NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14. PENGAKUAN MENYAKITKAN

Jari jemari lentik Aruna saling bertautan, 3 hari ini terasa sulit untuk Aruna lewati. Pertengkaran hebat, dengan tudingan kejam bukan main. Semua bukti terarah padanya, Aruna yang sengaja menjebak Jakson. Tidur bersama, hanya agar bisa memenjarakan Jakson pada pernikahan mereka. Apalagi dengan kesaksian dari Viera—sepupu Jakson, jika Hana sahabat Aruna membawa Mentari ke rumah keluarga Jakson untuk dijaga hanya untuk satu malam.

Sekeras apapun Aruna menjelaskan, Jakson tidak akan pernah percaya. Hana adalah sahabat Aruna, bahkan sampai mempercayakan Mentari dan memasukan obat pada minuman mereka. Setelah 3 hari bak ditelan bumi, Hana kembali bisa dihubungi. Mereka berdua memiliki janji temu siang ini, suara lonceng bergemericing saat pintu dibuka.

Hana memasuki kafe, mendekati meja yang Aruna tempati. Menarik kursi ke belakang, duduk berharapan dengan Aruna.

"Hana," panggil Aruna lirih, hatinya kacau.

Hana menghela napas berat, "Tanyain aja apa yang mau kamu tanyain, Run."

Aruna menjilat bibirnya mendadak kering, mempersiapkan dirinya untuk mendengarkan semuanya. Jika Hana berkata dia bukan pelakunya, Aruna akan percaya tanpa syarat. Hana cukup berkata jika ada kesalahan di malam itu, cukup berkata dirinya tidak pernah mengkhianati Aruna. Menjebaknya hingga kehilangan keperawanannya, apalagi sampai merugikan Aruna.

"..., kemana kamu tiga hari ini, kenapa nggak bisa dihubungi. Dan nggak ada di kosan, ap—apakah Viera ngelakuin sesuatu sama kamu?" tanya Aruna khawatir.

Hana menggembuskan napas kasar, dan berkata, "Aku sengaja menghindarimu, Viera nggak pernah ngelakuin apapun padaku."

Sorot mata Aruna sontak saja berubah, jari jemari tangannya ditekuk dan diremas.

"Jadi, apa semuanya terjadi emang sengaja?" tanya Aruna nyaris berbisik.

Kepala Hana mengangguk tegas, "Iya, benar. Sengaja, semuanya disengaja."

Bibir ranum Aruna terbuka tanpa satu pun suara keluar, tatapan mata mereka berdua bersirobok. Hana dapat melihat seberapa terlukanya, kecewa, dan sedih.

"..., kenapa? Kenapa kamu tega ngelakuin itu, Hana? Apakah aku punya salah padamu? Apakah selama ini aku memperlakukan kamu dengan jahat?" tanya Aruna menggebu-gebu.

Kepala Hana tertunduk perlahan, memang benar Aruna tidak pernah memperlakukan Hana dengan cara yang buruk. Gadis berparas ayu ini sangat mempercayai Hana, menyayanginya.

"Kenapa," ulang Hana nyaris berbisik, matanya memilih menatap meja kafe, "aku..., aku jauh lebih cantik darimu. Aku jauh lebih pintar, aku jauh lebih baik darimu. Beberapa tahun ini, aku terlampau jauh mengalah. Bertahan karena persahabatan, aku begitu mencintainya. Tapi, kenapa kamu sebegitu nggak pekanya."

Suara Hana terdengar bergetar, kedua manik mata Aruna menatap Hana dengan sorot mata tak percaya.

'Cinta, dia.'

Aruna ingin tertawa dan menangis dalam satu waktu, Hana kembali mengangkat kepalanya, kedua matanya memerah dan basah. Tidak bisakah Aruna melihatnya, seberapa dalam Hana mencintai Raka. Yang Hana inginkan hanya Raka, Hana tidak peduli dengan pujian lainnya. Asalkan Raka bisa ia miliki, Hana bersedia menjungkirbalikkan persahabatan yang telah terjalin cukup lama.

"Kamu mengkhianati aku, karena Raka. Karena kamu mencintainya," balas Aruna, intonasi nada suaranya pecah setelah sekuat tenaga ia tahan.

Air mata Aruna berhamburan turun, bibirnya bergetar hebat. Dunianya jungkir-balik, kepercayaannya diinjak-injak. Telapak tangan Aruna menutup wajahnya, hatinya sakit.

Hana mengusap air matanya yang ikut jatuh berderai, beruntung posisi mereka yang berada di sudut kafe tidak menarik perhatian para pengunjung. Ditemani suara musik kafe yang mengalun sedang, hingga tidak ada yang mendengar percakapan keduanya.

"Hm..., karna aku mencintainya, sementara kamu nggak pernah menjadikan dia yang pilihan utama di kehidupanmu. Berkali-kali, aku ngeliat kamu cuma menjadikan dia sebagai pilihan kedua. Daripada aku ngeliat dia tersakit, lalu kembali padamu hanya karena kamu bercerai dengan Mas Jakson. Bukankah akan jauh lebih baik kalo dia melihat seberapa jahatnya kamu, dan memutuskan buat ninggalin kamu," beber Hana kembali bersuara, membenarkan tindakannya.

Aruna terkekeh, air matanya semakin deras mengalir. Aruna mengusap kasar matanya, dengan mata yang memerah Aruna menatap Hana intens.

"Kamu menang," sahut Aruna, "kamu berhasil bikin aku jadi manusia paling jahat, aku nggak akan pernah kembali pada Raka. Dan nggak akan bisa berdiri dengan percaya diri di sisi Mentari, aku sangat malu pada Mbak Kinanti. Kamu, benar-benar udah menang Hana. Kamu bisa memiliki Raka, sesuai keinginanmu. Ternyata, mau sama siapa pun aku ngomong. Aku yang bego dan aku yang salah. Makasih, udah jadiin aku manusia paling bersalah di dunia ini."

Aruna bangkit dari posisi duduknya, meraih tasnya. Melangkah terburu-buru ke luar dari kafe, Hana membeku untuk beberapa detik. Kepalanya mengeleng kuat, dia tidak salah.

Andaikan Aruna melihat perasaannya yang tulus untuk Raka, andaikan Aruna benar-benar peka. Apakah semuanya akan sekacau ini, Hana tidak akan bertindak sejauh ini. Lantas di mana letak salahnya, Hana hanya ingin memperjuangkan Raka. Agar Raka tidak hancur, Raka harus menyalah Aruna hingga dia tidak akan kembali di saat Aruna telah bercerai.

...***...

Aruna duduk melamun memandangi taman belakang, sudah 7 hari ia tidak menginjakkan kaki di kampus. Tidak mengejar dosen pembimbing, waktu dihabiskan dengan merenung. Sementara Jakson sama sekali tidak pulang ke rumah, jika saja bukan karena Mentari-keponakannya. Aruna mungkin akan langsung berkemas pergi dari rumah besar milik Jakson, keponakannya sudah mulai bersekolah.

"Tante."

Kedua tangan kecil melingkar di leher Aruna, menyentak Aruna dari lamunannya. Ia menoleh ke belakang, senyum polos Mentari terlihat.

"Oh, udah balik dari TK, siapa yang nganterin?" Aruna melirik Mentari dan beralih ke arah jam dinding di dalam ruangan.

Aruna bahkan lupa waktu, harusnya ia menjemput Mentari di TK. Mentari menoleh ke belakang, membuat Aruna ikut melirik ke arah pandangan mata Mentari. Anak perempuan berambut sebahu itu masuk, mendekati Mentari dan Aruna.

"Oh, ada Cherry. Jadi, yang nganterin Mentari balik ke rumah itu mamanya Cherry?" tanya Aruna kembali membawa atensinya ke arah Mentari.

Kepala Mentari mengangguk, "Iya, Tante. Tante Elena sama Mbak Cherry yang jemput."

Aruna mengangguk-angguk kecil, memaksakan senyum. Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang direkomendasikan Elena, bersebelahan dengan SD Cherry.

"Di mana mamanya Cherry?" tanya Aruna melirik ke arah Cherry.

Cherry menunjuk ke arah ruang tamu, Aruna menghela napas kasar. Ia bangkit dari posisi duduknya, mengusap lembut puncak kepala Mentari.

"Ya, udah. Cherry temani Mentari ganti seragam sekolah sama pakaian rumah, ya. Nanti kita makan siang bareng," ujar Aruna lembut.

Cherry mengangguk malu-malu, Mentari menarik tangan Cherry menuju kamarnya. Aruna mengayunkan langkah kakinya terburu-buru mendekati ruang tamu, Elena melambaikan tangannya saat mendapati keberadaan Aruna.

"Hai! Maaf, aku ngajakin Mentari balik bareng. Kebetulan Cherry sekolahnya cepat selesai hari ini, maklum tahun ajaran baru. Jadi, nggak banyak yang harus dipelajari," tutur Elena lebih dahulu menjelaskan takut-takut Aruna salah paham.

Aruna mengangguk, "Ya, nggak apa-apa kok, Mbak. Duduk, Mbak."

Elena duduk di sofa, melirik sekilas ke arah pintu yang baru saja Aruna lewati. Matanya seakan tengah mencari dan menanti kedatangan sosok lelaki yang ia rindukan, Jakson beberapa hari ini tidak pernah mengangkat teleponnya bahkan hanya membalas pesannya dengan singkat, Elena penasaran. Kebetulan ia melihat beberapa anak di TK Mentari sudah pulang, memutuskan bertemu Aruna. Nyatanya Aruna belum sampai, ia memilih membawa Mentari pulang bersama untuk mengantarnya.

Setidaknya dengan begitu ia punya alasan untuk datang ke rumah Jakson, tanpa ada rasa canggung di hatinya.

"Mas Jakson nggak di rumah, Mbak," ucap Aruna seakan dapat membaca apa yang ada di pikiran Elena.

"Oh, dia kerja?"

Kepala Aruna mengangguk, "Iya, kerja."

Keduanya mendadak diam, terbenam oleh pemikiran masing-masing. Elena meragu untuk bertanya, perihal apa yang terjadi pada Jakson yang mendadak aneh. Sementara Aruna, ia terlihat merenung apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pikiran Aruna terlalu semerawut saat ini, hingga kehilangan konsentrasi dan minat pada apapun.

Bersambung....

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!