NovelToon NovelToon
Cinta Itu (Tidak) Buta

Cinta Itu (Tidak) Buta

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Tamat
Popularitas:95k
Nilai: 5
Nama Author: Cygni

Yang Sara tahu, Tirtagama Wirasurya itu orang terpandang di seluruh negeri. Setiap orang membicarakan kehebatannya. Tapi mengapa tiba-tiba dia mau menikah dengan Sara yang hanyalah seorang pegawai biasa yang punya banyak hutang dan ibu yang sakit-sakitan? Sara pun juga tidak pernah bertemu dengannya.

Dan lagi, ada apa dengan ibu mertuanya? Mengapa yang tadinya sangat baik tiba-tiba saja berubah? Apa salah Sara?

Terima kasih banyak untuk semua bentuk dukungannya.
Cygni 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cygni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23-1 : Bukan Gila Tapi Sinting

[Sara]

“Papa, mau ikut pulang sama Tante Sara.”

Yuda kemudian menuntun tangan putrinya itu, dan menjawab, “Tentu saja. Kita ke rumah Om Agam, ya.”

Sara langsung melongo. Yuda bahkan belum bertanya pada Agam.

Dengan membawa Tania dalam gendongannya, Yuda berjalan melewati Agam sambil berkata, “Let’s go, Gam. Putri kesayanganku mau berkunjung ke rumahmu.”

“Apa kau tidak tahu aturan berkunjung yang pertama adalah bertanya pada tuan rumah?,” kata Agam ketus.

Yuda berhenti lalu berbalik menghadap Agam yang kursi rodanya sedang didorong oleh Raka.

“Nggak perlu lah itu, Gam. Dia hanya ingin ikut dengan Sara. Daripada Sara yang kubawa ke rumahku, aku yakin kau lebih setuju kalau aku yang ke rumahmu.”

Tawa Raka langsung meledak mendengar jawaban Yuda. Suaranya bahkan menggema di lobby itu. Meskipun semua pegawai yang lalu lalang memandangi Raka, pria itu masih terus tertawa. Berbeda dengan Agam yang sudah terlihat sangat kesal.

Melihat tingkah mereka, Sara hanya bisa menyembunyikan tawa gelinya dan menggelengkan kepalanya.

Tingkah mereka mungkin terkesan kekanakan. Tapi terasa sekali, ada rasa saling menjaga dan melindungi di antara mereka. Hubungan mereka pasti bukanlah sekedar rekan bisnis semata.

......................

Begitu di rumah, Tania lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Sara. Sedangkan Agam dan Yuda hanya memperhatikan dari sudut yang lain yang masih dalam pandangan mereka.

Seperti saat Sara menemani Tania di playground yang baru selesai dikerjakan – seperti yang Agam katakan kemarin –, kedua pria yang sedari tadi terlihat seperti petir dan guntur, justru terlihat begitu tenang mengobrol di teras.

Ternyata ada saatnya mereka bisa akur ya?

Di playground, Sara membiarkan gadis cilik itu memegangi semua yang ada di sana. Ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, bahkan rerumputan. Membantunya mencobai satu-persatu mainan hingga tertawa dengan riangnya.

Ketika Tania mulai terlihat lelah, sebuah ide mulai terpikirkan oleh Sara. “Kita akan membuat muffin coklat. Mau?”

Tania langsung tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya berulang-ulang.

Imut sekali.

“Lho, kalian mau ke mana?,” tanya Yuda begitu Sara yang sedang menggendong Tania berjalan menghampiri mereka di teras.

“Aku mau buatkan Tania muffin coklat. Nggak lama, kok. Boleh?,” tanya Sara hati-hati meminta ijinnya pada Yuda.

“Tentu, tentu. Tania juga suka itu,” jawab Yuda yang kemudian menciumi kening putrinya. Tania yang akhirnya tahu ada ayahnya, dia menceritakan pada Yuda dengan isyaratnya.

Tapi, saat melihat Agam, Sara menurunkan Tania sebentar sambil berpesan pada gadis cilik itu untuk menunggu sebentar. Sara kemudian meraih tangan Agam untuk bertanya pada pria itu di atas telapak tangannya.

“Mas, aku pinjam dapurnya boleh, ya?”

Gantian Agam yang kini meraih tangan Sara. “Kenapa bertanya? Aku tidak pernah melarang.”

Sara tertegun. Iya, sih.

Lalu, menjawab, “Aku takut Mas keberatan.”

Agam mendengus kasar, lalu membuang wajahnya begitu saja.

Sara jadi merasa tidak enak melihat Agam seperti itu. Maka, dia langsung mengambil tangan Agam dan berkata, “Terima kasih.”

Dan, pergi membawa Tania bersamanya.

......................

Di dapur, dengan dibantu Mbok Jami, Sara mulai menyiapkan bahan-bahannya. Kebiasaan Sara yang membantu Mbok Jami di dapur menyebabkan dia jadi tahu bahan makanan apa saja yang ada di rumah. Karena itu dia berani mengajak Tania untuk membuat muffin coklat. Dengan sedikit bantuan Pak Pardi untuk membelikan coklat chip di minimarket terdekat, maka lengkaplah sudah semua bahan-bahan yang dibutuhkan.

Selama ini, hanya itu yang bisa Sara lakukan di rumah Agam. Mengamati. Sesekali memberikan ide memasak untuk Mbok Jami saat tidak tahu akan memasak apa hari itu. Tapi, hanya sebatas itu. Tidak lebih. Selebihnya, tetap Mbok Jami yang memasak ataupun yang memutuskan apakah ide Sara itu dipakai atau tidak.

Sara belum berani untuk melancangi Agam melakukan hal yang belum mendapatkan persetujuannya. Mengingat semua hal yang Agam lakukan terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya, Sara takut dia akan memicu kemarahan Agam yang lain.

Meskipun kadang dia melakukannya tanpa sepengetahuan Agam, seperti saat Mbok Jami pulang waktu itu. Tapi, dia tidak pernah melakukannya lagi kecuali Agam yang mengijinkannya.

“Ini diapain, Non?,” tanya Mbok Jami memberikan 6 gelas mug di hadapannya.

Enam, ya? Kira-kira Agam mau nggak, ya? Bukan Mbok Jami yang buat.

Perdebatan yang cukup pelik terjadi di kepalanya untuk beberapa saat. Hingga kemudian ...

Ah, sudahlah. Biarkan saja. Kalau tidak mau, biar aku yang makan saja.

“Taruh aja di meja, Mbok. Nanti adonannya saya tuang di sana. Terima kasih ya, Mbok.”

Sesekali Sara memberikan sesuatu pada Tania untuk dipegang, membiarkan anak itu bermain dengan sesuatu agar tidak bosan. Tapi entah apapun yang dilakukan di dapur, gadis itu selalu bersemangat. Tangannya selalu bergerak memberi komentar.

“Baunya wangi.”

“Lembut.”

Kalau sudah begitu, Sara ikut berisyarat dengannya.

“Akhirnya jadi juga ...,” ucap Sara lirih melihat hasil karyanya keluar dari oven dengan bentuk yang sempurna. Baunya yang khas menandakan dia tidak gagal.

Tania menggoyangkan kedua telapak tangannya ke atas dengan semangat, tanda dia sedang bertepuk tangan, lalu berkata dalam isyaratnya, “Wangi muffin enak.”

Sara tersenyum melihatnya.

“Wah, dari baunya sudah pasti enak ini.”

Yuda tiba-tiba saja sudah ada di dapur. Sendirian, tanpa Agam.

“Agam sedang terima telepon. Karena aku bosan, jadi aku kesini saja. Ternyata nggak rugi juga, ada yang enak,” katanya lagi menghampiri Tania yang sudah tidak sabaran lagi menyantap muffinnya.

Setelah memberikan 3 gelas muffin untuk Mbok Jami bagikan dengan yang lain. Sara memberikan segelas muffin pada Yuda. Baru setelah itu, memindahkan isi muffin di dalam gelas ke atas piring agar Tania tidak kesulitan saat memakannya.

Setelah menjelaskan pada Tania tentang makanan yang ada di hadapannya, Sara menggenggamkan sendok ke tangan Tania, dan gadis kecil itu mulai memakannya dengan lahapnya.

Sebuah jempol keluar dari tangannya. “Enak,” begitu katanya dalam isyaratnya.

Benar-benar menggemaskan.

“Benar kata Tania. Memang enak,” seru Yuda setelah santapan pertamanya.

“Terima kasih,” jawab Sara dengan tersenyum tersipu.

Sambil sesekali membantu Tania menyantap muffin nya, Sara membuka obrolan untuk memecah keheningan di antara mereka.

“Sudah berapa lama kenal Mas Agam?”

Yuda berhenti sejenak untuk berpikir. “Berapa lama, ya? Sejak SMA yang pasti. Yang aku ingat, dia adalah kutu buku yang sombongnya bukan main. Wajah gantengnya itu seharusnya dia bisa manfaatkan untuk menggoda para cewek. Tapi dia malah jatuh cintanya sama buku. Astaga .... Kalau aku seganteng dia, aku sudah pasti akan pacarin semua cewek di sekolah.”

Sara tertawa geli mendengarnya. “Tapi Mas Yuda kan juga nggak kalah ganteng.”

“Benarkah?,” tanya Yuda seraya menatap Sara dengan tatapan menggoda.

“Hmm!” Sara mengangguk yakin. Kemudian, mereka tertawa bersama.

“Mas Yuda tahu kalau aku dan Mas Agam sudah menikah, ya?,” tanya Sara saat tawa mereka mulai mereda.

Yuda langsung menatap Sara keheranan.

“Mas Agam tidak memperkenalkan aku sebagai istrinya tadi. Dan Mas Yuda juga tidak merasa heran atau kaget dengan kehadiran aku di NFC juga di rumah. Aku yakin, Mas sudah tahu,” jelas Sara yang langsung memecahkan tawa Yuda di ruangan berukuran 5x5 meter itu. Gantian Sara yang menatap Yuda keheranan.

“Memang harus cerdas kalau jadi istri Agam,” seloroh Yuda dalam tawanya.

Sara hanya tersenyum tipis. Tangannya sudah membelai lembut rambut Tania yang masih menikmati muffin nya. Ibu jarinya membersihkan remah muffin yang melekat di pinggiran bibir Tania.

“Waktu Tania masih berumur 33 minggu dalam kandungan, vi rus me nye rang ra him Gita, mamanya Tania. Dokter tidak mampu menghalangi vi rus me nye rang Tania, karena itu in fek si vi rus akhirnya merusak beberapa or gan tu buh Tania sejak dalam kan du ngan,” cerita Yuda tiba-tiba.

“Karena in fek si vi rus ini juga, kondisi Gita semakin melemah, sudah tidak kuat lagi untuk melakukan per sa li nan. Jadi, Tania harus segera dikeluarkan dengan cara Cae sar. Tapi, tetap tidak bisa menyelamatkan Gita.”

Pasti sangat menyakitkan saat itu.

“Kenapa telinga Tania tidak dipasangi im plan atau alat bantu dengar?,” tanya Sara.

Sara pernah dengar, jika anak yang terlahir tuli, jika dipasangkan im plan atau alat bantu dengar sebelum usia 18 bulan akan sangat membantu anak dalam proses belajar berkomunikasinya.*

Yuda meletakkan gelas muffin nya, lalu mengambil tissue untuk membersihkan mulut Tania yang sudah belepotan dengan coklat.

“Dokter sudah memeriksa kondisi telinga Tania. Tapi, kerusakannya terlalu parah. Pemasangan im plan atau alat bantu dengar akan sia-sia.”

Sara menghela napasnya. Tatapannya sendu saat menatap Tania.

“Saat itulah, Agam datang dengan idenya membuatkan alat bantu dengar untuk Tania melalui gerakan pada tangannya. Dengan entengnya dia bilang, ‘Ayo, kita buat Tania mendengar’,” cerita Yuda sembari menirukan gaya bicara Agam.

“Kukira dia sudah gila. Tapi saat dia memberikan aku cetak birunya, aku baru sadar dia bukan gila, tapi sin ting,” lanjutnya berceloteh.

Tawa kecil keluar dari mulut Sara.

......................

Author’s Note :

*) https://www.kemkes.go.id/article/print/290/implan-koklea-harapan-baru-bagi-tunarungu.html

1
Aisyah Isyah66
Luar biasa
yuliana radja
iya tu kak,,dasar mas Agam kow di lawan ..hhhh
Yata Anjasari
Luar biasa
Syahrini Cacha
MaasyaaaAllah keren 👍🏻
Syahrini Cacha
cerita nya menarik 👍🏻
Ling 铃
anaknyaaa sweet bangett yaampun
bayanginnya imuttt
Xin Yue 新月
mau diapain tuh ntar malam
ひかる
aku udah kangen agam dan sara
Xin Yue 新月
dari 2 tahun jadi 4 tahun jadi 6 tahun. kontraknya tambah panjang bet /NosePick/
Ling 铃
hmm hmm ...
My atee
Luar biasa
Cygni: terima kasih banyak 🌟5 nya 🥰
total 1 replies
Ling 铃
semangat updatenya ya thor
penasaran tiap babnya nih, bagaimana nasibnya yaaa
Anang Sujarwo: author konthoooool anjiiiiiiing...
cerita nya gitu" aja muter-muter kaya jembuuuut
total 1 replies
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
Ling 铃
hmm hmmm .. apa yg ajan terjadi selanjutnya pada si mama widia yaaa
Ling 铃
loh yaa... wes kesengsem.. itu wes kate ke kamar lohhh, ga jadi nihh :))
Ling 铃
ceritanyaaa buagusss ya ampunnn

tapi... si mama widia harus dpt ganjarannya..
kasian tapi udh byk korban dr dia sendirii . dihhh :') mangkel
Ling 铃
toxic ya .. ga suka sama viannnnn
Ling 铃
ya ampun sedih... berkaca-kaca baca ini
Ling 铃
walahhhh vian viann
Ling 铃
ealahhh dasarrr AL AL
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!