Berlinang air mata dan hanya bisa memeluk kedua lututnya dalam jeruji besi, Cassandra tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Semua bukti mengarah kepadanya, bahkan semua orang pada menuduhnya jika dialah orang dibalik pembunuhan yang dialami Amelia.
Ketakutan, hinaan rasanya sangat sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang, semua bukti mengarah kepadaku. Dan siapa seseorang yang tega telah menjebak ku dengan cara seperti ini. Tidak ada seseorang lagi yang mampu bisa mempercayai ku, kak Erlangga, kak Verrel aku butuh kalian.
Buliran demi bukan perlahan-lahan mulai menjatuhi pipi manisnya. Memeluk kedua lututnya dan menundukkan kepalanya tak lama langkah seseorang menghampirinya dan membukakan borgol yang tertertancap pada jeruji besi tahanan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cassandra diculik
Dengan cepat berjalannya waktu hubungan antara Richard dan juga Sandra perlahan-lahan mulai membaik dan juga lengket lantara keduanya sering bepergian berdua tanpa memperdulikan perasaan Cassandra atau pun memperdulikan kondisinya yang sampai saat ini masih terbaring di rumah sakit.
Merebahkan tubuhnya dengan pandangannya yang terlihat melamun, seseorang datang menghampirinya.
"Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?" tanya salah seorang laki-laki yang tak lain ialah Gibran.
"Gibran. Tidak, aku tidak lagi memikirkan sesuatu," balasnya yang dengan mengalihkan pandangannya.
"Cassandra... Cassandra kamu bisa bohongi semua orang termasuk kakak kamu sendiri. Tapi satu hal yang kamu lupa, yaitu mata kamu karena mata kamu tidak bisa kamu bohongi lagi.
"Apa maksud kamu? Ngerti apa kamu soal perasaan ku!" tegasnya yang masih tak terlihat menatapnya.
"Sudahlah kata Dokter kamu sudah diijinkan untuk pulang, jadi pertanyaan ku apa kamu masih bersedia untuk pulang ke rumah suami kamu yang jelas-jelas tidak pernah memperdulikan kamu? Apa kamu masih memperdulikannya ketika kamu tahu jika Suamimu sama sekali gak pernah mengharapkan mu?" tanya Gibran dengan pandangannya yang menatap Cassandra, sedangkan Cassandra terlihat memikirkan sesuatu.
"Dia memang tidak pernah peduli akan siapa aku. Tapi sudah seharusnya aku kembali lagi kesana. Apapun yang terjadi nanti itu sudah jadi urusan ku."
FLASHBACK
Aku tahu hari-hari ku memang selalu dipenuhi kehidupan Sandiwara. Sandiwara... dimana aku seolah-olah menjadi seseorang yang bersikap kuat, tabah. Dan bisa menghadapi semua rintangan besar yang menghadang ku.
Akan tetapi semua itu sangatlah salah, biar pun aku terlihat bahagia layaknya tidak mempunyai masalah sedikit pun padahal jika aku disuruh berteriak aku mungkin akan berteriak sekeras mungkin untuk meluapkan semua kesedihan ini. Tapi nyatanya teriakan itu tak semudah itu untuk aku luapkan.
Berjalan dengan langkah yang pelan pandangannya yang menjalar pada suatu arah dimana terdapat-lah dua orang wanita yang terlihat bahagia pulang dari kampusnya.
Air matanya seketika menetes setelah ia mengingat jika ia pernah berada diposisi itu. Posisi dimana apa yang ia pikirkan hanyalah pendidikan dan pendidikan yang setiap harinya selalu hadir dalam pikirannya untuk mengejar mimpinya sebagai seorang Dokter.
Dan baru saja Cassandra bisa tersenyum manis, tapi nyatanya senyuman itu tak berangsur lama untuknya.
Menikah dengan seorang penjahat berhati dingin dan memiliki wajah yang sangat tampan siapa yang akan menyangka jika awal kehidupan barunya berubah menjadi petaka dan penderitaan yang akan menyertai dirinya di setiap harinya.
Apakah ia sanggup? Itulah pertanyaan yang akan terlontar dalam mulut manisnya setiap hari, jika ia merasa tidak sanggup apa yang akan ia lakukan. Apa dengan jalan bunuh diri ia akan mampu menyelamatkan keadaan.
Selangkah Cassandra melangkahkan kakinya menulusuri anak jalanan ini. Akan tetapi belum juga ia sampai ditempat yang ingin ia tuju, ia sudah dibuat terkejut dengan hadirnya mobil hitam yang tiba-tiba menghadang dihadapannya.
Beberapa orang mengenakan topeng wajah itu pun seketika keluar dari dalam mobil itu. Dengan rasa kepanikan yang seketika menyerangnya, ia berusaha akan berteriak.
Akan tetapi belum juga ia mampu berteriak sekeras mungkin, salah seorang dari mereka menyemprotkan cairan bius tepat diwajahnya yang seketika membuatnya jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Berhasil menjalankan misi yang diinginkan, seseorang itu membopong tubuh Cassandra, memasukannya kedalam mobil hitam yang telah mereka kendarai.
BERSAMBUNG
sukses
semangat
mksh