Bagian Kedua Kembar Pratomo dari Generasi Ke Delapan
Mandaka Pratomo adalah seorang arsitek jenius yang hobi berpetualang ke daerah konflik untuk membangun rumah sakit sesuai permintaan Opanya, Mamoru Bradford. Hingga suatu hari, Mandaka hendak menyelesaikan satu tugas lagi di pinggiran negara Sudan, mobilnya terkena tembakan roket. Mandaka dan pengawalnya dari Black Scorpio, Carole Laurent selamat dan mereka harus berjibaku untuk bisa kembali ke markas. Perjalanan keduanya tidak mudah apalagi mereka tidak pernah akur dari awal bertemu. Siapa sangka, lama-lama mereka saling tergantung satu sama lainnya.
Generasi Kedelapan Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Bilbao
Mandaka memapah Bilbao yang mabuk ke dalam markas Black Scorpio sementara anggota lainnya hanya tertawa melihat pria tinggi itu kepayahan membawa tubuh besar Bilbao.
"Tolongin kenapa?" pinta Mandaka dengan muka memelas. "Aku masih pakai gips ini!"
Binturong dan Archangel pun membantu Mandaka membawa tubuh Bilbao.
"Bawa saja ke ruang kesehatan!" ucap Dokter Kenzō. "Dia ngawur, masih minum obat malah mabuk!"
"Kaki kamu baik-baik saja, Manda?" tanya Dokter Heaven Canceller.
"Baik-baik saja, Alhamdulillah."
"Ini sudah malam. Ayo semua istirahat!" ucap Eagle Eye.
"Yes mommy!" jawab para pria disana.
"Gami sudah berangkat?" tanya Mandaka ke Binturong setelah meletakkan tubuh Bilbao di ruang kesehatan.
"Sudah tadi saat kamu menemani Bilbao."
Mandaka mengangguk. "Aku istirahat dulu. Good night."
"Good night."
Mandaka pun berjalan menuju kamarnya dan suara ponselnya berbunyi sesaat dirinya masuk ke dalam.
"Ya pak Adrianto?" sapa Mandaka sambil menutup pintu kamar tidurnya.
"Daka, kamu itu anak papa bukan sih?" tanya Adrianto Pratomo.
"Terakhir tes DNA, sama tuh! 99,99% anak Pak Adrianto Pratomo dan almarhumah Bu Larasati Trenggono. Kenapa pak?" jawab Mandaka cuek.
"Kamu memang keturunannya Pratomo tapi mbok ya jangan terlalu ngunu lho!" omel Adrianto.
"Jangan terlalu ngunu yang gimana?"
"Main lamar anak gadis kok macam kamu ngajak makan Sari jajan bubur ayam dekat rumah Oom Aizen!" hardik Adrianto Pratomo kesal. "Mbok kamu itu niru papa waktu melamar almarhumah mama kamu, candle light dinner gitu!"
Mandaka menghela nafas panjang. "Pa, model gitu sudah common, terlalu biasa dan tidak ada memori yang menggemaskan! Carole pasti juga alergi melihat aku on bended knee terus bilang 'Will you marry me?' Biasaaaa banget Pa. Justru dengan spontan uhuy gitu kan Carole jadi tidak bisa berword-word dan tambah gemas sama aku lah!"
Adrianto Pratomo menyipitkan matanya. "Kamu, Sari, Vendra, sama saja! Kalau dikasih tahu, jawabannya diluar Nurul!"
"Pa, Nurul lagi lamaran kerja di restoran," sahut Mandaka kalem.
"Haddeeehhh! Sekarang papa tanya, kamu yakin sama Carole? Daka, Bokapnya dia pemilik organisasi mercenaries yang ditakuti banyak orang. Meskipun dia berteman baik dengan Oom Rylee kamu."
"Pa, aku sudah naksir Carole dari aku usia tujuh belas tahun dan dia masih ABG. Dia tipe aku banget!" jawab Mandaka tegas.
"Tapi sepertinya kamu bukan tipe dia deh!"
"Ya Allah Gusti, pak Adrian kok tega sama anak sendiri? Mbok doainnya itu yang bagus-bagus," ucap Mandaka sambil cemberut.
"Lha kamu sendiri yang bikin perkara!"
Mandaka menatap sebal ke arah ayahnya. "Pa, kita bahas besok ya. Aku mau istirahat. Tadi menemani Bilbao yang mabuk di depan kuburan Bixby dan Boromir."
"Kamu ikutan mabok?"
"Mboten pak Adrian tersayang. Aku sangat tahu diri meskipun kadang malu-maluin."
"Sadar diri juga kamu akhirnya."
Iddiiihhh! Gini amat punya bapak sama rusuhnya!
***
Keesokan paginya, semua orang sarapan di aula besar termasuk Mandaka. Menurut rencana, Bilbao hendak mengatakan pada semua orang bahwa dirinya hendak mengundurkan diri dari Black Scorpio.
Saat semua orang sudah selesai sarapan, Bilbao mengetuk gelasnya dengan pisau membuat para rekannya menoleh ke arahnya. Semuanya pun diam dan memberikan kesempatan Bilbao untuk berbicara di depan semua orang.
"Maaf, aku harus memberikan pengumuman ...." Bilbao melihat ke arah Snake yang duduk bersama dengan Bear dan Binturong, dua orang kepercayaannya serta Carole dan Eagle Eye.
"Ada apa Bilbao?" tanya Snake.
Mandaka yang duduk satu meja dengan Bilbao, Archangel, Lucifer dan Rat, menatap pria Palestina itu.
"Boss, aku sudah menimbang, bahwa aku hendak mundur dari Black Scorpio," ucap Bilbao.
"Berikan alasanmu?" ucap Snake dengan nada lembut.
"Boss, dua saudaraku sudah tiada dan aku merasa tidak sama lagi ...." Bilbao menunduk. "Aku ingin kembali ke Gaza dan membangun negaraku pasca perang kemarin."
"Apakah kamu yakin? Kamu akan kembali ke Gaza?" tanya Snake.
"Yes Boss." Bilbao menatap Snake serius.
Snake mengangguk. "Silahkan Bilbao. Aku tahu rasanya kehilangan sahabat yang sudah seperti saudara ku sendiri."
"Boss tidak keberatan?" tanya Bilbao.
Snake menggeleng. "Aku selalu mendukung semua keputusan anak buahku selama itu membuat mereka nyaman dan bahagia. Jika kamu memang ingin kembali ke Gaza, aku tidak akan menghalangi kamu. Satu hal yang aku minta, jika kamu merasa ingin kembali, rumah ini selalu terbuka untuk kamu."
Mandaka memandang wajah serius Snake. Tak heran jika para mercenaries disini sangat loyal dengan ayah Carole karena memang sangat menghargai mereka semua.
"Semua uang kamu, bisa kamu ambil Bilbao. Sebagai bekal kamu di Gaza. Uang milik Bixby dan Boromir, sudah aku kirim ke anggota keluarganya."
Bilbao tampak terharu. "Terima kasih Boss."
***
Siang itu Bilbao berpisah dengan semua personel Black Scorpio termasuk Mandaka. Keduanya berpelukan lama dan Bilbao meminta jika Mandaka menikah dengan Carole, dia jangan lupa diundang. Mandaka memastikan bahwa Bilbao akan diundang.
Bilbao pun pulang dengan diantar Rat dan Lucifer ke bandara Sudan Selatan menuju Gaza. Semua orang terharu karena Bilbao termasuk salah satu tentara senior di Black Scorpio dan mereka pun harus berpisah. Mandaka baru tahu jika semua bayaran Bilbao disimpan di bank milik Black Scorpio dengan nominalnya tidak main-main.
Snake memang membuat bank untuk anak buahnya menyimpan uangnya. Setiap akhir bulan selalu ada pertemuan transparansi keuangan masing-masing personil. Mandaka salut dengan sistem manajemen Black Scorpio dan tidak heran banyak orang ingin bergabung.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Carole saat melihat Mandaka berdiri di depan pintu masuk gedung utama markas Black Scorpio setelah mobil yang membawa Bilbao pergi.
"Hanya respek dengan keputusan Bilbao."
Carole berdiri di sebelah pria itu. "Dia dan duo B memang tidak bisa terpisahkan ... Ironisnya dipisahkan oleh maut."
"Itu namanya persahabatan." Mandaka menoleh ke Carole. "Chagiya, kalau aku melamar kamu dengan candle light dinner, kamu mau?"
Carole menatap wajah Mandaka. "Kamu? Melamar aku dengan candle light dinner? Yakin? Itu seperti bukan kamu deh!"
Mandaka tersenyum smirk. "Lebih seru melamar kamu seperti kemarin kan?"
Carole menyipitkan matanya. "Itu lebih kamu meskipun membuat aku sebal!"
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
didikannya memang VOC tapi mengedepankan adab dan manner apalagi sama orang yang lebih tua👍👍👍
Hhhmmm....spa y kira2????spupunya manda kah????atw sm pmrntah sngja d rtakn....🤔🤔🤔
gabut bgt sih daka.....🤦♀🤦♀🤦♀....