NovelToon NovelToon
ENCOUNTER

ENCOUNTER

Status: tamat
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Tamat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Laila

Pertemuan yang membuat jatuh hati perempuan bernama Maharani Adhitama yang belum pernah mendapatkan restu dari sang ayah dengan pacar-pacar terdahulunya.
Baskara, pria yang awalnya dilirik oleh Maharani sebagai model untuk koleksi terbaru Hera -fashion brand milik Maharani- dekat sebagai lunch mate, kemudian rasa suka itu tumbuh di hati Maharani.
Namun, semuanya tidak bisa berjalan mulus seperti pertemanan mereka. Baskara masih "tersangkut" dalam masa lalunya.
Bagaimana dengan akhir kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Laila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Di hari lain, rumah Baskara terlihat ramai dengan adanya 2 mobil yang terparkir di depan rumahnya. Dia mengenali salah satu mobil itu, mobil milik Papanya. Selesai memarkirkan motornya di samping mobilnya, Baskara masuk ke dalam rumah, memberi salam dan mencium tangan ibunya. 

“Assalamu’alaikum,” Baskara masuk, mencium tangan Mama yang menghampirinya dan bertanya, “rame banget kayaknya, Ma. Ada siapa?”

Ketika dia sampai di ruang tengah rumah mereka, ada Papa, Tante Sarah dan anak mereka, Luna di sana.

“Udah dari tadi, Pa?” tanya Baskara setelah bebersih dan mengganti pakaiannya dengan kaos hitam dan celana training.

“Belum lama. Gimana tadi kerja kamu?” tanya sang Papa, “sabtu gini masih kerja juga, Bas.”

“Ada meeting aja tadi sama anak-anak. Deadline project,” jawabnya.

“Jaga kesehatannya loh, Bas, udah 2 bulan lagi kamu mau nikah. Jangan sampe nge-drop nanti pas di pelaminan,” kata Sarah memberi wejangan.

Baskara terkekeh dan menganggukkan kepalanya, “iya, Tante.”

“Bas, Papa gak tau kamu bakal suka atau enggak, tapi semoga kamu suka ya,” Papa memberikan sebuah kotak berhiaskan pita diatasnya.

            “Apa nih, Pa?” tanyanya sambil membuka kotak itu. menunjukkan sebuah kunci mobil berlogo mazda. Merk mobil yang sama seperti yang terparkir di depan rumahnya.

“Hadiah buat kamu dan ini juga,” Zaki memberikan amplop coklat.

Mata Baskara langsung terbelalak melihatnya. Sejumlah saham atas namanya.

“Pa. All the money for wedding is already enough, Pa,” ucap Baskara.

“That money is my duty as you father, Bas, this is wedding present. It’s 2 different things,” ucap Zaki santai diikuti gelak tawa.

            “Kalo dapet rejeki gak boleh di tolak, Bas,” ucap sang Mama.

“Iya, Baskara, Papa kamu nanti sedih,” sambung Sarah, “udah dari lama dia ini bingung mau beliin hadiah pernikahan apa, sampe akhirnya mutusin buat beli mobil itu,” tambahnya ringan, “diterima ya. Semoga bermanfaat buat kamu dan Rani.”

“Makasih ya, Pa, Tante Sarah.”

“Eits, belum selesai, ini dari Mama,” Fany memberikan sebuah buku tabungan dengan nama Baskara di dalamnya.

            Fany bercerita, dia sudah membuat buku tabungan itu sejak Baskara masih dalam kandungannya. Entah karena usianya, atau dia lelah atau momentnya yang membuat hatinya hangat dan haru. Baskara tak henti mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuanya.

...♥...

3 hari sebelum hari besarnya, Maharani memandangi malam dari balkon lantai 2. Duduk santai disana sambil menikmati hembusan angin malam yang terasa sejuk, langit yang bersih bertabur bintang selepas hujan, dan bulan purnama yang bersinar sangat terang di langit yang gelap.

            “Nanti masuk angin kamu,” Andi Adhitama menyelimuti bahu anaknya dengan selimut berbulu yang lembut berwarna biru bergambarkan Winnie the pooh. Salah satu karakter favorit Maharani sewaktu kecil.

“Ayah,” Maharani menoleh mendapati Ayah yang ada disampingnya dan duduk di kursi kosong.

“Kenapa malah bengong di sini?” tanya Ayah lembut ikut menikmati pemandangan malam.

“Gak apa-apa, Yah. Cuma lagi penuh aja. Gak nyangka sebentar lagi aku bakal nikah. Gak nyangka juga semua prosesnya lancar dan gak banyak drama.”

“Ayah juga gak nyangka, Ayah harus melepas kedua anak perempuan Ayah di waktu yang berdekatan. Rasanya baru kemaren kalian bisa jalan, baru bisa manggil Ayah, dan ngerengek karena gak kami izinkan makan ice cream,” kata Andi dengan tatapan menerawang pada kenangan indah itu.

            Maharani pun ingat bagaimana dulu dia dimarahi oleh sosok pria yang sangat dia hormati itu karena berbohong. Mengatakan pergi les, tapi malah main sampai tak ingat waktu.

“Ayah, aku boleh tanya?”

“Hem,” sahut sang Ayah menolehkan kepala dan memberikan senyum pada putri keduanya itu.

“Kenapa Ayah bisa kasih Kak Baskara izin? I mean, dulu ayah keras banget sama semua pacar aku. No adalah kata yang sering aku denger dari Ayah tiap kali aku ngenalin pacar aku. Tapi sama Kak Baskara, ayah keliatan beda.”

“Ayah sama Ibu kamu kasih izin karena melihat bagaimana anak itu bersikap dan memperlakukan kamu. Ayah lihat dia tau apa yang mau dia lakukan, dia tau tujuannya, dan tau cara untuk meraihnya. Dia pekerja keras, dan masih bisa mengimbangi kamu,” ucapnya.

“Jadi status sosialnya bukan hal utama?”

“Mantanmu itu, si Aldo, juga datang dari keluarga terpandang. Bisnis keluarganya besar, tapi, apa sikapnya baik? Prilakunya dia ke kamu baik?” Maharani mencerna ucapan Ayahnya. “Di zaman sekarang, dimana hubungan anak muda sangat menyeramkan dimata Ayah dan banyak yang keluar dari norma, Baskara bahkan datang meminta izin kepada Ayah untuk mendekati anak Ayah. Meminta izin saat ingin mengajaknya berpacaran. Anak itu selalu mengabari Ayah kalau kalian pergi dan menepati janji untuk memulangkan kamu sebelum jam 11 malam. Dia menghormati aturan yang Ayah buat di rumah ini. Gak jarang, dia juga mengirimi Ayah dan Ibu foto kamu dan moment kalian. Membagikan moment bahagia kalian, agar kami orang tua pun ikut merasakan kebahagian anak kami. Ayah rasa, susah mendapatkan pemuda seperti ini di zaman sekarang. Pas kamu masih kuliah pun, Baskara datang kerumah, ketemu sama Ayah Ibu, mengutarakan keseriusannya dengan kamu dan ingin meminang anak Ayah. Gimana ayah gak kasih restu untuk kalian?”

Maharani kaget. Lagi-lagi pria itu melakukan hal yang tak dia bayangkan sebelumnya.

“Aku gak tau Kak Baskara udah dateng duluan ketemu sama Ayah Ibu.”

1
Shion Fujino
Menarik perhatian.
Winifred
Aduh, gak sabar pengen baca kelanjutannya!
luhax
Bagus banget deh, bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!