Kisah ini menceritakan tentang dua insan manusia yang terpaksa menikah hanya untuk membahagiakan orang tua masing-masing.
Aluna Alexander seorang mahasiswi keperawatan terpaksa menikah dengan seorang pria asing putra dari sahabat Alexander.
Bryan Smith seorang CEO dingin, memiliki sifat cuek dan anti wanita. Baginya wanita yang patut dicintai di dunia ini hanya Eliza cinta pertama Bryan.
Akankah cinta mereka bersemi atau malah layu disaat cinta itu belum tumbuh?
Penasaran? Yuk baca trus ceritanya. 🤗
Jangan lupa masukan dalam list favorit agar tidak ketinggalan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji
Bryan hendak naik keatas namun dicegah Reymond.
"Ajak Aluna ke kamar Ry untuk sementara dia akan tidur dengan mu tapi ingat jangan suruh dia tidur di sofa."
"Lantas kalau tidak di sofa tidur dimana dad?"
"Ya satu ranjang denganmu sayang." Ucap Ayunda.
Bryan dan Aluna menunduk tidak berani mengangkat wajah menahan malu. Rasa panas menjalar dari telinga hingga leher.
"Kalau begitu biarkan aku tidur di sofa saja."
"Tidak, kalian harus tidur satu ranjang. Jangan membantah!" Bentak Ayunda.
"Baiklah, aku akan tidur satu ranjang dengan Aluna hanya malam ini!"
"Sampai kamar untuk Aluna selesai di renovasi."
"Terserah kalian saja!"
Akhirnya Bryan kalah debat dengan pasangan romantis itu, dia berjalan beriringan dengan Aluna menuju lantai tiga.
Di dalam lift mereka berdua menjadi canggung. Terjadi atmosfer tidak biasa di dalam lift. Aluna menatap pantulan diri ke arah kaca yang terdapat di dalam lift.
"Sungguh mengerikan sekali penampilanku saat ini dan lihat penampilan Bryan tidak kalah mengerikan dari ku. Benar-benar menakutkan."
Aluna menggelengkan kepala dan Bryan secara refleks melirik ke arah Aluna.
"Kamu kenapa?"
"Coba kamu lihat mas, penampilan kita sungguh mengerikan." Aluna menunjuk pantulan diri ke arah kaca diatas pintu lift.
"Ha-ha-ha."
Mereka berdua tertawa bersamaan.
"Benar katamu, sungguh mengerikan."
"Apa kamu besok akan ke kantor dengan penampilan seperti itu mas?"
"Kamu tidak takut wibawa mu akan hancur jika seluruh karyawan perusahaan melihat penampilan kacau itu."
"Benar juga yang dikatakan Aluna, aku tidak mungkin berangkat kerja dengan penampilan seperti ini." Gumam Bryan.
"Besok aku akan meminta Rudy merubah penampilanku." Ucap Bryan dingin.
"Dih kamu, baru juga panas sudah berubah dingin lagi."
"Apa maksudmu?"
"Maksudku adalah....."
Belum selesai Aluna melanjutkan kalimat pintu lift sudah terbuka. Buru-buru Aluna loncat dan meninggalkan Bryan.
"Hei tunggu, kamu belum menyelesaikan kalimatmu."
"Kamu penasaran ya?"
Aluna cekikikan melihat ekspresi penasaran Bryan.
"Sudah lupakan saja, lagipula aku lupa mau ngomong apa." Aluna melengos di depan Bryan.
Bryan menggertakan gigi dan mengepalkan kedua tangan.
"Awas kau Aluna!"
ceklek
Bryan membuka kamar
Keadaan kamar masih sama seperti terakhir kali dia meninggalkan rumah itu satu bulan yang lalu.
Ada rasa nyeri dihati kala Aluna mengingat kejadian satu bulan lalu, disaat Bryan meninggalkannya sendirian dirumah.
"Ayo masuk, aku tahu kamu masih sakit hati karena dulu aku meninggalkanmu tapi percayalah kali ini aku tidak akan meninggalkanmu. Jika aku ingkar janji lagi, kamu boleh memukulku." Bryan serius dengan ucapannya kali ini. Dia tidak ingin melihat Aluna bersedih. Entah karena sudah mulai mencintai Aluna atau hanya karena kasihan tapi dia berjanji tidak akan membuat Aluna bersedih lagi.
"Kamu janji tidak akan meninggalkanku mas?"
"Janji!"
Aluna tersenyum lembut ketika dia melihat keseriusan terpancar di wajah Bryan.
"Ya sudah, kamu mandi dulu sana. Aku akan memeriksa berkas pekerjaan dulu."
"Apa kamu akan pergi keruang kerja?"
"Iya tapi aku janji akan segera kembali."
"Hu'um."
Aluna melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Disaat Bryan memegang handle pintu terdengar ketukan dari seberang.
tok tok tok
"Permisi tuan, ini koper milik nyonya muda."
ceklek
"Bawa masuk dan tolong letakkan disana." Perintah Bryan sambil menunjuk ke arah walk in closet.
"Baik tuan."
Pelayan itu mendorong koper berwarna coklat sesuai perintah Bryan.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan."
"Ya terima kasih."
Pelayan berseragam hitam-putih meninggalkan kamar Bryan.
Sementara itu, Aluna sedang asik bermain dengan air pancuran atau yang lebih dikenal dengan sebutan "shower".
Setelah melakukan ritual mandi malam, Aluna keluar kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk menutupi bagian in*tim tubuhnya. Rambut tebal ikal miliknya dibungkus menggunakan handuk putih kecil.
Pelan-pelan dia menuju ruang walk in closet, mencari keberadaan koper coklat miliknya.
"Untung saja mas Bryan tidak ada di kamar, kalau dia melihatku bisa bahaya."
Tiba-tiba suara pintu terbuka, dari luar muncul sosok pria yang tengah dibicarakan Aluna.
ceklek
Bryan berjalan tanpa menimbulkan suara dan Aluna tidak menyadari kehadiran Bryan dan tiba-tiba saja......
"Aaaaa...... Kamu sedang apa disini mas?" Aluna refleks menutupi bagian da*da dengan kedua tangan.
Bryan seketika membalikan tubuh membelakangi Aluna. Dia kaget bukan main, jantungnya hampir saja copot mendengar teriakan Aluna begitu kencang. Suaranya seperti gemuruh petir menggelegar.
"Aku mau mandi makanya kembali ke kamar."
"Sudah sana kamu pergi ke kamar tidur dulu, sebentar lagi aku selesai."
Bryan menuruti permintaan Aluna. Dia menjatuhkan tubuh diatas ranjang empuk miliknya.
Aluna sudah memakai piyama putih polos yang biasa dia gunakan sewaktu masih dirumahnya dulu. Tanpa Aluna sadari, piyama itu menerawang akibat bahannya terlalu tipis dan terkena pantulan sinar lampu.
Pikiran Bryan tidak fokus, dia jadi teringat akan mimpi nya dulu dan tiba-tiba saja.........
to be continued
Sesungguhnya mereka (novelis dan reader) yang memuja2 pebinor adalah manusia (novelis dan reader) dengan kesetiaan sangat rendah,
Coba tanya kan pada diri kalian, juga ada wanita lain yang suka pasa suami kalian dan berusaha sok baik didepan suami kalian dan berusaha dekat dengan suami kalian dan yang paling penting bawa suami kalian pergi jauh, apakah kalian akan bilang wanita itu adalah wanita baik2 dan punya cinta tulus bukan pelakor,
Coba tolong jangan munafik dalam menilai.
Karena sesungguhnya pelakor dan pebinor sama2 menjijikan
ujung2 nya balik ke Bryan