Maura terpaksa menyetujui ajakan Elvano yang memintanya untuk melakukan pernikahan palsu setelah mengetahui kekasihnya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.
Elvano sendiri adalah seorang pengusaha sukses yang masih betah menyendiri karena sedang menunggu kekasihnya kembali. Tekanan dari keluarga membuat Elvano terpaksa harus mengikat perjanjian dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.
Apakah mereka mampu menjaga rahasia pernikahan palsu mereka, ataukah cinta sejati akan mengubah rencana mereka?
Simak kisahnya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 : Menyangkal perasaan.
"Jika bisa ditempuh dengan pesawat, kenapa pas berangkat kita harus berlama-lama pergi dengan naik mobil! Pakai acara jalan kaki segala, sengaja ingin mengerjaiku, hah?"
Maura tak henti-hentinya mengumpat dan bertanya saat mereka sudah naik ke dalam mobil setelah keluar dari bandara beberapa waktu lalu. Bagaimana dia tidak kesal, di kepulangannya ini, Elvano mengajaknya pulang dengan menaiki pesawat sementara pak Hendi sudah disuruh pulang sejak kemarin.
"Menyebalkan sekali, kakiku pegal-pegal dan aku rasanya mau pingsan pas itu. Ternyata aku cuma dikerjain." keluhnya sambil terus memasang wajah masam.
Disampingnya, Elvano yang sedari tadi memilih diam pun menoleh, "Kamu masih ingat dengan ucapanmu, bukan? Jadi anggap saja itu hukuman untuk kamu."
"Oya, setelah mengantarmu pulang kerumah, aku akan langsung pergi ke kantor, tidak apa-apa kan?" imbuhnya bertanya.
"Kenapa? Apa ada masalah dikantor?" bukannya menjawab Maura malah balik bertanya, rautnya berubah menjadi cemas.
"Tidak ada masalah, hanya ada pekerjaan yang harus aku urus dan beberapa dokumen yang harus aku tandatangani." jawab Elvano. "Kamu istirahatlah, tidak perlu menungguku pulang, mungkin aku pulang agak malaman."
Maura menganggukkan kepala, "Oke, baiklah."
Setengah jam kemudian mobil yang mereka naiki sudah sampai di halaman rumah keluarga Ferdinand. Kedatangan mereka sudah ditunggu dan disambut dengan senyuman bahagia dari Rosa dan Oma Mia.
"Oh, cucu menantu Oma sudah pulang," Oma Mia melepaskan pelukan. "Bagaimana bulan madunya? Oma berharap setelah ini Oma akan dapat kabar bahagia," Oma Mia tertawa.
Melihat tawa Oma Mia yang terlihat begitu bahagia, seketika perasaan bersalah kembali menghinggapi Maura. Wanita tua itu pasti sangat berharap banyak darinya soal keturunan dan mengira mereka benar-benar berbulan madu seperti pasangan pada umumnya. Padahal sedikitpun dia dan Elvano belum pernah bersentuhan, mereka hanya berpura-pura menunjukkan kemesraan jika sedang ada diluar.
"Biarkan Maura istirahat dulu, Oma." Elvano melingkarkan tangannya di punggung Maura. "Sayang, aku pergi ke kantor dulu ya?" Wajahnya mendekat, mencium kening Maura dengan lembut.
Maura merasakan getaran aneh itu hadir setiap kali Elvano memperlakukannya dengan mesra seperti ini. Namun dia tidak bisa menjelaskan apa yang tengah dirasakannya, seperti ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Maura berusaha menyangkal, apa yang dia rasakan ini pasti bukanlah cinta. Lagipula Elvano memiliki seseorang yang sedang dia tunggu, Maura tidak ingin merasakan sakit hati untuk yang kedua kalinya.
Oma Mia dan Rosa tersenyum melihat adegan itu, mereka melihat perubahan besar pada hubungan Maura dan Elvano, keduanya terlihat semakin romantis setelah menghabiskan waktu untuk berbulan madu.
Setelah berpamitan, Elvano menaiki mobilnya dan melajukannya ke arah kantornya. Sementara Maura naik ke kamarnya untuk beristirahat. Gadis itu duduk di tepian ranjang untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan pikiran-pikiran yang terus tertuju pada Elvano.
"Ah, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya." ucapnya meyakinkan diri sendiri.
...------------...
Asisten Ryan masuk ke dalam ruangan kerja Elvano setelah beberapa kali dia mengetuk pintu namun tak kunjung mendapatkan sahutan dari dalam. Di kursinya, Elvano tengah duduk termenung dengan punggung bersandar pada kursi dan kepala sedikit menengadah ke atas. Wajahnya dipenuhi dengan senyuman, pikirannya melayang jauh entah kemana.
"Ehem," asisten Ryan berdehem.
"Sejak kapan kamu berdiri disana?" Elvano membenarkan posisi duduknya. "Kenapa tidak mengetuk pintu dulu."
"Saya sudah mengetuknya berkali-kali, Tuan." jawab asisten Ryan. "Tapi sepertinya Anda belum move on dari momen bulan madu bersama dengan istri Anda kemarin."
"Apa maksudmu? Itu hanya liburan biasa, sama tidak berkesan bagiku." kilahnya.
"Benarkah tidak berkesan? Tapi yang wajah Anda tunjukkan sangat berbeda dengan apa yang Anda katakan," ujar asisten Ryan dengan senyuman tipis diwajah.
Gerakan tangannya tertahan di udara saat dia akan meraih sebuah map yang ada di meja kerjanya, momen bulan madu kemarin memang sangat berkesan baginya. Saat Maura sakit dan terus mengigau membuatnya menyadari akan sesuatu, jika dia memang sudah jatuh cinta pada istri palsunya itu. Namun, Elvano tidak bisa menunjukkannya secara terang-terangan tentang perasaannya, apalagi disaat dia tahu jika Maura masih mencintai Alex.
"Hubungan kami tidak sedekat itu," Elvano membuka map yang baru diambilnya. "Lagipula dia masih mencintai mantan kekasihnya."
"Oh," asisten Ryan manggut-manggut. "Bagaimana Anda bisa yakin jika Nona Maura masih mencintai mantan kekasihnya? Apakah Anda sudah menanyakannya?"
"Dia langsung sakit setelah melihat video mantan kekasihnya yang viral itu. Bukankah itu artinya dia masih cinta?" ada rasa sesak menyeruak masuk menyelimuti dadanya, namun dia tutupi dengan wajah tenangnya.
"Ada apa kamu ke ruanganku?" tanyanya mengalihkan topik pembicaraan.
"Barusan Nona Maura menelpon," jawab asisten Ryan. Elvano langsung mengangkat kepalanya menatap wajah sang asisten yang berdiri di depan meja kerjanya.
"Maura menelpon?" ulangnya bertanya. "Kenapa dia tidak menelponku dan malah menelpon kamu?" tanyanya sedikit kesal.
Asisten Ryan mengulum senyum sebelum menjawab, "Nona Maura sudah mencoba menghubungi Anda, tapi katanya nomor Anda tidak aktif, Tuan."
"Benarkah?" Elvano meraih ponselnya yang ada di atas meja, rupanya ponselnya mati karena dia lupa belum mengecasnya. "Ah, aku lupa mengisi batreku. Ada apa istriku menelpon? Apa dia butuh sesuatu?"
Panggilan kata 'istri' membuat asisten Ryan merasa yakin jika tuannya ini memang sudah jatuh cinta pada istri palsunya meskipun Elvano terus berusaha untuk menyangkal dan menutupi perasaannya.
"Nona Maura bilang jika malam ini dia akan pulang kerumah orang tuanya. Ibunya menelpon dan mengajaknya untuk makan malam dirumah. Jika Anda bisa hadir, Nona Maura berharap Anda bisa menyusul kesana." beritahu asisten Ryan.
Elvano mengangguk mengerti, "Kalau begitu kosongkan jadwalku dan atur ulang untuk besok saja, aku akan menyusul istriku ke rumah orang tuanya."
"Baik, Tuan." angguk asisten Ryan.
...-----------...
Sandra memeluk putrinya begitu putrinya turun dari mobil dan berjalan ke arahnya yang sedang menunggu di teras rumah bersama suaminya. Semenjak Maura tinggal di rumah keluarga suaminya, Sandra selalu merasa kesepian.
"Mama kangen banget sama kamu, Sayang." Mereka saling melepaskan pelukan. "Bagaimana bulan madu kamu, menyenangkan?" tanya Sandra.
"Cukup menyenangkan kok, Ma." jawab Maura. "Oya, kak Rio mana?" tanya Maura saat tidak melihat keberadaan kakaknya yang ikut keluar untuk menyambutnya.
"Kakak kamu sedang pergi keluar, sebentar lagi juga dia datang," jawab Sandra.
"Ayo Maura, kita tunggu kakak kamunya didalam saja," ajak Heru, mengusap lembut kepala putrinya.
Suara deru mobil yang datang memasuki halaman rumah menghentikan langkah mereka sebelum mereka sempat masuk ke dalam rumah. Rio keluar dari dalam mobil, lalu berjalan mengitari mobil dan membukakan pintu untuk Rina yang datang bersamanya.
Maura menatap tidak suka, tatapannya tertuju pada Rio dan Rina yang kini sedang berjalan mendekat dengan saling bergandengan tangan.
"Ini maksudnya apa ya?"
...
...
...
Bersambung...
sedehana,, ringan,, dan mudah dipahami..
biarpun singkat, tapi berasa di hati tiap scane nya
.karyamu luar biasa Thor..
semangat berkarya/Determined//Determined//Determined/
tapi terimakasih atas cerita nya yg segar kak
yah begitulah takdir kadang" datang ke kita dengan menyerupai kebetulan.
jodoh baik ga ditolak ya ketika semesta sudah mendukung.
ya..para jombloers. mudah mudahan besok kita ketemu jodoh spek El
aaammmniiiiin yg kenceng oiii
kan reka ulang y Van
biar dia sadar itu bukan perbuatan yang baik.
eh...mang ga baik yaa🤣🤣🤣
yg mudah berpaling pada siapa saja
ini bukan obsesi dan obsesif
tapi hanya egosentris,yg tak mau kepunyaan nya disentuh sama orang lain tapi dirinya bebas bermain dengan yg lainnya
tau kan....bedanya
tail kucing
kyk gitu bisa jadi pembenaran
wah palanya mesti kita getok rame rame ini🤣🤣