Takdir buruk mempertemukan Renata Gayatri dengan Bian Aditya Mahesa dalam sebuah ikatan yang tak mereka harapkan.
“ Menikahi bocah ingusan ? Ayolah mi, Bian sudah 29 tahun ! Bian bisa merawatnya tanpa menikahinya. " Tolak Bian tegas.
Pada akhirnya seberapa keras melawan, Takdir dan kehendak Tuhan lah yang menentukan.
Cinta dan Benci
Surga dan Neraka
Bian ciptakan dalam kehidupan Renata, memebelenggu dan menjerat Renata agar jiwa nya mati perlahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perundungan
Malam ini Renata tidur lebih awal untuk berisap berangkat ke kampus esok dan mengikuti kelas pagi setelah beberapa hari tak masuk. Baru saja terlelap sekitar 20 menit, ponsel Renata bergetar. Suara getaran itu mampu mengganggu tidur nya hingga dengan amat terpaksa dan mata yang terasa perih Renata pun mengambil ponselnya.
" Halo ? Siapa ? " Tanya Renata dengan suara serak.
" Memangnya siapa lagi yang suka telpon kamu jam segini Re ? " Suara manusia berdarah dingin itu mampu memmbuat Renata seketika terjaga.
" Lah mas Bian ? "
" Hmm .. "
" Justru karena gak pernah ada yang telpon aku jam segini makannya aku nanya. Lagian tadi aku lagi tidur gak lihat layar hp " Jawab Renata.
" Yaudah deh lanjut tidur aja "
" Tumben banget telpon jam segini. Kenapa ? "
" Gak papa, kenapa emang ? Gak boleh suaminya telpon ? " Tanya Bian sinis.
" Kammu tuh ya kebiasaan mas. Suudzon mulu. Aku nanya apa kamu jawabnya kemana mana "
" Iya deh iya .. Gak papa cuman lagi gak ada kerjaan. "
" Oh ganggu orang lain jadi kerjaan kamu sekarang ya mas ? "
" Iyalah .. Kamu kan istri saya. Jadi ya siapa lagi yang mau saya gangguin kalo bukan kamu "
Akhirnya panggilan suara itu pun berlangsung cukup panjang hingga menghabiskan waktu berjam jam bahkan Renata saja sesekali tertidur. Setelah sempat menyentuh Celine, Bian merasa begitu bersalah meski dirinya tidak sampai melakukannya. Renata menguasai seluruh pikirannya, hingga saat dirinya pun sempat menegang karena godaan Celine, Bian pun segera menghubungi Renata untuk mengalihkan gejolak birahinya.
" Selamat tidur Re " Ucap Bian ketika 15 menit menunggu dan tak ada suara apapun di sebrang sana.
Dilihatnya pukul 2 dini hari, kondisi tubuhnya pun sudah terasa normal. Bian memilih menncari kamar lain meninggalkan Celine seorang diri dalam kebingungan dan kekecewaan.
Pagi pun menjelang, sudah pukul 07.20.
" Siallll !!! Gara gara Bian gue kesiangan mana hari pertama balik kampus " Gerutu Renata samb membawa handuk menuju kamar mandi.
Untunglah semalam semuanya sudah Renata persiapkan sehingga pagi ini Renata tinggal berangkat setelah menuntaskan mandi, berpakaian dan memakai riasan yang sederhana. Renata berangkat menuju kampus menggunakann mobil yang Bian berikan, awalnya Renata ingin mengenakan busway saja. Namun karena pagi ini terlambat alangkah lebib cepat menggunakan mobil meski akan berakhir dengan nyinyiran para mahasiswa.
Benar saja, baru tiba di parkiran sorot mata tajam orang orang pun tertuju pada Renata. Beberapa ada yang berbisik bisik, ada yang menatap dengan ekspresi yang tak dapat di jelaskan ada juga yang hanya melirik lalu sibuk dengan urusannya kembali.
" Pagi .. Ijin masuk Pak. " Sapa Renata saat memasuki ruang kelasnya yang ternyata sudah ada dosen.
" Pagi .. Ya silahkan. Terlambat Renata ? "
" Iya maaf pak "
" Tumben sekali mahasiswa cerdas dan disiplin bisa terlambat. Apa karena sekarang merasa sudah menjadi istri pemilik yayasan sehingga seenaknya ? "
Ah ternyata ini yang di bicarin Anya kemarin. Bukan cuma mahasiswa, tiba tiba dosen pun berpikiran buruk.
" Bukan seperti itu Pak. Ini murni karena sebuah kesalahan bukan kesengajaan, mohon di maafkan dan ini pun tidak ada kaitannya dengan status saya " Jelas Renata.
" Yasudah kamu duduk, jangan di ulangi karena saya tidak akan memberi toleransi. "
Renata duduk dekat Anya, Anya hanya menepuk pundak Renata untuk memberi semangat. Sungguh sangat rumit, bukannya di segani karena bersuamikan Bian, kebanyakan orang malah meremehkan karena merasa wanita seperti Renata tak pantas di persitri oleh Bian hingga mereka berpikir Renata telah melakukan sesuatu yang melanggar norma untuk menjebak Bian dalam pernikahan ini.
" Kenapa Lo kesiangan Re ? " Tanya Anya saat kelas tlah berakhir.
" Semalem ngedadak Bian telpon gue gak tau sampe jam berapa soalnya gue aja ketiduran. Gue gak ada pilihan selain nemenin " Curhat Renata.
" Hadeuh tuh orang emang seenaknya ya. Gak tau sikon istri nya mau ngampus juga "
" Gak ngerti gue juga sama pola pikirnya. Biarin aja deh dia udah gede. Udah gak perlu di urusin. " Jawab Renata asal.
Mengisi break untuk lunch mereka pun menuju kantin, tak berselang lama Dirly yang kebetulan kelasnya baru selesai, ikut meramaikan suasana dengan makan bersama di meja Renata dan Anya.
" Hai girls .. " Sapa Dirly.
" Hai Kak .. " Jawab kedunya bersamaan.
" Boleh gue duduk sini ? " Tanya Dirly
" Boleh ko lagian kosong ini. "
" Thanks .. "
Dirly duduk tepat berhadapan dengan Renata membuat mereka hampir tak berjarak dan terlihat cukup serasi apalagi saat berbicara apapun itu selalu nyambung.
" Adu adu .. Istrinya yang punya yayasan ko bisa bisa nya deketan sama cowok laen sih " Nyinyir Gina salah seorang mahasiswi populer, pujaan para pria karena kecantikannya yang paripurna.
" Ya bebas dong lagian kita kan cuma makan Gin "
" Hmm gue cepuin ah, gue denger denger doi pencemburu " Ancam Gina.
" Ya laporin aja sih. Sekalian mau Lo foto gak ? " Jawab Renata santai berhasil memmbuat Gina naik pitam.
" Berani banget ya Lo ! Dasar penggoda, lihat aja tau tau nikah. Jangan jangan udah di DP in dulu. Upss keceploasan "
" Berisik banget sih Lo. Masih mending gue di nikahin, daripada Lo udah di pake gak ketauan kapan di nikahinnya hahaa "
" Breng.sek ! "
Hampir saja terjadi perkelahian namun untunglah Anya berhasil menengahi keduanya meski pada akhirnya tetap di panggil oleh kaprodi karena membuat keributan.
" Baru hari pertama udah begini aja cobaan gue " Keluh Renata pada Anya.
" Resiko nikahin yang kaya ya gitu. Banyak yang iri dengki, larinya nyinyir sama fitnah. Lagian lo gak bisa apa jaga emosi "
" Gue paling gak bisa ya di hina apalagi bawa bawa status gue. Pikiran mereka emang sakit, kotor semua " Jawab Renata.
Setelah di panggil dan di nasehati tentunya, merekapun membubarkan diri dan kembali ke kelas masing masing. Rasanya Renata sudah tak ingin kembali, namun bagaimana lagi dirinya juga baru masuk.
Kegaduhan itu sampai juga di telinga Bian, ya tentu saja karena Bian pemilik kampus Renata. Mana mungkin tak ada yang melapor tentang istrinya. Bian juga baru bangun dari tidurnya masih di ranjang dan mengunci dari dalam.
Bian
Kamu ada masalah ?
Satu pesan masuk ke ponsel Renata.
^^^Renata^^^
^^^Masalah ? Engga aku baik baik aja.^^^
Bian
Yakin gak ada yang mau di ceritain ? Kamu gak lupakan saya yang punya kampus kamu. "
^^^Renata^^^
^^^Ya enggalah. Lagian gimana bisa aku lupa kalo setiap menit setiap orang selalu nanyain dan ngingetin status kita. ^^^
Bian
Tuhkan ! Pasti masalah kamu itu status kita kan ? Kenapa ? Banyak yang rundung kamu ?
^^^Renata^^^
^^^Gak ada yang perlu di khawatirin mas. Aku bisa selesaiin masalah aku sendiri..^^^
Renata enggan lagi melanjutkan percakapan hingga membiarkan pesan dan panggilan masuk dari Bian begitu saja.