"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Rafael,apa kau sudah benar-benar bisa melihat?"Ucap Sena tidak sabar menghampiri Rafael.
"Bagaimana tuan muda apa sangat jelas?"Ucap dokter tersebut kepada Rafael.
Namun karena Sena yang mendekati nya Rafael kembali memejamkan matanya.
"Aku sudah bisa melihat dengan jelas, namun aku tidak mau melihat wanita ini."Ucap Rafael kepada dokter tersebut.
"Rafael apa yang kamu katakan nak, dia adalah Sena,apa kau masih menginginkan wanita jahat itu? lihat lah buktinya dia sekarang tidak ada di sini,dia sudah pergi kabur karena tidak ingin bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan kepada Sena."Ucap mama Rianti dengan jahat nya berusaha menghasut Rafael agar membenci Zia.
"Cukup ma!"Ucap Rafael menatap mama Rianti dengan tatapan penuh amarah.
"Rafael,kamu, kamu membentak mama."Ucap mama Rianti kaget.
Rafael tidak menjawab,entah mengapa ia benar-benar merasa tidak yakin jika Zia melakukan semua hal yang di ucapkan oleh mama nya itu karena sebulan ini ia cukup mengenali karakter Zia.
"Mana ponsel ku."Ucap Rafael lagi.
"Rafael kamu tidak boleh menatap layar ponsel dulu."Ucap Sena kepada Rafael.
Rafael kembali terdiam,ia bingung harus bagaimana, ia benar-benar merindukan sosok istri yang ia cintai.
"Zia,di mana kau."Batin Rafael yang terlihat sangat sedih karena di saat ia bisa melihat ia malah tidak bisa melihat istrinya.
Dokter pun menyarankan Rafael untuk di rawat dua hari dulu setelah itu baru lah di ijinkan untuk pulang ke rumah nya.
Satu bulan kemudian.
Kota (K)
Seorang wanita muda berparas cantik berjalan menyusuri jalan setapak dengan membawa beberapa lembar kertas di tangan nya, dan juga tongkat untuk meraba-raba jalan yang ia jalani.
"Huh,ini sangat panas, mengapa susah sekali mencari pekerjaan di kota ini?Aku sudah tinggal sebulan di sini mengapa masih saja belum mendapatkan pekerjaan,uang sewa rumah ku juga sudah hampir habis."Ucap Zia sambil menyeka keringat nya yang bercucuran.
Namun tepat di saat itu ada seorang laki-laki paruh baya yang menghampiri nya.
"Anak gadis apa yang kau lakukan di depan toko ku?"Tanya laki-laki tersebut dengan sopan.
"Ah, maaf-maaf aku tidak bisa melihat aku tidak tau jika aku menganggu pelanggan toko yang hendak masuk, aku hanya ingin beristirahat."Ucap Zia.
Melihat Zia laki-laki tersebut menjadi tidak tega karena Zia tidak bisa melihat.
"Seperti nya kau bukan asli orang sini,dari mana kau berasal?"Ucap laki-laki tua itu mengenali cara berpakaian dan rambut Zia yang lurus tidak seperti penduduk asli kota (K)
"Aku berasal dari kota (A), dan aku pindah ke sini, pak apa kah kau bisa membantu ku? Apa di sini ada pekerjaan yang bisa di lakukan orang buta seperti ku? Karena aku tidak memiliki siapapun di sini uang ku sudah hampir habis dan aku tidak mendapatkan pekerjaan."Ucap Zia dengan raut wajah sedihnya.
"Hmm, begini saja, bagaimana jika kau bekerja di toko bungga ku ini, kau bisa membantu menjual kan bunga-bunga segar di sini,soal gaji aku akan membayar mu dengan upah yang sesuai."Ucap laki-laki tersebut merasa iba.
Ya toko laki-laki tua tersebut adalah toko bunga, bermacam-macam bungga yang ada di sana.
"Benarkah? Pak apa kau benar-benar akan memperkerjakan aku di toko mu?"Ucap Zia senang.
"Iya,mari masuk aku akan mengajarimu banyak hal tentang pekerjaan ku nanti."Ucap laki-laki tua itu.
"Terima kasih banyak pak, terima kasih aku akan bekerja dengan baik."Ucap Zia sangat senang.
Laki-laki tua itu pun menuntun Zia masuk ke dalam toko nya, mereka berbincang tentang bunga-bunga dan sesekali tertawa bersama, laki-laki tua tersebut terlihat baik kepada Zia.
Setelah lama berbincang mereka pun akhirnya sepakat untuk memperkerjakan Zia di sana sebagai penjual bunga, karena Zia sangat cantik mereka yakin jika pengunjung akan nyaman berbelanja di sana.
Dua hari kemudian Zia pun kini telah mulai bekerja di toko bunga tersebut.
"Nak, minum lah dulu teh mu."Ucap istri dari laki-laki tua pemilik toko tersebut.
"Iya buk sebentar,aku masih melayani pembeli."Jawab Zia sambil tersenyum.
"Mama bibi itu sangat cantik,dia bahkan bisa mengenali bungga apa yang ingin kita beli melalui Indra penciuman nya."Ucap seorang anak kecil berumur sekitar enam tahun menujuk Zia.
"Iya sayang,itu lah kelebihan orang-orang yang di berikan tuhan."Jawab sang mama sambil memegang tangan putri nya.
"Mama ayo cepat beli mawar nya."Ucap anak kecil tersebut.
"Iya-iya sabar."Jawab wanita cantik yang berpakaian kantor tersebut.
"Hay,aku ingin membeli seikat mawar."Ucap wanita tersebut kepada Zia.
"Ah,iya seikat mawar, sebentar aku akan mengambil nya."Ucap Zia yang kemudian meraba-raba bungga yang berada di dekat nya dan mencium aroma bunga tersebut.
"Aku adalah pelanggan tetap di toko ini, sebelumnya aku tidak pernah melihat mu,apa kau karyawan baru?"Tanya wanita itu.
"Ini dia. Ah,iya aku adalah karyawan baru di sini,ini bunga mu."Ucap Zia mengulur kan seikat bunga mawar.
"Terima kasih banyak bibi,kau sangat cantik."Ucap anak perempuan itu sambil mengambil bungga yang di berikan Zia kepada mama nya.
"Ah,iya sama-sama adik kecil."Ucap Zia yang baru menyadari jika wanita tadi membawa seorang anak.
"Terima kasih ya,ini uang nya."Ucap wanita itu memberikan sejumlah uang kepada Zia untuk membayar mawar itu.
"Sama-sama, jangan lupa datang lagi."Ucap Zia sambil tersenyum.
Wanita itu pun membawa anak nya masuk ke dalam mobil setelah membeli bunga dari Zia tersebut.
"Nak istirahat lah dulu biar aku yang menjaganya."Ucap wanita tua istri pemilik toko tersebut.
"Iya buk, aku akan istirahat."Jawab Zia sambil menampilkan senyum manisnya.
"Pangil nenek saja ya, usia ku sudah sangat tua dan tidak enak jika di pangil ibuk."Jawab wanita tua tersebut memegang tangan Zia.
"Baik lah nek."Jawab Zia dengan girang.
"Anak baik ayo duduk dan Istirahat."Ucap sang nenek mengantarkan Zia di tempat istirahat toko nya.
"Anak ini cukup periang, sudah cantik,baik hati, ramah terhadap siapa pun, tuhan mengapa dia begitu kuat dengan mata yang tak mampu melihat?"Batin sang nenek iba melihat keadaan Zia yang buta.
Setelah membantu Zia duduk dan memberikan nya teh hangat nenek itu pun kembali merapikan bunga-bunga sambil sesekali melihat Zia yang duduk di kursi.
Bersambung ....