Stella Fransiska Seorang gadis yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Australia, ia begitu bersemangat untuk segera pulang ke Indonesia karena ingin segera bertemu dengan pria yang sudah di pacarinya selama lebih dari lima tahun.
Tapi Stella harus di hadapkan pada kenyataan pahit.
Ia mendapati kekasihnya sedang bercinta dengan wanita lain, saat hendak memberikan kejutan tentang kepulangannya.
Karena Marah dan sedih ia pun datang ke sebuah klub malam dan terjebak cinta satu malam dengan seorang pria berstatus duda yang tidak lain adalah kakak dari kekasihnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya?
Apa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Ririn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Penerimaan
Pagi hari...
Stella menjalani aktivitas paginya seperti biasa.
Ia menyiapkan pakaian kantor untuk Daniel.
Sejak bangun tidur Daniel belum juga membuka suara untuk berbicara pada Stella.
Stella merasa bingung harus bagaimana.
Daniel tidak memarahinya tapi tidak juga bicara padanya.
Stella pun berjalan mengekor saat Daniel turun untuk sarapan.
Seperti biasanya seluruh keluarga akan sarapan bersama.
"Aku berangkat dulu. Ada meeting, jadi harus buru-buru." Ucap Daniel saat sudah menyesap jus buah.
"Kamu tidak makan roti Niel?" Tanya Mama.
Tidak Mam, Daniel buru-buru." Jawab Daniel dan pergi.
Stella hanya bisa menatap sendu punggung Daniel yang berlalu tanpa bicara padanya.
"Kalian baik-baik saja kan?" Tanya Mama Sovia yang heran dengan sikap Daniel.
Leo sedikit menoleh saat melihat sikap Daniel pada Stella.
"Iya Mam. Aku dan Mas Daniel baik-baik saja." Jawab Stella.
"Stella sayang. Hari ini Mama mau nemenin Ayah ke acara yang di adakan rumah sakit, nggak apa-apa kan kalau Mama tinggal lagi. Kamu bisa datang lagi ke kantor Daniel kalo kamu bosan" Ujar Mama.
"Iya Mam, tidak apa-apa." Jawab Stella yang sudah menyelesaikan sarapannya.
"Stella pamit ke atas dulu ya Mam, Ayah."
Stella kembali ke kamar saat setelah selesai sarapan.
Stella duduk di sofa, hatinya begitu sedih.
Kalau sudah begini pada siapa ia harus mengadu.
Stella merasa tidak punya siapa-siapa lagi.
Uncle-nya. Stella ingat pada Will uncle-nya.
Tapi Stella mengurungkan niatnya untuk menghubungi Will.
Ini urusan rumah tangganya, ia tidak boleh sembarangan berbagi mengenai hal ini.
Tok.. Tok..
Lamunan Stella buyar saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
"Mas Daniel!" Ucapannya senang.
Stella tersenyum gembira, karena berpikir Daniel kembali untuk bicara padanya.
Dengan penuh semangat Stella membuka kunci pintu kamarnya.
"Mas, kamu.." Tapi ucapannya terhenti saat melihat Leo sudah berada di hadapannya.
"Leo. Mau apa kamu? pergi dari kamarku." Ucap Stella hendak menutup kembali pintu kamarnya.
Tapi dengan sigap Leo menahannya.
Leo memaksa masuk ke kamar Daniel.
"Mau apa kamu?" Ucap Stella ketakutan Saat Leo semakin mendekat padanya.
"Aku mau kamu sayang." Ujar Leo mengusap rahang Stella.
"Kumohon pergilah." Pinta Stella.
"Tenang saja, Ayah dan Mama sudah pergi. Jadi kamu jangan takut kalau ada yang tau dengan hubungan kita." Leo semakin mendekatkan wajahnya pada Stella.
"Leo sadarlah! Aku Kaka Iparmu, aku istri kakakmu." Ucap Stella memberontak.
"Tapi aku mencintaimu Stella, Aku mencintaimu." Ucap Leo memeluk Stella.
"Lepaskan aku Leo. Lepaskan!" Stella memberontak, hingga membuat dirinya terpental ke dinding.
"Kenapa? kenapa kamu memberontak. Aku yakin kamu masih memiliki perasaan untukku." Leo kembali mendekati Stella.
Leo mencengkeram kedua lengan Stella.
"Menjauh dariku. Kalau tidak aku akan berteriak." Ancam Stella.
"Tolong!!!" Teriak Stella
"Berteriak-lah sayang! Tapi sampai suaramu habis pun tidak akan ada yang mendengarnya."
Leo merengkuh wajah Stella, dan menciumnya secara paksa.
Stella berusaha memberontak. tapi Leo menarik kemeja Stella, Hingga seluruh kancingnya berhamburan.
"Leo sadarlah. Jangan seperti ini!" Ucap Stella menangis sambil memeluk dadanya yang sudah terekspos.
Stella mencoba mendekati pintu keluar, tapi Leo malah menariknya ke ranjang.
"Kenapa sayang. Kita nikmati saja hari ini. Aku berjanji akan merahasiakan hubungan kita dari bang Daniel, jadi kamu tenang saja." Ucap Leo dengan wajah kesetanan.
"Tidak Leo, Carilah wanita lain. kamu akan mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku." Ucap Stella tersedu.
"Tapi aku mau kamu. Cuma kamu." Leo kembali mendekati Stella, mungkin tepatnya mengungkung Stella dengan tubuhnya.
"Leo Jangan!!!" Stella berteriak saat Leo kembali menciumnya dengan kasar.
"Leo lepaskan!!" Stella terus menangis, meronta-ronta saat Leo hendak menggagahinya.
"Apa yang kamu lakukan pada istriku!!" Seru Daniel yang baru saja datang dan menarik Leo dari belakang.
Daniel memberikan pukulan di wajah Leo dan menghempaskan tubuh Leo hingga menabrak meja rias yang biasa di gunakan Stella.
Stella meraih selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah telanjang.
Stella menangis tersedu-sedu.
Daniel menatap Leo dengan penuh kemarahan.
"Tapi dia milik gue Bang. Gue cinta sama dia. Bahkan Gue nungguin dia bertahun-tahun" Leo bangkit dan balas memberikan pukulan di wajah Daniel.
"Itu bukan cinta Leo. Kalau seandainya kamu mencintai Stella dengan tulus, kamu tidak akan pernah berkencan dengan wanita manapun selama kalian berhubungan jarak jauh!" Ucap Daniel Sambil membalas pukulan Leo.
"Gue kencan sama cewe lain cuma untuk mengisi waktu. Cinta gue sepenuhnya untuk Stella." Jawab Leo semakin kesetanan.
Beberapa pukulan mengenai wajah Daniel, hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah.
Begitupun sebaliknya. Daniel tidak Tinggal diam, ia pun menghadiahi Leo dengan pukulan.
Melihat wajah Daniel berdarah, Stella pun berusaha melerai perkelahian di antara kakak beradik tersebut.
dengan tubuh yang di bungkus selimut Stella memeluk Daniel, agar Daniel tidak kembali memukul Leo.
"Mas, Sudah Mas."
"Cukup Mas sudah!" Teriak Stella Sambil menangis sejadi-jadinya.
Melihat tangisan Stella, Daniel pun menghentikan perkelahiannya.
Dengan nafas terengah-engah Daniel memeluk Stella.
Stella menangis dalam dekapan Daniel.
Dengan wajah lebam Leo Melihat Daniel dan Stella berpelukan.
Leo terdiam.
Seolah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"Stella istriku Leo. Carilah wanita lain." Ujar Daniel Sambil terus memeluk Stella.
"Bukankah, Hal yang mudah untukmu mendapatkan gadis-gadis." Ucap Daniel lagi.
"Kalau seandainya kamu mencintai Stella dengan sungguh-sungguh, kamu tidak pernah menghianatinya dengan bergonta-ganti wanita dan membawanya ke Apartment-ku." Ucap Daniel dengan suara yang sudah mereda.
Sementara Leo hanya duduk terdiam sambil mengusap hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Hubungan kami, sudah terikat dengan janji suci pernikahan." Ucap Daniel lagi.
Leo tidak menjawab apapun. Ia pergi meninggalkan kamar Daniel dengan wajah lebam-lebam.
Bersambung....