NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Rumah

Satu Atap Dua Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Wanita Karir / Keluarga / Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Zara adalah gambaran istri idaman. Ia menghadapi keseharian dengan sikap tenang, mengurus rumah, dan menunggu kepulangan suaminya, Erick, yang dikenal sibuk dan sangat jarang berada di rumah.

Orang-orang di sekitar Zara kasihan dan menghujat Erick sebagai suami buruk yang tidak berperasaan karena perlakuannya terhadap Zara. Mereka heran mengapa Zara tidak pernah marah atau menuntut perhatian, seakan-akan ia menikmati ketidakpedulian suaminya.

Bahkan, Zara hanya tersenyum menanggapi gosip jika suaminya selingkuh. Ia tetap baik, tenang, dan tidak terusik. Karena dibalik itu, sesungguhnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbebasnya Erick

Ternyata, Emily digiring bodyguardnya menuju rumah orangtuanya.

Di ruang tengah mewah, sofa-sofa mahal seolah menjadi saksi bisu kemarahan yang membuncah. Emily dengan wajah memerah karena kemarahan obsesi, membuang bantal beludru ke lantai. Ia mengangguk-angguk setuju dengan ucapan Mamanya yang terus mengumpati Erick, karena amarah terasa nikmat jika didukung.

"Iya, Mama benar. Tidak tahu diri sekali Erick. Aku sudah memberikan segalanya. Jabatan, uang, kehidupan yang jauh lebih baik dari yang pernah ia mimpikan. Dulu dia hanya anak magang yang kumuh, sekarang dia bisa duduk sejajar dengan para direktur. Dan apa balasannya? Menjijikkan! Berani-beraninya dia menyentuh perempuan lain," desis Emily.

Ibunya Emily, Anggraini, menyandarkan punggungnya ke sofa, menyilangkan kaki dan mengipasi dirinya dengan gerakan elegan nan congkak.

"Kau lihat, Sayang? Itu lah watak dasar orang rendahan. Diberi hati, minta jantung. Mereka pikir setelah mendapatkan segalanya dari kita, mereka bisa lepas kendali. Tidak, tidak akan pernah. Kau terlalu mulia untuk dikhianati oleh pecundang seperti dia. Harusnya dia sadar, dia hanya alat. Alat untuk menjaga nama baikmu, alat untuk menjadi batu loncatan mengepakan perusahaan keluarga kita," ucap Anggraini.

"Dan perempuan itu, si lintah yang tidak tahu diri. Mereka berdua harus diberi pelajaran yang setimpal. Bukan hanya Erick yang harus hancur, tetapi rang-orang disekitarnya, termasuk orangtuanya yang sudah jompo itu. Aku akan pastikan mereka tidak bisa lagi mengangkat kepala." Lanjut Anggraini.

Anggraini mencondongkan tubuhnya, menatap lurus ke arah suaminya, Hartono, yang sejak tadi hanya diam menyeruput kopi tanpa ekspresi.

"Pa, setuju 'kan? Aku akan mengurus Zara dan Erick secara diam-diam. Kita bisa membuatnya tampak seperti kecelakaan atau kesalahan fatal di perusahaan. Dan kalau perlu, orang tua Erick yang kolot itu juga harus merasakan akibatnya. Biar mereka tahu betapa mahal harga yang harus dibayar karena sudah melahirkan benih pengkhianat," tantang Anggraini, mencari validasi.

Hartono tetap diam, pandangannya lurus ke depan, tidak memberikan respons sedikit pun. Keheningan itu justru artikan sebagai persetujuan oleh kedua wanita di ruangan tersebut.

"Tentu saja Papa setuju, Ma," kata Emily yakin, mengaitkan lengan di lengan ibunya. "Papa selalu di pihak kita. Kita tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja. Mereka akan menyesal telah bermain-main dengan keluarga kita. Papa juga kan menikahkan akun dengannya hanya demi perusahaan."

Anggraini terkekeh, "Erick tidak bisa menghamili mu saja, pakai bertingkah." Anggraini masih bicara yang tidak-tidak, sehingga Emily menimpali kenyataan bahwa Zara hamil.

"Tapi jallang itu hamil, Ma."

"Issh, kau tidak tahu trik wanita murahan itu saja. Bisa saja itu hamil bersama laki-laki lain."

Emily manggut-manggut, berusaha menyangkal kenyataan bahwa hasil tes Erick sesungguhnya bagus. Dan hasil tes dirinya, yang ia lakukan diam-diam ternyata mengecewakan. Ia mengalami PCOS (telurnya kecil) juga tertutupnya saluran tuba. Selain itu ada polip di rahim, yang ketiga hal tersebut menyebabkan dirinya sulit hamil.

Tepat pada saat itu, pintu ruang tengah diketuk. Seorang asisten muncul sejenak dan memberikan informasi ke Hartono bahwa Erick telah datang.

Seketika, atmosfer di ruangan itu berubah. Anggraini menarik senyum sinis penuh kebencian. Emily menegakkan duduknya, merapikan rambutnya, dan menyunggingkan senyum kemenangan seakan dia sudah memenangkan pertempuran berkat dukungan penuh orang tuanya.

Erick memasuki ruangan. Menatap satu persatu wajah orang-orang yang berada disana menunggunya.

"Duduklah, Erick," perintah Hartono. Tidak ada sapaan basa-basi, hanya instruksi yang harus dilaksanakan.

Erick duduk di kursi tunggal yang terletak paling jauh. Ia merasakan tatapan membunuh dari Anggraini, tatapan misterius dari Hartono, dan juga pandangan penuh kesombongan dari Emily.

Erick baru saja mendudukkan diri di sofa tunggal, masih di bawah tatapan penuh api dari Anggraini, ketika Hartono meletakkan cangkir kopinya dengan bunyi yang tegas di atas meja marmer.

"Kalian berdua, silakan keluar dari ruangan ini," ucap Hartono kepada Anggraini dan Emily.

Kedua wanita itu sontak terkejut. Anggraini yang terbiasa memimpin perdebatan, langsung menyergah. "Apa? Papa! Aku belum selesai. Dia harus dengar semua yang mau kubilang, Pa. Dia harus tahu kesalahannya!"

Emily ikut merengek, mencoba taktik andalannya. "Papa, ini tidak adil! Aku yang dikhianati! Kenapa aku harus keluar?"

Tetapi kali ini aura Hartono berbeda. Matanya yang biasanya terlihat lembut kini memancarkan otoritas. Ia menatap lurus ke arah Anggraini, lalu ke putrinya.

"Aku bilang keluar, ya keluar sekarang. Aku tidak mau dibantah," tegas Hartono.

Anggraini dan Emily saling pandang. Keheranan memenuhi mata mereka, sebab baru kali ini Hartono menolak mereka dengan nada sekeras itu. Biasanya Hartono akan mengalah atau menenangkan mereka dengan iya-iya saja. Akhirnya, didorong oleh keterkejutan dan ketegasan yang tak biasa itu, mereka menurut.

Dengan dengusan kesal, Anggraini menggandeng Emily keluar, tidak lupa memberikan tatapan penuh ancaman kepada Erick sebelum pintu ditutup.

Hening. Tinggallah Erick dan Hartono.

Erick juga terperangah. Ia menatap ayah mertuanya dengan rasa heran yang sama. Ia menunggu, jantungnya berdebar kencang. Hartono menghela napas panjang, membenarkan posisi duduknya.

"Erick, duduklah yang nyaman. Tidak perlu tegang."

Erick pun mengangguk. Lalu Hartono kembali berujar.

"Kau boleh menceraikan Emily saat ini juga."

Erick tersentak. Ia hampir tidak percaya pada pendengarannya. Ini rasanya tidak mungkin. Perjanjian lama itu terpatri jelas di benaknya.

"Pa, bukankah usia pernikahan kami belum genap lima tahun?"

"Tidak apa-apa." Jawab Hartono.

Seketika, beban berton-ton yang menekan dada Erick selama ini terasa terangkat. Rasa lega yang luar biasa, disusul kebahagiaan yang menyelinap diam-diam. Ia bisa sepenuhnya bersama Zara.

"Sebelumnya, terima kasih atas kemurahan hati Papa. Dan aku meminta maaf karena telah menikah lagi tanpa sepengetahuan Emily dan juga Papa. Atas hal itu, saya siap terima hukuman apapun itu."

"Saya maafkan. Tapi lebih dari itu, justru saya yang harus lebih banyak meminta maaf kepadamu. Karena diriku, kau susah selama ini. Kau tekanan batin, sehingga hampir mengakhiri hidup."

Erick tertegun. Ayah mertuanya tahu sampai sejauh itu. Selama ini, ia pikir ia berhasil menyembunyikan semua penderitaannya.

"Zara, istrimu itu, secara tidak langsung telah menyadarkan kamu sekaligus saya," lanjut Hartono, matanya menerawang. "Seharusnya suami bukan selalu menuruti apa kemauan istri hanya untuk dia bahagia. Tetapi yang benar adalah kita sebagai lelaki harus bisa menuntunnya agar tak jadi manusia yang semena-mena."

Mendengar nama Zara disebut, hati Erick mendesir hangat. Ia teringat pengorbanan, perjuangan, dan ketulusan istrinya itu, yang benar-benar membuatnya merasa hidup kembali.

"Kau hanya salah posisi, di mana kamu beristrikan Emily, kamu jadi terlihat laki-laki jahat yang menduakan istrinya. Padahal sesungguhnya Emily-lah yang jadi penyebab kebahagiaanmu hilang. Di antara kalian tidak ada cinta, dan akulah penyebabnya."

"Sebenarnya, selain karena hal bisnis, aku menikahkanmu dengan Emily karena berharap kalian menjadi pasangan yang saling mencintai seiring berjalannya waktu. Aku menginginkan kamu sebagai menantu, karena cuma padamu aku percaya Emily bisa terjaga dengan baik. Tapi ternyata salah. Kau tertekan dengan sikapnya yang kurang ajar."

Erick diam menyimak. Semua beban ini terasa divalidasi oleh mertuanya sendiri.

"Lima tahun itu adalah waktu kembalinya wanita yang dicintai Darren, dan itu adalah kesempatan Darren untuk menikah dengan wanita itu. Aku tidak ingin sampai Darren bersatu dengan Emily, sebab Darren tidak tulus dan sangat berbahaya bagi bisnisku. Karena itu aku menikahkanmu dengan Emily, agar Darren tidak bisa masuk. Tapi kenyataannya... ck, Emily bahkan tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai istri," Hartono menarik napas panjang.

"Kau boleh mengembalikan Emily kepadaku saat ini juga. Aku terima dengan baik. Tinggal kau urus perceraian ke pengadilan. Aku tidak akan menyakiti mu, meski ini belum genap lima tahun, sesuai kesepakatan di awal."

Kali ini Erick yang menarik nafas panjang, hendak berujar sesuatu yang mengubah keadaan.

.

"Kalau begitu, saat ini, saya Erick, mengembalikan Emily kepada Papa. Saya ceraikan Emily, talak tiga. Emily bukan lagi istri saya," ucap Erick.

"Aku terima kembalinya Emily. Seluruh tanggung jawab atasnya sudah kembali kepadaku lagi. Tapi tetap, kau masih terikat soal perusahaan. Berikan yang terbaik meskipun kau bukan lagi menantuku. Jadikan bisnis ini lebih maju ketimbang milik keluarga Darren. Kau mengerti?"

"Mengerti, Pa. Saya akan berusaha keras mewujudkannya."

Erick rasanya ingin berurai air mata, dan ingin segera menemui Zara. Erick belum tahu kalau Zara berada di rumah sakit.

.

.

Bersambung.

1
nowitsrain
Kalaupun Zara nggak sama Erick, yang pasti nggak boleh sama kau juga sih Rayhan 😌😌
nowitsrain
Idih idihh
nowitsrain
Kostumnya mana Milaaaaa
〈⎳ FT. Zira
pacar apaan oiii/Curse/
〈⎳ FT. Zira
mila bisa diandalkan disegala situasi ya ternyata
🔵 Muliana
ini pasti akibat stress
🔵 Muliana
apa ini perintah ayah emily?
🔵 Muliana
sesuatu apa? kagum? anda telat
🔵 Muliana
dalam keadaan genting gini aja, kamu masih melindunginya
Dewi Payang
Semiga saja kandunganbya baik² aja...
nowitsrain
Ekhem... permisiiii, mbaknya juga selingkuh tapii
nowitsrain: Tapi aku nggak membenarkan tindakan Erick ya. No no ☝️☝️
total 1 replies
nowitsrain
Kan yang mulai duluan your bos yh..

Yaaa tapi kan hukum di negeri enih bisa dibeli 😌
nowitsrain
Ihhh beraninya keroyokan
nowitsrain
Tumbukkkkk Millll. Hajarrrrr
nowitsrain
Fun fact, makin sebel sama orangnya, akan makin sering dipertemukan.
tinie
hamil muda, punya madu kaya setan
jelas bikin perut keram
aku gak punya madu aja sering keram, gara dongkol hati ini 😁😁😁

jadi curhat nih
🔵 Muliana
dia lupa, kalo dia sendiri aja selingkuh /Facepalm/
🔵 Muliana
bisa jadi keputusan menyembunyikan masalah ini, akan jadi masalah di kemudian hari
🔵 Muliana
reyhan ini mata-mata, atau memang org yang menyukai zara?
〈⎳ FT. Zira
jmbak benerann🤣🤣
Zenun: wkwwkk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!