Dalam novel Yuna sering membaca tentang perjodohan, dari benci hingga akhirnya saling mencintai.
Namun ia tidak pernah menyaka bahwa kisah tentang perjodohan terjadi kepadanya. Ternyata rasanya campur aduk, cemas dan kebingungan karena belum pernah mengenal satu sama lain. Terlebih lagi Yuna memiliki pujaan hati yang bernama Sunoo, cinta pertamanya.
Pertemuan pertama Yuna dan laki-laki yang di jodohkan olehnya terbilang tidak baik, ada kesalahan disana.
Bagaimana pun Yuna harus menerima perjodohan tersebut, terlebih lagi mereka sudah di jodohkan sejak balita. Meski begitu ia menyadari bahwa tersimpan rahasia terdahulu antara mereka yang tidak Yuna ketahui, selain Jungkook.
Entah rahasia apa yang di sembunyikan Jungkook?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriliyakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Yuna kini tengah memasukkan bekal ke dalam tas sekolahnya, tidak lupa ia juga membawa pensil tambahan jikalau nanti ada teman yang membutuhkannya.
"Sudah siap untuk kembali sekolah?"
"Siap!"
Dengan senyum mengembang Yuna mengikat tali sepatunya, betapa bahagia bisa kembali pergi ke sekolah dengan suasana dan negara yang baru.
"Kamu naik bus di halte depan lalu setelah itu mereka akan menurunkanmu tepat di depan halte bus sekolah."
"Baik."
Hari pertama sekolah menjadi yang di paling di tunggu-tunggu oleh Yuna, ah bahagia sekali rasanya!
Sekitar sepuluh menit menaiki bus akhirnya Yuna sampai di halte depan sekolah barunya. Sambil tersenyum ia melangkahkan kaki berjalan gembira menelusuri jalan sambil melihat murid lain.
Sekolah terlalu luas untuk Yuna, ia ke sulitan mencari ruang kelasnya hingga harus di bantu oleh orang lain. Seorang siswi yang menatap Yuna yang tengah kebingungan hingga ternyata mereka satu kelas.
"Ini kelas kita, jika masih ke bingungan cari saja aku."
"Terimakasih. Kalau boleh tahu nama mu siapa?" tanya Yuna.
Wanita berambut pirang tersebut tersenyum, menyodorkan tangan kanannya seakan meminta berkenalan."Melissa, senang berkenalan denganmu."
"Yuna, aku juga."ujar Yuna menjabat pergelangan tangan Melissa.
Beberapa menit berlalu, guru mulai masuk untuk mengajar. Namun sebelum itu ia mempersilahkan Yuna untuk berkenalan.
Dengan senyum indah Yuna memperkenalkan dirinya di depan, seperti perkenalan pada umumnya.
Waktu berjalan sangat cepat, Yuna dan beberapa murid lainnya di persilahkan untuk pulang. Jam belajar memang berbeda dari sebelumnya, tapi menurutnya ini lebih efektif.
"Yuna, kamu pulang naik bus?"tanya Melissa yang membuat Yuna mengangguk pelan.
"Apakah kita bisa bersamaan ke sana?"
"Tentu."
Mereka berdua berjalan bersama, tapi mata Yuna tidak luput dari paras cantik Melissa yang memancarkan aura positif di sana sangat cantik natural berbeda dari gadis biasanya.
"Apa kamu melihat hal yang aneh di diriku?"tanya Melissa.
Yuna menggeleng dengan cepat,"Aku hanya kagum dengan ke cantikanmu."
"Aku juga kagum dengan wajahmu yang kecil dan sipit serta rambut cokelat."
"Bisa saja."
Sepertinya Yuna mendapatkan orang kedua setelah Hina bedanya Melissa tidak mengajak kepada hal yang dewasa, malahan Melissa seperti anak kecil yang polos. Jika bergaul dengan Yuna apakah ia akan berubah terjerumus ke jalan sesat.
Yuna akan menantikan hal itu!
Bus menepi tepat di depan mereka, Yuna memilih duduk di samping jendela sedangkan Melissa tepat di samping Yuna. Entahlah itu sudah menjadi ke biasaan bagi Yuna sejak dulu lebih nyaman di samping jendela.
"Apa kamu keturunan Korea?"
"Aku memang berasal dari sana, tapi keluarga ku sering pindah.Seperti sekarang aku pindah ke sini mengikuti apa kata kedua orang tuaku."
"Apakah di sana indah?"
"Memang indah, tapi kenangan yang ada di sana tidak seindah tempatnya. Aku punya kenangan buruk. Maaf aku tidak bisa menceritakan ini kepadamu."
"Oh baiklah, aku mengerti."
Senyap beberapa detik hingga Melissa merogoh handphone di saku bajunya seakan ingin menunjukkan sesuatu kepada Yuna.
"Apa kamu kenal dia?"
Yuna menoleh untuk melihat layar handphone yang Melissa tunjukkan, alangkah terkejutnya ketika ia melihat orang yang ada di sana.
"Jungkook namanya, apa kamu kenal? Dia terkenal di sini, seorang pengusaha yang sangat kaya dan tampan."
"Tidak,"ujar Yuna sambil menelan salivanya serta menahan sakit di dada.
Yuna menggerutu, mengapa di saat ia hendak melupakan pria itu selalu saja ada yang mengingatkan kembali. Sebal!
"Aku baru tahu bahwa dia akan menikah dengan Alea, seorang pengusaha juga. Dia juga sangat pandai dan cantik, tapi aku tidak suka."
"Kenapa?"tanya Yuna seolah ada yang mengganjal. Memang ketika ia melihat wajah Alea seakan memiliki aura yang tidak baik, Yuna tidak suka. Mau bagaimana lagi itu pilihan Jungkook, tidak peduli.
"Biarkan saja itu kan pilihannya."
"Tapi Jungkook seakan tertekan, apa mereka di paksa?"tanya Melissa membuat Yuna berpikir keras.
Apa mungkin?
Karena perkataan tersebut Yuna tidak bisa memikirkan hal lain selain bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Sudah sampai, aku duluan. Permisi!"ujar Melissa turun di halte.
Yuna mengangguk dengan tangan yang melambai kearah gadis itu.
Dalam perjalanan pulang, Yuna sengaja mencari-cari berita pernikahan Jungkook yang awalnya lenyap bagai di telan bumi kini terangkat kembali ke daratan.
"Apa dia serius menikahi wanita mirip nenek lampir ini?"gumam Yuna menggerutu.
Bukan sampai situ saja, Yuna sampai mencari akun media sosial milik wanita modis tersebut. Rupanya dia banyak di gemari oleh para pria terhitung dari orang yang mengikutinya kebanyakan kaum pria.
"Ah ternyata dia seorang CEO yang sama suksesnya dengan Jungkook."ujar Yuna mengangkat sebelah alisnya kesal.
"Aku kira dia akan mendapatkan yang lebih baik, tapi ternyata sangat buruk."decik Yuna beberapa kali.
Lebih cantik aku kan?
...****************...
Lampu berkelap-kelip di sebuah ruang dengan suara musik yang hampir membuat telinga jebol, disana tepatnya Jungkook berada. Bukan tanpa sebab ia berada di tempat yang paling ia benci.
"Tuan, sebaiknya Anda segera kembali. Jangan menyakiti diri sendiri!"
Jungkook tidak menggubris ucapan Jimin yang selalu saja menyuruhnya pulang padahal baru beberapa jam.
"Kenapa kamu bawel sekali Jimin!"kesal Jungkook dengan gelas yang masih tersisa setengah.
Jimin menggeleng, rupanya setelah jauh dari Yuna hidup Tuannya semakin tidak karuan seperti tidak tahu arah.
"Tuan, jangan seperti ini. Jika Nona tahu pasti ia akan marah!"
"Diam!"
Pertunangan antara Jungkook dan Alea akan di lakukan beberapa hari lagi, bagaimana Jungkook bisa bahagia melihat hidupnya sengsara.
Cinta terlalu suci untuk Jungkook hingga Tuhan selalu memiliki cara untuk memisahkan persaan yang sudah teruntai.
"Jimin, apakah Yuna bisa menerimaku kembali ketika aku sudah bertunangan atau menikah dengan orang lain?"
"Tuan jika Anda menjelaskan segalanya aku yakin Nona Yuna akan mengerti."ujar Jimin.
"Bagaimana kalau tidak?"
"Anda berpikiran terlalu dangkal."
Jungkook menghela napasnya dengan gusar, menatap setiap orang yang berada di tempat tersebut. Ternyata yang Yuna katakan dulu memang betul, alkohol akan menghilangkan segalanya meski hanya sekejap.
Namun sekarang ketika Jungkook selalu melakukan apa yang dulu Yuna lakukan, seperti bepergian ke tempat indah seorang diri atau ke *bar.
jika aku bukan pria yang bisa menemanimu nanti, tolong hapuskan seluruh memori yang pernah teruntai dulu. Anggap itu adalah perjalanan hidup yang selamanya kamu lupakan meskipun kenangannya terlalu indah*.
Perlahan mata Jungkook nampak kabur, hanya samar-samar melihat orang di sekitarnya. Akibat alkohol kepalanya pusing bukan main, hingga akhirnya ia tidak sadarkan diri karena tidak terbiasa minum.
Ketika sadar yang Jungkook rasakan hanya rasa sakit di kepala yang berdenyut nyeri, tapi hatinya malah ikut merasakan hal yang lebih parah. Pedih sekali.
Apa ini yang menjadi solusi bagi Jungkook?
Pertunangan yang bahkan tidak ingin ia ucapkan lewat mulutnya itu akan menjadi awal kehancuran hidup yang sudah ia susun dengan rapi.
Selamat tinggal sejuta kenangan bersamanya, Yuna.