi iyu kini bayi yang masih merah itu sudah ada di gendongannya.
"Iya tuan." Ucap Bi Yanti...