Muna Hidayatullah
Anak gadis pasangan Betawi yang
karena terbentur biaya
Setelah lulus SMA
terpaksa melamar menjadi seorang OB
di sebuah perusahaan.
Takdir bernasib baik padanya.
Sebab pemilik perusahaan itu jatuh hati padanya.
Simak perjalanan kisah cintanya.
Happy Reading🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmeLBy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 : BIARKAN SAJA
Muna merasa senang, sebab Jali sungguh menganggapnya seperti adik sendiri.
Berbeda dengan Vera dan Monik yang tampak begitu membela Koco. Bahkan seolah marah saat tau ia menolak keinginan Koco pada Muna. Dan ternyata yang Kevin lakukan kemaren memang sempat di rekam oleh seseorang di perusahaan itu. Sehingga fix, Muna sudah langsung menjadi tranding topic di perusahaan itu.
"Haaiii OB tercantik di perusahaan Mahesa ini. Pantas saja kemaren sempat menolak Koco si OB, ternyata yang di gaet CEO. Dasar cewek matre juga kamu ya Mun." Semprot Monik dengan geram saat mereka masih dalam ruang pantry.
"Siapa yang ngegaet pak Bos...?" tanya Muna dengan nada sedikit tinggi.
"Ga usah pasang tampak polos, lugu dan so' suci deh Mun. Ngaku aja... kemaren kamu udah di ajak ngamarkan sama si bos kan?? Hah..!!! ngaku aja.
Ga sia-sia sih tampang mu memang cantik, mana orang percaya kalau kamu OB. Selamat ya...Mun semoga berakhir di pelaminan. Kalo ga, hanya jadi bahan mainan oleh si CEO itu." Monik masih menyindir Muna yang tentu saja tidak terima dengan semua yang di tuduhkan padanya.
"Mpok Monik... aye udah anggep elu kaya kakak aye sendiri. Tapi kenapa mpok malah nuduh Muna begitu?"
"Sudah lah Mun. Tidak usah membela diri, video yang tersebar di seluruh penjuru perusahaan ini sudah sangat jelas menerangkan. Jika kemarin kamu sudah pergi bersama pak bos. Benar saja dugaanku. Kamu menolak aku kemarin bukan karena kamu anggap aku sodaramu. Tetapi aku memang bukan target mu." Koco muncul di ruangan itu lengkap dengan segala asumsi berdasarkan penilaian mereka sendiri.
"Lailahaillalah...!! serah elu pade deh mikirnye pegimane. Percuma juga aye bela diri, silahkan percaya saja dengan video atau bukti apepun yang kalian tau." Muna berusaha cuek dan langsung menyeduh kopi untuk Kevin seperti yang biasa ia lakukan.
"Nah tuh...sudah berlagak kaya istrinya pak bos saja dia. Tanpa disuruh juga, sudah dengan percaya diri saja menggoda pak bos. Dasar ganjen...!!" Monik masih saja melanjurkan gunjingannya terhadap Muna.
"Muna peringatin ya mpok. Jangan suka menuduh akan hal yang belum bisa mpok buktikan kebenerannye. Jaga tuh mulut, Muna males berantem!" Muna sedikit emosi dengan segala tuduhan dan makian terhadapnya.
Muna melangkah dengan kasar melewati Monik dan Koco yang masih memasang wajah marah pada Muna.
"Kopi bang." Sapa Muna yang sudah berada dalam ruangan Kevin.
"Makasih Mun."
"Sama-sama, aye permisi."
"Buru-buru sekali. Tadi naik ko ga bareng ya?"
"Iye...Muna lewat tangga." Jawab Muna datar.
"Whaaat...lewat tangga. Segitunya Muna menghindar abang?"
"Muna kagak sanggup mengahadapi cibiran orang-orang yang mungkin akan salah tafsir bang."
"Abang sudah bilang... jangan pedulikan. Biarkan saja. Kita lebih tau apa yang kita lakukan. Toh, tidak merugikan orang lain. Atau Muna tidak senang? Bilang sama abang, bagian mana yang Muna tidak suka? Abang ngerasa hubungan kita tidak sesuatu yang melanggar hukum, norma dan agama."
"Iye..., memang tidak ada yang melanggar aturan hidup bersosial. Hanya... cara pikir orang kadang beda dengan cara pikir kita bang. Abang juga dalam posisi aman. Sebab, gosip murahan ga bakalan sampe ke kuping abang. Beda sama aye bang. Beritanye ude nyebar aja, dengan bumbu lengkap, sedep dah."
"Memangnya kabarnya apa?"
"Kagak tau juga sih. Muna belom liat juga. Tapi udah di tuduh di ajak ngamar sama CEO. Ngeneskan jadi aye bang. Permisi." Pamit Muna yang sudah berlalu pergi meninggalkan ruangan Kevin.
Kevin terkesiap dengan pernyataan Muna yang terakhir, dan segera memanggil Ferdy keruangannya.
Ferdy sudah muncul dalam ruangan Kevin dengan senyum cerah merekah sempurna.
"Cie...cie sepupuku. Udah kebelet banget yah sama si OB. Kapan rencana ngajak mama melamar si Muna, Vin?"
Tanpa tau perkara sebenrnya Ferdy langsung mendamprat Kevin dengan rasa senangnya.
"Ha..ha...siapa yang mau lamar siapa niih?"
"Lain kali hati-hati kalo bertindak di kantor. Kamu adalah CEO, orang nomor satu di perusahaan ini. Kamunya ga papa Vin, tapi Muna gimana perasaannya? Ferdy menyodorkan ponselnya yang terdapat cuplikna Video berdursi 3 menit itu dengan Judul OB menggaet CEO.
"Astaga....jadi ini yang Muna sampaikan tadi."
"Kenapa? Muna sudah curhat sama kamu, Vin?"
"Iya... tadi waktu ngantar Kopi dia bilang di gosipin, aku ajak ngamar, haha...hahah.. kreatif juga yang buat dan share video ini." Celetuk Kevin saat melihat tayangan adegan tersebut.
"Kamu ga marah... atau terganggu gitu?"
"Ngapain di tanggapi. Kemaren kami hanya ke cafe biasa tempat ku makan makanan khas Belanda. Lalu santai di Ancol. Udah pulang deh."
"Kalian belum jadian...?"
"Sepertinya Muna tidak suka dengan sesuatu yang tergea-gesa Fer. Aku takut jika ku lamar, malah nolak tu orang.
"Tapi kalian sudah dekat kan...?"
"Ya lumyan sih."
"Kamu harus bisa menjaga hatinya agar tidak illfeel sama kamu Vin. Apalagi seperti sekarang, mungkin kamu bisa cuek dengan gosip yang beredar. Tetapi belum tentu dengan hatinya. Jangan lupa dia masih bocah, kali pikirannya masih labil."
"Iya...nanti ku ajak kencan deh, atau ku ajak ngamar beneran deh. Supaya tidak jadi gosip belaka."
"Anjayy... malah kabur Muna nya kalo kamu begitu Vin."
"Ha...ha...ha..., bercandalah Fer. Iya nanti ku yakinkan pelan-pelan agar Muna tidak terpancing emosinya. Dan belajar cuek untuk segala gosip yang menerpa hubungan kami."
"Bagus lah."
"Muna agak keras kepala Fer. Kemaren sempat ku tawarkan untuk pindah bagian saja, supaya tidak jadi OB lagi. Tapi dia tidak mau."
"Memangnay kamu mau jadikan dia apa di kantor ini...?"
"Aspri ku"
"Ha...ha...ha... itu sih modusnya kamu saja agar selalu dekat dengannya. Segala jadi aspri, palingan spesialis bikinin kamu kopi."
"Ya iyalah, orangnya ngangenin." Puji Kevin bahagia.
"Like, Angel, Sarah, Dina, Milka dan lain-lain apa kabar Vin??"
"Awesome... aku aja sampai ga hapal nama tu wanita-wanita. Kamu lancar banget ngingatnya."
"Ya... kan aku yang selalu transfer uang ke mereka, atas perintah bos mesum ku."
"Udah tutup buku Fer. Udah tobat gua."
"Hey bro. Jangan mengucapkan saksi dusta ya... tambah banyak deretan dosa mu ntar, ha..ha..ha." Canda Ferdy senang.
"Masa tobat harus pamer juga. Kamu perhatiin ga sekarang aku gimana?"
"Iih... manja. Segala minta perhatianku." Ferdy masih terlihat senang saja meledek Kevin.
"Maksudku bukan perhatian ...ah sudahlah. Sana balik keruanganmu." Usir Kevin pada Ferdy yang sudah banyak membuatnya agak kesal pagi ini.
"Iya... aku tau yang kamu maksudkan. Kamu sudah mulai kembali kejalan yang benar. Terima kasih dan semoga tidak tersesat kembali ya. Mungkin itu karena Muna. Karena itu, aku sangat mendukung hubungan mu dengannya. Selamat bekerja pak bos." Pamit Ferdy kembali serius.
Bersambung...
Nih... nyak Otor kasih bonus wajah Ferdy sepupu Kevin yang baik hati. Semoga cocok dengan pikiran mpok yaak
O
.. Ma nyak...😁😁😁