Arsen kusuma wijaya,seorang duda muda yang dewasa,harus menikah dengan Ayana shakila,gadis mungil yang berstatus pelajar sebuah SMU.
akankan pernikahan mereka bisa berhasil.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chustnoel chofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisakah kita berteman lagi?
*
*
*
*
Setelah melewati perjuangan yang teramat melelahkan,akhirnya Ayana berhasil melewati detik demi detik pelajaran,hingga waktu istirahat tiba.
Para penghuni kelas,satu persatu mulai keluar dari kelas,hingga menyisakan Ayana dan Mila.
"Ke kantin yuk,Ay..."ucap Mila.melihat wajah murung Ayana sepanjang hari membuatnya sedih juga,hampir tiga tahun mereka berteman,suka ataupun duka mereka lalui bersama.
"Lagi nggak pengen makan,Mil..."sahut Ayana dengan wajah murung.menopang dagunya dengan kedua telapak tangan yang bertumpu pada meja.
"Hemm..tapi aku laper banget Ay,ya udah.kamu disini aja,aku nggak lama kok..."Ucap Mila.yang hanya dijawab Ayana dengan anggukan.
Secepat kilat gadis bertubuh subur itu melesat,meninggalkan kelas.Mila memang tidak pernah bisa menahan lapar.
Selepas kepergian Mila,Ayana mencari ponselnya yang tadi ada di laci bangku.
Dia berniat untuk menelpon suaminya.ingin meminta maaf.
Setelah menemukan kontak nama sang suami,dengan hati berdebar Ayana menekan tombol panggil.
Tut.....
tut...
tut....
Hingga beberapa kali dia melakukan panggilan,tak juga di angkat oleh Arsen.padahal ponselnya aktif.
Ayana menghela nafas panjang.kamu benar-benar marah padaku mas,bahkan teleponku tidak kamu angkat.
Harus bagaimana mas,aku meminta maaf padamu.apa kamu berniat akan meninggalkan aku mas?
Berbagai pemikiran muncul di pikirannya yang sedang gundah gulana.dengan frustasi,Ayana menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Apa kamu diputus kekasihmu,Ay....kulihat dari pagi wajahmu murung,dan tampak pucat.."tiba-tiba suara bariton yang sangat dia kenal terdengar, membuyarkan sejenak lamunannya.
Ayana melepas tangan yang tadi menutupi wajah,dan dilihatnya Marco berdiri disampingnya,bersidekap dan menyandarkan bokongnya pada meja yang ada di samping Ayana duduk.
Ayana menyandarkan punggungnya ke belakang.dia tersenyum masam,sejak peristiwa tanda merah itu, membuat hubungan keduanya menjadi agak jauh dan juga canggung.
"Bukan urusanmu..."jawab Ayana ketus.dia bahkan tidak berusaha memandang cowok yang menyukainya itu.
Marco terkekeh,miris sekali rasanya,meraka yang dulu sangat dekat,sekarang menjadi jauh hanya karena perasaan yang tidak bisa terbalaskan.
"Kamu berubah Ay,,Ayana yang ku kenal tidak seperti ini..."Keluh Marco,bahkan cowok itu tampak terluka.memang semua salahnya,tidak seharusnya merusak persahabatan hanya demi memuaskan hasrat ingin memiliki gadis yang ada dihadapannya ini.
"Kamu yang mulai Cho,..."Ayana mendadak geram,sudahlah dari pagi perasaannya tidak sedang baik-baik saja,malah sekarang ucapan Marco seperti menyudutkannya.
Lagi-lagi Marco tersenyum sinis."Aku minta maaf Ay,kalo perasaan ku kepadamu membuatmu tidak nyaman..."
Ayana melengos."Sudah aku maafkan...."
"Tidak bisakah kit kembali seperti dulu Ay,bersahabat lagi..."pinta Marco.
"Aku sebenarnya sudah bersikap biasa,Cho...tapi..bukannya kamu ya,yang membentangkan jarak diantara kita.bukankah dulu kit sudah berjanji,untuk tidak terlibat perasaan selain persahabatan..."ujar Ayana panjang lebar.
"Maafkan aku Ay,aku terlalu egois.perasaan sayang aku kepada kamu membutakan mata hatiku..."
"Sudahlah Cho....semua sudah berlalu..."ucap Ayana akhirnya.merasa lelah bila harus berdebat panjang dan lebar,sungguh suasana hatinya saat ini sangat buruk.
Kemarahan sang suami membuat otaknya buntu.dia merasa bingung,apa yang harus dilakukan,untuk meredam amarah Arsen.bahkan pria itu sama sekali tidak mau mendengar apapun penjelasan dari dirinya.
Hanya memuntahkan emosi semata,mencari pembenaran sendiri,tanpa mau mendengar apa alasan nya melakukan tindakan seperti itu.
"So,kita bisa berteman lagi Ay...."Wajah tampan cowok blesteran itu tampak ceria,menambah kadar ketampanannya menjadi berkali lipat.
"Mungkin,asal kamu tidak lagi melakukan hal bodoh seperti kemarin.perasaan itu tidak bisa dipaksa Cho..."
."Iya Ay,aku minta maaf aku janji,tidak akan mengusik kamu dengan perasaan itu lagi..."Marco tampak berseri-seri."kecuali..."
"Kecuali apa..?"dengan dahi berkerut,Ayana memandang sahabatnya dengan penuh curiga.
"kecuali kamu sendiri,yang mau datang padaku.."Ujar Marco,sambil menaik turunkan alisnya,menggoda Ayana.
"Cih,jangan harap....."dengan berdecih sebal Ayana berkata.
Marco terkekeh,,ah,ternyata sangat mudah meminta maaf kepada Ayana.
Ayana memang baik,menjauh dari gadis itu membuat hidupnya seperti kurang energi.
Tidak apa lah,jika Ayana hanya bisa melihatnya sebagai teman,kalau memang jodoh,tidak akan kemana,bila memang aku tidak berjodoh dengan Ayana,aku harap dia bisa bahagia nanti,dengan pria yang di cintainya.
Bukankan cinta memang seperti itu,harus bisa merelakan orang yang kita cintai bahagia, walaupun kebahagiaannya tidak bersama kita.
jika harus memaksakan perasaan ini,itu hanya akan menyakiti orang yang kita cintai.
Mengucap teori memang mudah,tapi prakteknya yang susahnya minta ampun.
mulut bisa berkata,aku baik-baik saja,tapi dalam hati merana dan nelangsa.
*
*
*
*
bersambung...
ceritanya bagus