NovelToon NovelToon
WANITA ITU IBU ANAKKU

WANITA ITU IBU ANAKKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Romansa-Tata susila / Percintaan Konglomerat
Popularitas:9.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Moena Elsa

Mutia Arini seorang ibu dengan satu putra tampan dan juga pengusaha bakery wanita tersukses. Kue premium buatannya telah membuat dirinya menjadi seorang pebisnis handal. Banyak cabang telah dibukanya di berbagai kota besar. Pelanggannya adalah golongan menengah ke atas. Di balik kesuksesannya ternyata ada sebuah rahasia besar yang disimpannya. Karena kejadian satu malam yang pernah dilaluinya, mengubah semua arah kehidupan yang dicitakan oleh seorang Mutia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

Saat itulah seseorang duduk di samping Mutia, bahkan Mutia sendiri tidak menyadari kedatangannya. "Wanita ini adalah ibu dari anakku" suaranya sangat jelas dan tegas. Mutia kembali menengadah dan menatap heran orang di sampingnya itu. "Jangan bodoh Tian" bisik Mutia. "Putranya adalah putraku" imbuhnya tanpa ada keraguan sedikitpun. Mutia semakin ternganga dibuatnya.

"Tian, apa yang kau lakukan? Jangan hancurkan reputasimu" bisik Mutia semakin tak mengerti jalan pikiran laki-laki itu. "Terus reputasimu bagaimana, apa akan kau biarkan perusahaan yang kau bangun hancur??" tatap tajam Sebastian. "Sudah saatnya aku membahagiakanmu Mutia. Maaf atas kesalahan yang kulakukan dulu" tukas Sebastian masih berbisik. Mutia masih belum menyadari sepenuhnya ucapan Sebastian.

Sebastian kembali duduk dengan tegak, sebelum ada wartawan yang bertanya kembali, dirinya mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya. "Ini bukti kalau wanita itu adalah ibu dari anakku" tegas Sebastian kembali sambil mengangkat amplop dan membuka isinya.

"Ini adalah hasil Tes DNA yang dilakukan atas diriku dan Langit putraku" ujar Sebastian diplomatis. Gantian Mutia yang terkesiap. Mutia belum siap menghadapi kenyataan di depannya. Segera diambilnya lembaran kertas yang memperlihatkan hasil tes di sana. Sembilan puluh sembilan koma sembilan sembilan mereka identik. "Jadi kau laki-laki bejat yang melakukannya????" tanya Mutia dengan lantangnya. Dia sudah tidak memperdulikan lagi para pewarta yang duduk di hadapan mereka berdua. Acara klarifikasi pers pun berakhir tidak seperti yang diharapkan.

Dewa dan para pengawalnya sudah mengantisipasi kalau hal ini akan terjadi. Bahkan mereka dengan sigap menghalau wartawan untuk segera meninggalkan tempat. Mutia masih syok akan kejadian kali ini. Mentalnya ternyata tak sekuat yang dia kira selama ini. Mutia menangis tergugu dengan terduduk di lantai. Mutia menumpahkan segala kekesalan hati dengan menangis. Sebastian masih membiarkan Mutia melampiaskan emosinya.

Saat Mutia mulai tenang, Sebastian mendekat. "Maafkan aku Mutia. Maafkan aku. Beri kesempatan padaku untuk menebusnya" lirih Sebastian. Mutia mendongak, menatap penuh kebencian ke arah Sebastian. "Dengan apa kau menebusnya? Hah!!!" teriak Mutia. "Bahkan dengan perbuatanmu, orang tuaku meninggal. Bahkan dengan perbuatanmu aku dicap sebagai wanita penjual diri. Apa semua itu tidak cukup?" Mutia semakin tidak bisa mengendalikan emosinya. Bahkan dengan kedua tangannya, Mutia mencengkeram krah kemeja Sebastian dan menariknya, "Kamu tidak tahu tuan Sebastian yang terhormat, bagaimana aku melalui kehamilanku dengan hinaan dan cacian. Bagaimana aku menjadi seorang single parent. Dengan sudah payah kubesarkan putraku sendirian. Kenapa baru sekarang kau mendekat??" ucap Mutia mulai lirih, genggaman Mutia melemah. Mutia salah paham. Padahal yang terjadi tidak sepenuhnya salah Sebastian. Tapi mau beralasan apapun saat ini, Mutia pasti tidak akan menerimanya. Sebastian akan menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya, janji Sebastian dalam benaknya.

Sebastian menangkap tubuh Mutia yang terkulai. Segera diangkatnya tubuh wanita pingsan itu untuk dibawa ke rumah sakit. Maafkan aku yang telah membuat hidupmu menderita Mutia, batin Sebastian berjalan ke arah mobil yang sudah disiapkan asisten Dewa. "Antar ke rumah sakit" perintah Sebastian ke sopir nya.

Dena berlari menyusul mobil yang membawa Mutia. Dena sungguh tak menyangka akan berakhir seperti ini. Saat berlari, Dena tak sengaja menyenggol tubuh seseorang dan mengakibatkan Dena limbung. Dena sudah menutup matanya, bersiap untuk jatuh. "Eh, kok nggak sakit???" perlahan mata Dena mulai pelan membuka. Dena membelakkan mata melihat laki-laki yang menolongnya itu. "Kamuuuuu???" ujar Dena. "Ya nyonya" balasnya tenang. Dena langsung berdiri dan membenahi bajunya. Dena berlalu tanpa membalas sapaan nyonya dari laki-laki itu.

Tapi laki-laki itu terus mengikuti langkahnya, "Eh nyonya, mau menyusul Nyonya Mutia apa nggak?" tanyanya. Dena langsung berhenti dan membalikkan badannya. Alhasil laki-laki itu pun sukses menubruk Dena. "Nyonya...nyonya....aku belum menikah tau!!" tukas Dena ngegas. Laki-laki di hadapan Dena tertawa renyah. Tapi bagi Dena itu seperti ejekan. Dena membalikkan badan, percuma ngeladenin orang gila, begitu pikir Dena.

"Nona....nona...tungguin!!" laki-laki itu mengubah panggilannya ke Dena. Dena menghentikan tiba-tiba langkahnya. Dan kejadian terulang, lagi-lagi lelaki itu menubruknya. "Ah kau, hobi kali kau menabrakku" sarkas Dena. "Maaf...maaf...aku cuma mau nanya, mau nyusul nyonya Mutia? Boleh nebeng nggak?" tanyanya sok polos.

"Siapa loe, sok kenal" sela Dena naik satu oktaf nada suaranya.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan, tapi tak disambut oleh Dena. "Namaku Dewa" tangannya dialihkan ke atas kepala. Karena gayung tak bersambut. Istilahnya begitu. "Nggak nanya" sela Dena. "Aku asisten tuan Sebastian. Tadi aku ditinggalin sama yang lain, karena masih nyelesaikan urusan dengan wartawan" ceritanya. "Terus ngapain pakai cerita ke aku? Lagian kalau mau nyusul, pesen aja taksi online" ujar Dena tak mau kalah.

"Emang kamu nggak mau tau keadaan nyonyamu atau kakakmu itu???" tukas Dewa. Gantian Dena yang garuk kepala. Bener juga ya, pikir Dena. "Ya sudah, ayo" ajak Dena. Dewa pun tersenyum menanggapi ajakan wanita di depannya itu.

Dena dan Dewa meluncur ke rumah sakit Husada setelah Dewa menanyakan ke pengawal lain ke mana tuannya membawa nyonya Mutia.

"Ngomong-ngomong kita belum kenalan yang benar loh. Siapa namamu nona?" tanya Dewa membuka obrolan. "Mau tau apa mau tau banget" Dena menimpali. "Ada pepatah yang bilang, tak kenal maka tak sayang. Benar kan nona?" imbuh Dewa sok puitis. "Tau ah gelap...nilai pelajaran bahasa indonesia ku jelek waktu sekolah" tandas Dena. "Jadi beneran nih aku nggak boleh tau namanya? Betewe nona, kalau sampai tuan Sebastian jadian dengan nyonya Mutia, mau tak mau kita akan terus berinteraksi lho" lanjut Dewa. "Pede amat" tukas Dena.

"Begini ya nona, biar aku jelaskan sekali lagi. Selama ini kan nona dengar dari nyonya Mutia, sedang aku dengar versinya dari tuan Sebastian. Jadi biar berimbang" jelas Dewa mulai banyak omong. Sementara Dena hanya menyela, "Emang perlu banget cerita?" Dena masih tetap menengok ke Dewa yang bercerita sambil fokus menyetir. "Harus...karena semua tidak sepenuhnya salah tuan Sebastian. Waktu itu dia juga dijebak. Tapi takdir lah yang mempertemukan mereka berdua saat itu, hingga terjadilah proses membuat Langit..he..he..." cerita Dewa tanpa rasa bersalah. "Tapi setelah kejadian itu, kenapa tuan mu tidak langsung mencari kak Mutia" Dena juga mulai penasaran mendengar cerita Dewa. "Karena tuan Sebastian kehilangan jejak, dan juga tidak mengetahui sama sekali wajah nyonya Mutia saat itu. Rekaman CCTV juga tidak terlihat jelas nampak mukanya. Tuan Sebastian bahkan sampai sekarang masih dihinggapi rasa bersalah. Sampai tuan tidak sengaja ketemu Langit waktu kalian meresmikan cabang di kota S. Waktu itu tuan Sebastian sengaja menghindari pernikahannya, untuk mempermalukan Nona Janetra yang nyata-nyata telah menjebaknya dulu dan juga minta pertanggungjawaban tuan Sebastian karena kehamilannya saat ini" Dewa masih bercerita. Dena manggut-manggut. "Terus kenapa kau ceritakan padaku???" tukas Dena. "Agar kau ikut membantu memberitahu nyonya Mutia..he..he..." sahut Dena. "Kalau butuh bantuan bilang aja bro, sampai capek aku dengerin ceritamu!!" tandas Dena.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

to be continued

1
Sukesih Sukesih
Luar biasa
Debby Simangunsong
Siapa ayah biologis langit thorr??
Tirrr
Lumayan
moenaelsa: makasih bintang nya
total 1 replies
solehatin binti rail
😄😄😄😄😄dewa dewa....kasian deh lu
solehatin binti rail
😂😂😂😂semangat buat adik nya langit Tian
Tania Luvia
top thor
Tania Luvia
Luar biasa, ditunggu karya selanjutnya thor.
Juju
udah berkali"baca tetap suka/Drool/
moenaelsa: makasih kakak 💝🥰
total 1 replies
Rhenii RA
Fresh
Meli Susyanti S
Luar biasa
Hope
orang kaya tu tidak mengenal kata diskon ya.....🥴 lha ini apa beneran kaya apa cm ngomong doang 🙄
Shakri Aziz
Luar biasa
Alfiyah Hasna
kok LM bgt terungkap nya
Aries suratman Suratman
kalo aku alergi makanan yang terlalu banyak bikin sedih teringat masa kecil susah tidur karena kelaparan
jadi akhirnya ngga jadi Makan /Smile//Smile/
Lusi Seksi
Luar biasa
Rini Tobing-Hutasoit
bagus Mutia jngn mau di jajah sama janet ya. semangat Author karyamu bagus
asya yussi
Luar biasa
shafira
mau jebak Mutia biar frans d Jantra bisa bikin nama baik keluarga Baskoro d sebastian malu puny istr mutia
shafira
jgn2 Mutia keponakan ibu martha
shafira
jgn2 satu ibu lain BPK SM janeta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!