NovelToon NovelToon
Surga Tak Terindu

Surga Tak Terindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Model
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

Bukan cerita poligami... Ini cerita dua orang wanita yang tidak mau mencapai surga dengan cara berbagi suami...

Shanshan mengira, menjadi cucu dari keluarga kaya raya, dan model seksi ternama, bisa membuatnya mudah mendapatkan Emyr; pria yang dicintainya...

Rupanya tidak, karena background kehidupannya, justru menjadi masalah bagi hubungan cintanya...

Shanshan harus menyaksikan pernikahan kekasihnya bersama wanita surga pilihan orang tua Emyr...

Meski nyatanya cinta Emyr masih untuknya, tapi ia tidak rela menjadi madu dari salah satu kaumnya (perempuan). Jangan sampai ada surga tak terindu: baginya dan Adeeva.

“Sekalipun aku tidak berpikir untuk menyentuhnya, rasaku masih tulus padamu, Shan," ucap Emyr.

“Allahumma baid baini wa baina.” Berkaca-kaca Shanshan merapalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jandamu...

"Aku mencintai Shanshan, Daddy," ucap George.

Plak...

Tamparan keras baru saja mendarat di pipi berjambang pria Eropa itu. Tatapan menusuk pun telah terhunus padanya.

Caroline yang George panggil dengan sebutan Mami, kini berlari mendekap erat kepalanya. "Alex!" Ia menatap wajah murka suaminya.

Pagi ini juga, Alex menggotong putra angkatnya ke rumah utama keluarga Miller untuk diadili sendiri. Tentu saja setelah mengurus serangkaian proses di kepolisian.

Di dalam ruang yang luas ini, Papa Alex, Papa Axel, Mama Lily, dan Mami Caroline berdiri melingkari George.

Alex murka, karena dengan tidak sopannya George yang dia anggap putra, telah berani berbuat tidak baik pada putri kandungnya.

"Kalau saja aku tidak mengingat bagaimana kebersamaan kita selama ini, kau sudah ku bunuh George!" kata Alex kecewa.

Caroline menggeleng. "George memang salah, tapi tidak perlu dengan cara kasar seperti ini, dia juga anak ku," belanya menghiba.

Alex menatap istrinya. "Tadinya aku pikir dia juga anak ku, ternyata tidak Carol, dia berani menyakiti ku dengan melukai Khai!" ketusnya.

Caroline meredup ekspresi, sedari awal Caroline pun sadar. Kasih sayang Alex pada Khai bisa dikatakan melebihi sayangnya Alex pada kedua putri kembar yang lahir dari rahimnya.

Tak apa, ia sudah anggap itu resiko yang harus diambil ketika memutuskan untuk menikah bersama laki-laki yang sudah mempunyai keturunan dari wanita lain.

"Apa salahnya kalau George memiliki rasa lebih dari sekedar Kakak ke adik angkatnya? Bukankah mereka masih bisa kita nikahkan?"

Alex terkekeh meremehkan. "Aku masih terlalu waras untuk menikahkan George dengan salah satu putri ku! Kau mengerti?"

"Tapi George tulus, Lex!" sanggah Caroline.

Selagi percekcokan itu terjadi, Axel menggenggam tangan istrinya. Lily terlihat tertekan dengan keadaan ini.

Siapa yang tidak tertekan, jika putri pertama dan satu-satunya hampir saja dilecehkan pemuda tidak tahu diri. Ajaibnya adalah; George tak mendapat hukuman yang pantas; hanya karena Caroline membelanya.

Tak mau mendengar cekcok lebih jauh lagi, Lily berlari ke kamar. Axel sempat menyeru, tapi Lily tetap melanjutkan langkah menjauh.

Melihat itu, Alex menoleh ke arah ibu dari putri pertamanya. Alex menerawang menatap tenggelamnya punggung wanita itu.

Alex tahu benar, bahwa kejadian yang menimpa Khai berhasil mengingatkan Lily pada peristiwa satu malam yang terjadi di antara mereka.

Yah... Tak mampu dipungkiri, ada masa lalu diantara keduanya, masa lalu yang meninggalkan banyak sekali luka di masa depan bagi Khai terutama.

...{[<<>>]}...

^^^Hari berganti....^^^

Seiring waktu, Khai lupa pada George yang pernah ingin melecehkan dirinya. Setidaknya ia sudah cukup lega karena akhirnya Papa Alex mengirim lelaki itu kembali ke California.

Hikmah yang bisa Khai ambil dari kejadian itu adalah; kini Emyr dan dirinya sudah bisa saling berkomunikasi kembali. Ia juga jadi tahu status duda Emyr-nya.

Hari-harinya menjadi lebih berwarna. Dan seolah tak peduli pada larangan dari kedua belah pihak orang tua mereka yang tidak saling merestui, diam-diam mereka tetap merajut kembali hubungan yang sempat terpisah.

Siang ini Khai tak ada agenda ke Rumah Sakit, Khai masuk ke kampus tempat di mana dirinya mengenyam pendidikan spesialis anak.

Khai berdiri di depan gedung kampus. Cuaca sudah terik, perut juga sudah sedikit keroncongan, meski demikian Khai sabar menunggu sang kekasih mendatangi dirinya.

Penampilannya selalu menawan, Khai memakai dress dan hijab berwarna kunyit, sepatu heels merah mengkilat dan tote bag yang juga merah mengkilat. Warna yang lumayan mencolok, tapi sangat cantik di tubuh tinggi dan kulit putihnya.

Bibirnya tersenyum menatap mobil milik Emyr berhenti di hadapannya. Terlebih, ketika pria itu keluar dari kendaraan tersebut.

Sekilas ia mengingat, saat-saat mereka masih kuliah di kampus yang sama. Masa-masa yang mungkin masih bisa dikatakan remaja.

Emyr tersenyum mendekatinya, senyum yang selalu terlihat manis dan membuat Khaira candu. Senyum yang tak pernah Khai lupakan, bahkan setelah lima tahun tak bersua.

"Ibu!"

Dari arah lain, Adara, putri kecil Haikal berlari memeluk Khaira. "Hey..., Sayang." Ia lalu menatap Emyr yang tergelak.

Lagi dan lagi bocah kecil itu menjadi sekat pemisah di antara mereka. Seperti biasa, Haikal selalu datang menjemput Khaira dan membawa putri kecilnya.

Emyr tahu benar, kebiasaan ini cukup sulit dihilangkan. Khai dan Adara sudah sangat menikmati kedekatan mereka.

Khai menganggap Adara putrinya, dan Adara pun menganggap Khai sosok ibu baginya. Tak apa, Emyr maklum atas itu.

Pada akhirnya Haikal, Emyr dan Khai membawa Adara ke sebuah restoran. Mereka melakukan makan siang bersama.

Adara yang masih sering cemburu pada Emyr, tentu bocah cantik itu tak mau makan di meja yang sama. Emyr dan Haikal pun mengalah untuk duduk di kursi yang sedikit jauh dari meja Khai.

Setidaknya, Emyr merasa aman jika ada Adara diantara mereka. Sebagai laki-laki normal yang sudah berusia matang, acap kali Emyr salah tingkah di hadapan kekasihnya.

"Maafkan Baby Dara, Gus," ucap Haikal. "Dia terlalu merepotkan mu, terlebih Khaira."

Emyr tersenyum. "Aku justru iri, kau sudah punya putri kecil yang sangat cantik." Mata itu kemudian melenggang pada Khai dan Adara yang terlihat sangat dekat. "Lihat, Khai bahagia bersamanya."

Haikal terkikik kecil. "Dia akan lebih bahagia, saat kau memperistrinya, Gus. Kalian bisa punya anak yang lucu-lucu. Adara pasti ikut bahagia," ujarnya.

Haikal mengalihkan pandangan pada pelayan yang membawakan minuman. "Terima kasih," ucapnya pada sang pelayan.

Pelayan pergi, sedang Emyr masih terdiam dan meredup ekspresi wajahnya. Abah Zainy sudah tahu hubungannya dengan Khaira dimulai kembali, tapi sampai saat ini, Abah Zainy masih belum juga menyalakan lampu hijaunya.

"Jadi kapan kau mengkhitbah Khai?"

"Entahlah." Emyr menatap teman kecilnya lekat-lekat. "Kau sendiri, kapan kau mencari Ibu untuk Baby Adara?" cecarnya.

Haikal tertawa, ada kekhawatiran yang tiba-tiba ia tangkap dari wajah Emyr.

"Aku masih betah menjomblo, Gus! Tapi tenang saja, aku tidak berniat menjadi orang ketiga lagi di antara kalian," tambahnya.

"Bagus lah!" jutek Emyr. Dan Haikal hanya tergelak kecil saja.

Sejenak, keduanya sama-sama terdiam sambil menunggu pesanan makanan mereka datang, sampai sebuah pertanyaan mampu Haikal lontarkan kembali. "Bagaimana kalau aku melamar jandamu saja?"

Emyr mengernyit. Tatapan lalu terarah serius pada lelaki itu. "Jandaku?"

"Adeeva," kelakar Haikal.

"Kau masih menyukainya?" Emyr penasaran, tak seperti dirinya yang sulit menyukai wanita selain Khaira, rupanya Haikal cukup welcome pada takdirnya.

Haikal mengangkat kedua bahu. "Entah lah." Ia lalu menyeruput jus jeruk dari sedotan hitamnya. "Tapi kemarin kami bertemu di penggajian akbar Wonogiri, dia sekarang mengisi tausiah juga," jelasnya.

Emyr manggut-manggut. "Baguslah, dia gadis yang sangat baik asal kau tahu, dia juga gadis shalihah, aku setuju saja kalau kau menikah dengannya."

Haikal terkekeh samar. "Dia jandamu, Gus. Kenapa terus kau sebut gadis? ... Seharusnya, wanita shalihah!" protesnya.

Sontak saja, Kening Haikal semakin mengernyit, ketika ungkapan protesnya ditertawakan oleh Emyr. "Kenapa tertawa?"

Tawa Emyr perlahan mengecil. "Tapi setahuku, dia masih gadis," katanya.

Haikal mendelik. "Astaghfirullah! ... Jadi kalian belum? ... Benar-benar kejam sekali kau, Gus!" pekiknya.

"Aku bukan monster, kau tahu!" tampik Emyr.

Seketika itu juga Haikal tergelak renyah menertawakan temannya, dan saking gelinya, sampai-sampai Khai pun ikut menoleh pada meja mereka. Khai penasaran, apa yang membuat laki-laki itu tertawa sebegitu-nya?

"Bisa diam tidak?" pekik Emyr. Namun, Haikal masih tak mau memberhentikan tawanya, ya Tuhan, rupanya sepolos itu teman kecilnya ini.

Apa pun itu, Haikal bersyukur, setelah sekian lama merenggang, akhirnya keduanya bisa kembali menertawakan hal yang mereka bicarakan bersama.

1
Nashqila
Luar biasa
Pouji
baca kisah shan shan jd inget rengganis
mom jz
Kecewa
mom jz
Buruk
ir
bener² keluarga egois, ga Adeeva ga Haikal sama saja
ir
biar apa Adeeva begitu, biar terlihat romantis kah ck ck ck
ir
padahal bagus lohh tapi cuma 40 bab 😫
ir
baru beberapa minggu Ning, belum bertahun² 😆😆
ir
ini Abah Zayni belum sebijak saat Rayyan dan cicit²nya lahir
Fitriana Refan Rafisqi
sesak jg JD emyr
Fitriana Refan Rafisqi
aku suka,kata2nya mudah dpahami,lanjuuuut
Rahma Putri
luar biasa
Rumah Aman
Luar biasa
Rumah Aman
begitu tragis sekalikah kisah cinta shan ku
Kasacans 5924
lohhhhh tamat
Kasacans 5924
ziva akhrny sm spa ya
PASIEN FACHRY💋: Lanjutkan ke Menikahi Cewek Pesantren kaak biar tahu
total 1 replies
Kasacans 5924
egi yg mna ya
Kasacans 5924
kngn bngt sm king. jarya prtma yg ku bca king sm ais
Kasacans 5924
semngt shanshan
Kasacans 5924
sbr ya shanshan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!