Pernikahan yang begitu dijaga oleh Olivia harus hancur karena sang suami menduakannya, lebih parah lagi sang suami selingkuh dengan anak magang di tempat mereka bekerja, Olivia tentu saja tidak terima, ia memutuskan untuk bercerai dari sang suami.
Setelah bercerai, Olivia tidak tinggal diam, ia memikirkan rencana untuk membalas sakit hati yang ia alami, Olivia dengan sengaja mendekati seorang pria yang statusnya lebih tinggi dari mantan suaminya.
Bagaimana kelanjutannya? apa yang direncanakan Olivia? siapakah pria yang didekati Olivia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Pertama
"Sayang, kenapa harus batal? maafin aku sayang, aku janji aku gak akan kayak kemarin lagi. Sayang pernikahan kita tinggal menunggu hari aja loh, gak mungkin harus dibatalin," ucap Elard.
"Aku gak peduli, nanti aku akan bilang ke orangtuaku dan kamu juga bilang ke orangtua kamu kalau pernikahan kita dibatalkan," ucap Olivia.
"Aku gak akan biarin pernikahan kita batal, pernikahan kita akan tetap dilakukan seperti rencana sebelumnya," ucap Elard.
"Aku gak mau nikah sama kamu, aku gak mau punya suami kasar. Aku gak masalah kalau kamu marah, tapi kalau kamu melampiaskan marah kamu ke kamu, aku gak terima ya," ucap Olivia.
"Sayang, maaf. Aku harus gimana supaya kamu maafin aku gak gak batalin pernikahan kita?" tanya Elard.
"Kamu kemarin kenapa kayak gitu?" tanya Olivia.
Elard menatap sang kekasih dengan rasa bersalah, ia mendekati Olivia lalu menarik Olivia dan memeluknya.
"Maaf sayang karena kemarin aku melampiaskan marahku ke kamu, jadi pria yang ada di taman itu adalah sahabatku dulu dan dia juga pria yang menjadi orang ketiga dalam rumahtanggaku," ucap Elard.
"Jadi, pria itu suaminya Sonya," ucap Olivia.
"Kamu tau Sonya?" tanya Elard.
"Dia model terkenal, siapa yang gak tau. Dan hubungan kamu sama dia juga udah bukan rahasia umum lagi," ucap Olivia.
"Jadi, kamu belum bisa lupain mantan kamu?" tanya Olivia.
"Aku udah lupain mantan aku, aku udah gak ada perasaan apapun sama dia, kemarin aku hanya merasa marah karena melihat pria itu pikiranku tiba-tiba gak terkendali sampai kamu kena imbasnya," ucap Elard.
"Aku paham, karena aku pernah ada diposisi kamu," ucap Olivia.
"Berarti pernikahan kita gak jadi batalkan?" tanya Elard.
"Lebih baik pernikahan kita tetap kita batalkan saja, aku takutnya nanti ada masalah di pernikahan kita karena kamu ataupun aku masih suka ingat-ingat tentang masa lalu," ucap Olivia.
"Sayang jangan dong, aku gak mau pernikahan kita batal. Kamu pegang kata-kataku ini, aku gak akan kayak kemarin lagi, kalau aku kayak kemarin kamu bisa pukul aku," ucap Elard.
"Tapi, dengan sikap kamu kemarin. Aku gak yakin dengan hubungan kita," ucap Olivia.
"Sayang, aku mohon jangan batalkan pernikahan kita, aku gak mau kehilangan kamu," ucap Elard.
"Biar aku pikirkan dulu," ucap Olivia.
"Lima hari lagi harusnya kita menikah, semua berkas sudah selesai diurus sama anak buahku," ucap Elard.
"Kita buat perjanjian perkawinan," ucap Olivia.
"Aku setuju, selama kamu gak batalin pernikahan kita," ucap Elard.
"Awas kalau sampai kamu kayak kemarin, aku gak mau sama kamu kalau kamu masih belum bisa lupain masa lalu kamu. Aku tau aku egois, aku juga belum bisa melupakan masa laluku apalagi aku baru bercerai, aku udah bilang ke kamu kan," ucap Olivia.
"Ayo kita hadapi semuanya berdua, kita lupakan masa lalu kita dan kita buat masa depan yang indah nantinya ya," ucap Elard.
"Aku terlalu gampangan ya," ucap Olivia.
"Maksudnya?" tanya Elard.
"Masa aku udah luluh aja sih, aku harusnya marahin kamu sampai besok," ucap Olivia.
"Jangan dong, aku gak bisa kalau kamu marahnya lama," ucap Elard.
Melihat situasi yang begitu mendukung, Elard menarik Olivia lalu menc*um bibir Olivia, c*uman tersebut berubah menjadi l*matan yang begitu panas, Elard melepaskan segala beban yang ia hadapi dalam hubungannya dengan Olivia.
"Kamu nih kebiasaan, belum juga nikah udah nyosor aja, pokoknya mulai sekarang kamu gak boleh c*um aku lagi, kalau mau c*um nunggu udah nikah aja," ucap Olivia kesal.
"Iya sayang, gemes banget sih," ucap Elard.
"Kemarin aka nyuekin aku," sindir Olivia.
"Sayang, udah dong," ucap Elard.
"Ck, iya iya," jawab Olivia.
"Oh iya, untik saham Brata grup aku udah suruh Vano urus semuanya," ucap Elard.
"Kenapa ngurusnya sekarang? kan bisa nanti setelah kita nikah," tanya Olivia.
"Gapapa, aku pengennya sekarang," ucap Elard.
"Terserah deh," ucap Olivia.
.
Malam harinya, Olivia berada di rumah Elard. Semua ini karena paksaan Elard, Olivia duduk di sofa ruang tamu bersama Mama Rida, sedangkan Elard entahlah dia pergi ke lantai dua dan belum kembali.
"Kamu tau, kamu adalah perempuan pertama yang dibawa Elard ke rumah ini," ucap Mama Rida.
Olivia cukup terkejut mendengarnya, "Bukannya Elard pernah nikah, Ma. Kok bisa aku perempuan pertama yang dibawa Elard ke rumah ini?" tanya Olivia.
"Semua itu karena Mama gak suka sama mantan istrinya Elard, dulu Mama sama Papa udah bilang ke Elard kalau mantan istrinya itu punya niat buruk sama Elard. Tapi, saat itu Elard benar-benar keras kepala dan ya kamu tau sendiri gimana akhirnya. Beda sama kamu, kalau kamu Mama itu setuju banget bahkan Mama yang paksa Elard buat bawa kamu kesini," ucap Mama Rida.
Olivia sangat senang mendengar apa yang dikatakan Mama Rida, Olivia begitu diterima oleh keluarga Elard, berbeda dengan keluarga Albert yang sejak awal sudah bersikap acuh yak acuh pada Olivia.
"Terimakasih ya, Ma. Oliv beruntung banget bisa punya calon mertua sebaik Mama," ucap Olivia.
"Mama yang beruntung karena Mama bakal punya menantu sebaik kamu, Mama tau semua kisah hidup kamu yang pastinya gak mudah. Ingat ya sayang, kalau kamu mau menggunakan nama besar keluarga Evandra untuk membalaskan dendam kamu, Mama tidak mempermasalahkannya justru Mama dukung apa yang kamu lakukan, kamu gak boleh terlihat lemah dihadapan orang-orang yang gak suka sama kamu," ucap Mama Rida.
"Makasih ya, Ma. Oliv beruntung banget punya Mama," ucap Olivia dan memeluk Mama Rida.
"Ini kenapa pada pelukan?" tanya Papa Darel yang baru saja datang bersama Elard.
"Biarin aja sih, Pa. Mama kan lagi meluk anak perempuan Mama," ucap Mama Rida yang tidak melepaskan pelukannya pada Olivia.
"Kalau gitu Elard ikut," ucap Elard yang ingin memeluk Olivia dari belakang.
"Gak boleh. kamu belum nikah sama Olivia jadi gak boleh deket-deket sama Olivia," ucap Mama Rida.
"Mama telat, Elard udah nyium Olivia," ucap Papa Darel.
Olivia yang mendengarnya terkejut lalu melepaskan pelukan Mama Rida dan menatap tajam Elard, Elard yang ditatap pun salah tingkah.
"Aku gak tau, bukan aku yang kasih tau, ngapain juga aku kasih tau orang kalau aku nyium kamu, palingan juga Vano dia itu gampang banget dihasut," ucap Elard.
"Benar sekali, Papa tau dari Vano, dia itu mata-mata Papa kalau kamu belum tau," ucap Papa Darel pada Olivia.
"Mulai besok, kamu gak boleh ketemu sama Olivia. Gawat kalau kalian ketemu, bisa-bisa Olivia hamil duluan nanti," ucap Mama Rida.
"Ma, Elard ya gak mungkin ngelakuin itu sebelum nikah, Elard cuma c*um sama peluk doang," ucap Elard.
.
.
.
Bersambung.....
smart thor!
suka banget dg karakter Olivia👍❤