Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANGAN PERNAH BERTEMU LAGI
Selama perjalanan menuju rumah Elzatta, suasana di dalam mobil begitu hening. Hanya deru mesin yang mengisi kekosongan diantara mereka. Elzatta sedang berperang dengan pikirannya sendiri, mencari alasan yang tepat untuk menjelaskan kepergiannya secara tiba-tiba saat di pemakaman, tanpa harus mengungkapkan kebenaran bahwa dirinya dibawa oleh Alex. Ia yakin, saat ini pasti Leon begitu panik mencarinya.
Sedangkan Alex sendiri begitu penasaran terhadap Elzatta, karena baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik padanya. Padahal biasanya, para wanita yang akan jatuh dalam pesonanya, bahkan banyak dari mereka dengan sukarela melemparkan tubuhnya di ranjang Alex.
Mereka sangat mendambakan nikmatnya bercinta dan berada di bawah kungkungan seorang Alex. Ya, meskipun setelah menikmati tubuh Alex, mereka akan di lempar ke neraka dengan cara yang tragis.
Alex melirik ke samping sekilas, hatinya begitu dongkol karena merasa di abaikan oleh gadis di sebelahnya. "Apa yang kau pikirkan? Kenapa sedari tadi diam saja!" Akhirnya, ia bertanya lebih dulu.
"Diamlah!" Seru Elzatta, membuat Alex terdiam sejenak dan terlihat kesal.
"Sialan, baru kali ini aku di bentak oleh seorang gadis!" ucapnya dalam hati.
Sebenarnya, Elzatta berani bersikap seperti itu karena Alex dulu yang bersikap tidak sopan dengan mengajaknya tidur. Jika Alex sopan, pasti dirinya juga akan berlaku sama.
Elzatta menghela napasnya dalam, "Aku sedang berpikir, alasan apa yang akan ku berikan pada Leon nanti, dia pasti sedang bingung mencariku," ujarnya tanpa menoleh Alex.
"Aah, cuma gara-gara itu. Tenanglah, aku akan menemui sahabatmu itu," ucap Alex.
"Jangaaaaaaannnn!" teriak Elzatta panik, membuat dahi Alex mengerut. "Kenapa?" tanyanya.
"Pokoknya jangan menemuinya, kau bisa habis di tangannya. Sahabatku itu sangat galak, kau bisa di suntik mati nanti, pokoknya jangan!" Elzatta menatap Alex dengan intens.
Sudut bibir Alex berkedut mendengar alasan Elzatta, dia tidak tahu saja bahwa Alex lebih garang daripada Leon.
"Baiklah, lalu apakah aku tidak di ajak mampir rumahmu dulu?"
Elzatta berdecak, "CK,, kau ini bodoh atau apa, menemui Leon saja tidak boleh, apalagi mampir!"
"Sialan, lagi-lagi dia mengataiku!"
Perkataan itu hanya Alex ucapkan dalam hati, ia sendiri heran, mengapa tidak ada keinginan untuk menyakiti Elzatta ketika ia berkata seenak jidatnya.
"Tapi kita akan bertemu lagi kan?" Alex begitu berharap.
"Untuk apa? Sebaiknya, kita tidak usah bertemu lagi," kali ini ucapan Elzatta melunak.
Alex tertegun, hatinya tidak rela mendengar perkataan itu dari mulut Elzatta. "Kenapa?" dahinya mengernyit.
Elzatta kembali menoleh ke samping, menatap Alex dengan tatapan intens, "Untuk apa kita bertemu lagi? Untuk kejadian penculikan hari ini, akan aku maafkan. Dan tentang aku menolongmu malam itu, aku benar-benar tulus, lupakan saja. Lagian itu semua sudah berlalu kan?"
Alex membalas tatapan gadis di sebelahnya, "Aku masih ingin bertemu denganmu, rasa penasaran ku belum puas."
"Tapi aku sudah punya calon suami, dan dia seorang mafia. Aku......" Elzatta menjeda ucapannya sebentar lalu kembali melanjutkan, "tidak ingin dirimu dalam bahaya, karena aku. Jadi, sebaiknya lupakan aku." Elzatta menampilkan senyum manisnya, membuat hati Alex berdesir hebat.
"Aku tidak peduli, baru calon kan bukan suami. Wanita bersuami saja, banyak yang berkencan denganku!" Kata Alex dengan angkuh.
Perkataan Alex membuat Elzatta membelalakkan matanya, "Kau benar-benar pria gila!" Desisnya, sambil mengepalkan tangannya.
"Suatu saat nanti, kau akan tahu seberapa gilanya aku."
Tak lama, Elzatta mengintruksi Alex untuk menyalakan lampu sen kiri, dan mobil perlahan berhenti.
"Nah, sudah, sampai disini saja," ujar Elzatta sembari bersiap-siap membuka pintu mobil. Tapi, dengan cepat Alex menarik tangannya. "Tunggu, kau belum memberitahu namamu."
Elzatta menoleh Alex, "Ituu tidak penting."
"Beritahu namamu, atau kucium!" Ancamnya.
"Eeh, iya-iya, namaku Maria."
Alex menaikkan sebelah alisnya, sedikit tidak yakin dengan jawaban gadis di depannya. "Baiklah, hati-hati, Ma-ria."
"Tentu, terimakasih sudah mengantarku, walaupun ini juga salahmu yang telah menculikku, hati-hati di-"
Cup !
Alex mengecup bibir Elzatta sekilas, karena tidak tahan melihatnya berkomat-kamit. Elzatta sangat terkejut, matanya melotot tajam, "Kauuuu......beraninya!" kemudian ia menggigit lengan Alex dengan kuat.
"Awwwwhhhhh, apa yang kau lakukan, aku hanya memberimu kecupan!"
Elzatta belum mau melepaskan gigitannya, membuat Alex meraih kepalanya. "Hey, sudah lepaskan, atau aku akan menciummu lagi!" Akhirnya ancaman Alex berhasil membuat Elzatta melepaskan gigitannya.
"Kau pria menyebalkan yang pernah aku temui!" Elzatta cepat-cepat keluar dari mobil.
Brakkkk !
Elzatta menutup pintu mobil dengan keras, sebelum pergi, ia mengangkat jari tengahnya pada Alex.
...----------------...