Avica gadis muda yang baru lulus pendidikan SMA itu baru saja turun dari sebuah bus. Ia memilih untuk pergi ke ibu kota karena ingin mencari pekerjaan supaya bisa membantu orang tuanya.
"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga" Ucapnya
Kemudian ia berjalan mencari tempat untuk istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan untuk mencari kost-kostan.
Setelah dirasa cukup untuk istirahat Avica berjalan untuk mencari angkutan. Ketika berjalan ia tidak sengaja melihat anak kecil yang sedang menangis sendirian di seberang jalan tanpa ada orang tua disampingnya.
Kemudian Avica memilih untuk menyeberangi jalan tersebut untuk menolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rismaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab32
Avica telah selesai membuat sarapan untuk suami dan dirinya. Lalu menyajikannya diatas meja makan setelah itu dirinya bergegas kekamar untuk membangun kan suaminya.
"Mas, ayo bangun." Ucap Avica disamping telinga sang suami.
"Eegghh, iya sayang. Mas bangun." Balas Abizar.
"Baiklah, aku siapkan airnya dulu." Ucap Avica kemudian berlalu dari hadapan Abizar.
"Iya, sayang. Mas tunggu."
Avica pun memasuki kamar mandi untuk menyiapakan air untuk suaminya mandi. Tak lupa Avica juga meneteskan sabun aroma terapi kedalam bathtub yang telah diisi air oleh dirinya. Setelah itu barulah dirinya keluar dari dalam kamar mandi.
"Mas, airnya sudah siap. Buruan mandi nanti keburu dingin airnya." Ucap Avica.
"Iya sayang." Abizar pun beranjak dari ranjang. Lalu dirinya menghampiri istrinya terlebih dahulu untuk memberikan kiss morning pada istrinya sebelum dirinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
"Mas Abi mau apa?" Tanya Avica.
"Cuupp.. kiss morning sayang."
Pipi Avica pun sudah memerah seperti tomat akibat perbuatan suaminya barusan. Lalu dirinya berusaha menghindari tatapan dari suaminya sebab dirinya masih merasa malu.
"Mas, buruan. Nanti airnya keburu dingin." Ucap Avica untuk mengalihkan suaminya supaya cepat berlalu dari hadapannya.
"Iya, sayang. Mas akan mandi." Dan akhirnya Abizar pun berlalu juga dari hadapan Avica. Hal itu membuat Avica seketika bernafas lega. Sebab suaminya itu tidak tahu jika pipi istrinya itu sudah bersemu merah akibat ulahnya.
Disaat Abizar mandi, Avica langsung menyiapkan pakaian yang akan digunakan Abizar untuk pergi ke kantor. Sudah lengkap dengan dasi dan jas telah Avica siapkan. Tak lupa sepatu fantofel yang akan Abizar kenakan pun telah siap dan sudah terlihat bersih dan mengkilap. Hal itu semua Avica lakukan sendiri tanpa bantuan pembantu rumah tangga.
Tak lama Abizar pun telah selesai dari ritual mandinya. Dirinya langsung menuju ranjang dimana pakaiannya berada yang telah disiapkan oleh istri tercinta. Lalu memakainya, selesai berpakaian Abizar pun meminta istrinya untuk memakaikan dasi untuk dirinya.
"Sayang, bisa bantu mas?" Tanya Abizar.
"Bantu apa mas?" Tanya balik Avica.
"Tolong pakaikan dasi ini." Ucap Abizar sambil menyodorkan dasi yang ada di tangannya pada Avica yang sedang duduk disofa kamar sambil membaca majalah.
"Tapi bagaimana caranya mas? Aku belum terbiasa." kata Avica.
"Sini biar aku kasih tahu caranya." Pinta Abizar untuk mendekat padanya.
Avica pun menghampiri suaminya, lalu menerima dasi yang ada ditangan Abizar. Kemudian Abizar pun memberi contoh pada Avica bagaimana cara memasangkan dasi yang benar.
"Sudah paham?" tanya Abizar. Dan Alula hanya mengangguk.
"Kalau sudah paham ayo coba lakukan." Ujar Abizar lagi.
"Baiklah.."
Pertama-tama Avica akan mengalungkan dasinya dileher Abizar terlebih dahulu. Tetapi karena Abizar lebih tinggi, hal itu membuat Avica sedikit kesusahan untuk mengalungkan dasi pada leher suaminya.
"Mas, sedikit menunduk biar aku bisa mengalungkan dasi di leher mu!" pinta Avica.
Bukannya menunduk, Abizar justru mengangkat Avica lalu mendudukkan nya di atas meja rias lalu Abizar mendekat kan sedikut wajahnya pada Avica agar Avica bisa segera memakaikan dasi untuknya. Setelah Avica berhasil memakaikan dasi untuk suaminya, Abizar langsung menghadiahkan sebuah kecupan dikening Avica.
"Sudah mas. Bagaimana hasilnya?" ujar Avica.
"Cuuppp.. Bagus. Jadi mulai sekarang kamu harus memasang kan dasi untukku sebelum aku berangkat ke kantor." Kata Abizar.
"Baiklah, mas. Itu juga termasuk tugasku." balas Avica.
"Kalau begitu mari kita sarapan dulu, mas." Ucap Avica lagi.
"Baiklah. Mari kita turun bersama." Jawab Abizar.
Mereka pun keluar dari kamar lalu berjalan turun menuju meja makan untuk sarapan bersama. Mereka sarapan hanya berdua saja. Sebab Alula belum pulang dari rumah oma dan opanya.
Abizar mencoba menyuapi Avica makan, dan Avica pun menerima suapan yang Abizar berikan dengan senang. Mereka sarapan satu piring untuk berdua dan saling suap-suapan seperti ABG yang sedang jatuh cinta. Meskipun sebenarnya Avica masih ABG atau masih sangat muda diusianya sekarang. Sedangkan usia Abizar sudah menginjak kepala tiga. Tapi hal itu tidak membuat ketampanan Abizar memudar. Justru diusianya yang semakin matang Abizar terlihat sangat gagah dan awet muda. Jika orang lain tidak mengenalnya Abizar pasti mereka mengira jika pria itu masih berusia dua puluh an. Tetapi Avica tidak merasa minder jika memiliki suami yang usianya lebih tua darinya yang terpaut cukup jauh yaitu 10 tahun. Hal itu membuat Avica berpikir jika Abizar bisa membimbingnya agar bisa menjadi lebih dewasa lagi.
Tak terasa sarapan pun selesai. Dan Avica membereskan sisa makanan mereka terlebih dahulu sebelum mengantar suaminya sampai di depan pintu rumah mereka.
"Nanti siang bawakan aku makanan untuk makan siang ya." Ucap Abizar ketika sang istri telah selesai merapikan meja makannya.
"Iya mas. Nanti kalau Alula sudah pulang aku akan mengajaknya sekalian." balas Avica.
"Tidak perlu menunggu Alula. Alula pulangnya masih nanti sore. Hari ini dia masih akan bersenang-senang dengan omanya untuk membeli mainan dan jalan-jalan diMall."
"Ohh, begitu. Ya sudah nanti aku akan kesana sendiri saja." ujar Avica.
"Iya. Kalau gitu aku berangkat dulu ya. Hati-hati dirumah." Avica pun menyalami dan mencium punggung tangan suaminya.
"Mas juga harus hati-hati dijalan." Balas Avica.
"Baik, sayang." Sebelum pergi Abizar mencium kening Avica terlebih dahulu. Baru setelah itu dirinya menuju mobil nya untuk ia kemudikan sendiri menuju perusahaan nya. Sekarang Abizar tidak pernah meminta Rendy asisten nya untuk menjemput nya terlebih dahulu sebelum berangkat kekantor. Sebab Abizar tidak ingin ada pria lain yang melihat kecantikan istrinya itu, apalagi sang asisten lebih muda dari dirinya. Meskipun hal itu tidak mungkin Rendy lakukan, Rendy pria baik-baik jadi tidak mungkin jika dirinya merebut milik orang lain. Rendy sadar dengan kekhawatiran atasannya itu saat dirinya dilarang untuk sering-sering berkunjung kerumah atasannya jika bukan ada hal penting saja. Rendy pun memakluminya dan menuruti perintah atasanna itu.
Kini Abizar masih berada didalam mobil untuk membelah padat nya jalanan kota dipagi hari untuk menuju kantor. Seperti biasa jalanan akan mengalami kemacetan sebab pada jam ini banyak orang yang beraktifitas untuk pergi bekerja ataupun sekolah.
Satu jam kemudian mobil yang dikendarai Abizar pun sampai dilobi kantor. Kedatangan nya langsung disambut oleh petugas keamanan yang berjaga didepan pintu masuk.
"Pagi , tuan." Ucap kedua petugas keamanan tersebut.
"Pagi.." Abizar pun memberikan kunci mobilnya pada salah satu penjaga untuk diparkirkan diparkiran khusus untuk kendaraan Abizar dan keluarganya.
Setelah itu Abizar pun melanjutkan langkahnya menuju lift yang akan membawanya keruang kerjanya. Disaat pintu lift terbuka tanpa menunggu lama Abizar pun memasuki lift tersebut menuju lantai teratas. Tidak menunggu lama, Abizar pun sampai dilantai dimana ruangannya berada.
"Selamat pagi, tuan." Sapa Rendy.
"Pagi.." Jawab Abizar.
Rendypun mengikuti langkah Abizar dari belakang sampai di ruangan Abizar.
"Maaf tuan, saya hanya mengingatkan, jika nanti jam 9 kita ada meerting bulanan dengan karyawan lainnya." ujar Rendy.
"Baiklah, terima kasih sudah mengingatkan saya. Kamu persiapkan semuanya." Balas Abizar.
"Bain tuan. kalau begitu saya kembali keruangan saya." pamit Rendy.
"Baiklah.."