Elangga Sky Raymond Wesley, seorang Badboy Tengil yang memiliki tubuh Hot. Dia adalah pemimpin geng motor Black Demon, yang selalu membuat onar di SMA Bintang Alam, masuk bk sudah langganan baginya.
Bagaikan air dan minyak yang tidak pernah bersatu, Elang dan papanya tidak pernah akur karena sebuah masalah. Papanya sudah muak dengan kenakalannya, hingga tiba-tiba menjodohkannya dengan seseorang.
Adzkia Kanaya Smith, anak baru di SMA Bintang Alam. Penampilannya yang culun ternyata menyimpan segudang rahasia. Tujuannya pindah sekolah karena ingin balas dendam pada seseorang. Dan takdir seakan berpihak padanya, ia di nikahkan dengan pria yang di incarnya.
"Ini akan menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum smirk.
~HAPPY READING~
UP SEHARI 2X
PUKUL: 00.00 & 01.00
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Hari kian berlalu, Elang masih cuek pada teman-temannya. Sama sekali ia tidak mendengarkan penjelasan mereka. Saking tergila-gilanya dengan istrinya. Membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Apalagi belakangan ini jarang bersama temannya. Membuatnya lebih membela orang yang di cintainya.
"Lang, plis dengerin kita dulu!"
Saat ini waktunya pulang sekolah. Kelas sudah sepi, hanya tersisa Elang yang sedang menunggu Kia menyelesaikan tugasnya. Begitupun teman-temannya masih di sana, sedari tadi terus membujuknya untuk mendengarkan penjelasan.
Elang tidak menghiraukan, ia menarik pelan lengan istrinya untuk segera pergi dari sana.
"Lang, Kia, pliss ... Kalian cuman salah paham. Ig kita di bajak!" Kia hanya diam menunduk, tidak berani menatap mereka.
"Lepas, anjing! Jangan sentuh istri gue!" Elang menghempas kasar tangan Juan yang sedang memohon sambil memegangi tangan istrinya.
Keduanya berjalan beriringan keluar dari sekolah. Walaupun sekolah sudah lumayan sepi. Tapi, masih ada beberapa siswa siswi yang sedang latihan eskul. Elang tidak peduli mereka akan membicarakan apa. Jika mereka bertanya-tanya, Elang akan mengaku bahwa dirinya dan Kia memiliki status. Tidak peduli jika penggemarnya akan marah sekali pun. Ia sudah tidak ingin menjadi anak berandal dan populer lagi. Ternyata menjadi siswa biasa seperti istrinya, lebih menenangkan.
Beberapa menit berlalu, sepasang suami-istri itu telah sampai di rumahnya. Sore ini Elang memilih bersantai di rumah dan bermanja-manja dengan istrinya. Hari ini malam sabtu, dan job nya mulai nanti malam.
"Sweetie, kamu temenin aku ya malam ini?" pintanya dengan tatapan penuh harap.
"Temenin?" Kia menaikkan sebelah alisnya sambil mengelus lembut rambutnya.
"Aku pengen liat kamu nonton. Temenin ya? Ya?" bujuk Elang masih melingkarkan tangannya di perut istrinya. Kepalanya mendongak menatapnya berkaca-kaca.
"Gapapa emang?"
"Gapapa, sweetie. Aku malah seneng kamu nonton, biar tambah semangat," ucapnya sambil tersenyum manis.
Kia ikut senyum sambil membelai pipinya lembut. Ia mengangguk pelan menyetujui permintaannya. Membuat Elang begitu senang, laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya.
'Entah kenapa gue ngerasa bahagia. Tapi, gue harus inget niat awal.'
Malam hari, sesuai permintaannya tadi. Kali ini Elang tampil di sebuah restoran ternama, dengan di temani istrinya. Kia duduk di salah satu kursi restoran sambil menikmati kentang dan jus jeruk. Pandangannya fokus ke depan menatap suaminya yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar. Elang tidak sendiri, ia bersama grup band nya yang bermain alat musik lainnya.
Suasana restoran begitu ramai. Mereka begitu kagum dengan Elang, selain tampan skillnya dalam bernyanyi dan bermain musik sangat bagus. Memang belakangan ini dirinya sedang naik daun, semakin banyak mengunjungi berbagai tempat. Semakin banyak pula penggemarnya. Elang bernyanyi sambil fokus menatap istrinya. Senyuman terus mengembang, suasana hatinya sangat baik. Elang benar-benar senang, bisa tampil di temani oleh istrinya.
Sedangkan di sebuah meja paling pojok. Terdapat beberapa pria dengan pakaian serba hitam. Dengan topi hitam sedikit menutupi wajahnya masing-masing.
Salah satu dari mereka terus menatapnya dengan tatapan tajam di balik topinya. Menatapnya penuh kekesalan dan kebencian.
"Dia, berani banget saingin gue!" tangannya terkepal kuat sambil memukul meja pelan, "Lo selalu nyari gara-gara! Liat aja nanti, gue bakal bales semuanya!"
...***...
Hari semakin larut, di sisi lain. Di sebuah mobil terdapat sepasang kekasih yang habis berkencan. Saat ini sedang dalam perjalanan pulang.
"Ih kamu lucu banget sih, kayak Lala!"
Raka hanya terkekeh pelan melihat kekasih bocilnya yang sedang asik bermain boneka kuromi yang ia kasih. Malam ini mereka menghabiskan waktu dengan menonton bioskop dan bermain time zone.
Raka fokus menyetir sambil sesekali melirik kekasihnya. Tiba-tiba dirinya teringat sesuatu, "La, boleh aku tanya sesuatu?"
Lala yang sedang asik bermain dengan bonekanya, sontak langsung menoleh. Menatapnya dengan tatapan polos dan bingung. Lalu mengangguk pelan mengiyakan.
Raka menepikan mobilnya ke pinggir jalan. Ia kembali menatap kekasihnya dengan tatapan serius.
"Temen kamu yang pernah cerita itu, namanya siapa?"
Dahinya mengernyit, Lala terdiam sejenak mencoba mengingat-ingat, "Nara? Cuman dia temen Lala satu-satunya."
"Sekarang, dimana dia?" tanya Raka penasaran.
"Nara udah gak ada. Lala sedih banget gak punya temen lagi hiks ..." lirihnya sambil menunduk dan terisak pelan.
Raka langsung menarik pelan tubuh mungil gadisnya ke dalam pelukannya. Ia mengelus rambutnya lembut, lalu menangkup wajahnya dan mengusap air matanya pelan.
"Boleh aku tau, dia meninggal kenapa?" Raka menatapnya serius.
"Nara b-bunuh diri hiks ... Dia di hamilin seseorang," jawabnya masih terisak.
"Andai Lala ada di sampingnya, pasti bakal cegah dia!"
Raka sedikit terkejut mendengar penjelasan kekasihnya. Membuatnya malah semakin penasaran. Rasa merasa ada yang tidak beres dan janggal.
"Kamu tau siapa yang hamilin?" tanyanya lagi penasaran.
Gadis itu menggeleng pelan, "Lala gak tau, Nara gak cerita."
"Tapi ..." tiba-tiba dirinya teringat seseorang, "Nara suka di deketin sama ...."
"Ah Lala lupa namanya! Dia kakak kelas, setau Lala kelas IPA 1. Tapi sekarang Lala gak pernah liat dia lagi."
Raka terdiam mencintai mencerna semuanya, 'Ada yang janggal!'
...***...
Dini hari pukul 03.45 WIB. Elang terbangun dari tidurnya karena merasakan sakit pada perutnya. Ia melirik istrinya, senyuman tipis mengembang di sudut bibirnya. Dengan pelan, mencoba menarik lengannya yang dijadikan bantal untuk gadis itu.
"Emmhh!" Elang berlari pelan menuju kamar mandi saat merasakan mual pada tubuhnya.
Setelah beberapa menit muntah-muntah. Tubuhnya menyender pada tembok kamar mandi. Memejamkan matanya sambil meremas pelan perut bawahnya.
"Kenapa akhir-akhir ini sering sakit? Padahal dokter bilang gak ngaruh dan gak masalah?" gumamnya bermonolog.
"Kayaknya gue harus cek ke rumah sakit!"
Lumayan lama Elang terdiam di kamar mandi. Merasakan rasa sakit dan mual, tubuhnya benar-benar lemas. Setelah di rasa mendingan, Elang mulai melangkahkan kakinya keluar dan berjalan menuju dapur berniat mengambil air minum.
Berbeda dengan posisi Elang yang menunjukkan dini hari. Di sebuah balkon gedung apartemen. Seorang pria berdiri di dekat pagar balkon. Ia memejamkan matanya menikmati hembusan angin sore hari, sambil menghisap rokok.
Matanya perlahan terbuka, meraih saku celananya. Ia menatap sebuah foto seorang gadis yang sedang menangis karena kesuciannya telah ia renggut dengan paksa.
"Sorry, gue gak bermaksud nyakitin lo."