PROLOG
Seorang gadis yang hidup didesa dengan kedua orang tuanya, menjalani kehidupan yang sangat sederhana, namun penuh dengan kasih sayang.
Meski hidup dengan kekurangan, namun mereka tak pernah mengeluh dan berputus asa.
Hingga pada akhirnya gadis itu bertemu dengan jodohnya dan mengubah kehidupannya dan ke dua orang tua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisa sary katriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sebulan telah berlalu, semenjak kejadian waktu itu, Sari dan Rendra mencoba bersikap biasa saja, tapi sebenarnya di dalam hati mereka belum bisa sepenuhnya melupakan kejadian itu. Apalagi Rendra, dia selalu merasa khawatir dengan Sari, tapi dia takut untuk mengungkitnya dan membuat rasa sakit hatinya kembali lagi.
Sedangkan Sherly, dia tetap berusaha untuk menemui Rendra dan membuat dia kembali padanya. Tapi semua usaha yang dia lakukan sia sia. Buat Sherly tidak ada kata menyerah sebelum keinginannya tercapai meskipun itu dengan cara yang tidak baik.
Pagi ini, tepat pada hari minggu Sari berencana meminta cuti untuk pulang kampung. Dia merasa sangat rindu kepada orang tuanya. Sari akan meminta ijin kepada majikannya.
Dia menemui majikannya yang sedang duduk di taman samping rumah.
"Tuan, nyonya apa boleh saya minta ijin untuk pulang kampung?" tanya Sari setelah berada di samping majikannya yang sedang duduk.
"Kenapa tiba tiba ingin pulang kampung Sar, apa keluargamu ada yang sakit?" tanya bu Lestari.
"Tidak Nya, saya cuma rindu dengan bapak dan ibu saya!" jawab Sari.
"Berapa lama kamu minta ijin pulang?" tanya bu Lestari kembali.
"Sekitar satu minggu Nya..." jawab Sari dengan menundukkan kepalanya. Dia berdoa dalam hati agar majikannya mengijinkan dia untuk pulang.
"Oke, tunggu sebentar disini" kata bu Lestari lalu berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kamu tinggal dengan siapa saja di kampung Sar?" tanya pak Yudi.
"Saya tinggal dengan kedua orang tua saja tuan" jawab Sari.
"Jadi kamu anak tunggal ya" tanya pak Yudi kembali.
"Iya tuan.." seraya menganggukkan kepalanya.
Tak berapa lama bu Lestari kembali dari kamarnya dan langsung menyerah amplop coklat kepada Sari.
"Ini gaji pertama kamu Sar, kamu bekerja dengan sangat baik. kami tunggu kamu dateng kesini lagi ya!" kata bu Lestari tersenyum ramah.
"Terima kasih banyak Nyonya, tuan...
insyaallah saya akan kembali kesini lagi" jawab Sari seraya menerima amplop coklat tersebut dengan senyuman bahagia.
"Iya, hati hati yaa di jalan, salam untuk kedua orang tuamu" ucap bu Lestari, pak Yudi pun mengangguk dan tersenyum.
"Iya Tuan,Nyonya, sekali lagi terimakasih" ucap Sari seraya membungkukkan badannya. Kemudian menuju ke kamar nya untuk bersiap siap.
Setelah semua beres, Sari menuju kamar Asih terlebih dahulu untuk berpamitan.
"Mbak Asih, saya mau pulang kampung dulu ya" kata Sari.
"Lho Sar, kok mendadak banget pulang kampungnya, ada apa?" tanya Asih yang sedikit terkejut.
"Gak ada apa apa kok mbak, cuma kangen aja sama orang tua di kampung,sekalian mau ngasih gaji pertama saya!" kata Sari dengan wajah bahagianya.
"Syukurlah kalau tidak ada apa apa. tapi kamu bakal balik ke sini lagi kan Sar?" ucap Asih.
"Insyaallah mbak, saya balik kesini. disana cuma seminggu aja kok" kata Sari.
"Kamu hati hati ya Sar. aku bakal kangen sama kamu nih kayak nya!" kata Asih yang langsung memeluk Sari.
"Iya mbak, saya pasti juga bakalan kangen sama mbak Asih. Saya berangkat sekarang ya mbak, tadi saya juga udah pamitan sama tuan dan nyonya!" kata Sari seraya mengakhiri pelukannya.
"Iya Sar. cepet balik" seru Asih setelah Sari berjalan keluar dari kamar Asih.
Sari hanya melambaikan tangannya kepada Asih seraya tersenyum.
Hati Sari begitu bahagia,karna hari ini adalah hari yang ditunggu tunggu untuk bertemu orang tuanya. Dan dia juga sudah membawa gaji pertamanya. Sari belum tau berapa gaji yang dia terima, dia akan membukanya nanti setelah sampai rumah dengan orang tuanya.
Dari rumah majikannya Sari berjalan kaki ke depan jalan untuk keluar dari kompleks perumahan, dan di situ sudah ada pangkalan ojek.
Setelah sampai di pangkalan Sari menaiki ojek menuju arah terminal bus. Hanya 15 menit perjalanan Sari sudah sampai di terminal bus. Setelah membayar ojeknya, dia mencari bus dengan tujuan menuju kampungnya.
Cukup panjang perjalanan yang ditempuh Sari untuk sampai di kampungnya. Tapi Sari menikmati perjalanannya dengan penuh suka cita, dan tidak sabar untuk berjumpa dengan orang.
Setelah 5 jam lebih perjalanan akhirnya Sari sampai di kampung halamannya.
Dia mempercepat langkah kakinya agar segera sampai rumah.
Sesampainya Sari di halaman rumahnya dia melihat bapak dan ibunya sedang duduk di teras.
"Assalamualaikum...bapak ibu, Sari pulang!" seru Sari seraya melambaikan tangannya ke atas.
"Ya Allah pak, itu Sari kan pak...dia pulang!" seru bu Siti menepuk nepuk pundak suaminya.
"Iya bu itu Sari, Alhamdulillah ya Allah!" kata pak Pardi.
"Bapak ibu, Sari kangen banget sama bapak dan ibu!" kata Sari setelah sampai di teras rumahnya, kemudian menyalami lalu memeluk bapak dan ibunya.
"Ya Allah Sari,akhirnya kamu pulang nak, ibu cemas memikirkan kamu. Alhamdulillah, kamu selalu dilindungi sama Allah" ucap bu Siti seraya memeluk anak gadisnya dengan air mata yang sudah menetes di pipinya karna bahagia.
"Iya bu, Sari selalu sehat kok disana. Jangan khawatirin Sari!" kata Sari.
"Ayo kita masuk, pasti Sari capek bu habis perjalanan jauh!" kata pak Pardi.
Mereka kemudian melepas pelukannya, dan masuk ke dalam rumah. Mereka duduk di ruang tengah. Bu siti langsung menuju dapur untuk mengambikan air minum.
"Kamu gak mau istirahat dulu Sar, habis perjalanan jauh pasti capek!" tanya pak Pardi.
"Nanti dulu pak, Sari masih kangen sama bapak dan ibu, pengen ngobrol ngobrol dulu!" jawab Sari.
"Iya pak, ibu juga masih kangen sama Sari, istirahatnya kan bisa nanti!" kata bu Siti yang datang membawa segelas air putih.
"O ya... bapak dan ibu sehat sahat saja kan selama Sari tinggal?" tanya Sari setelah semua sudah duduk di kursi.
"Alhamdulillah nak, Bapak dan ibumu selalu di beri kesehatan sama Allah, dan bapak sekarang juga sudah semakin membaik!" jawab pak Pardi.
"Iya Sar, kami selalu sehat berkat doamu. Bagaimana dengan kamu sendiri nak, apa kamu disana sudah mendapatkan pekerjaan?" tanya bu Siti.
"Alhamdulillah Sari disana sudah mendapatkan pekerjaan bu, tapi pekerjaan yang Sari dapatkan tidak seperti yang bapak dan ibu harapkan dan bisa dibanggakan" ucap Sari perlahan. Dia takut jika mengecewakan orang tuanya karna pekerjaan yang dia dapatkan. Sebenarnya Sari tidak ingin mengatakan tentang pekerjaannya, tapi mau tak mau Sari harus mengatakannya, dan tidak mau jika harus membohongi kedua orang tuanya.
"Memangnya kamu kerja apa nak, jangan takut, bilang sama kami, selama pekerjaan yang kamu dapatkan adalah pekerjaan halal, bapak dan ibumu tidak akan marah atau kecewa" kata pak Pardi.
"Sari bekerja sebagai pembantu pak, buk. Hanya pekerjaan itu yang bisa Sari dapatkan. Sebelumnya Sari juga sudah berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tapi setiap Sari melamar selalu di tolak" kata Sari sedih dengan menundukkan wajahnya.
"Tidak apa apa nak, pembantu itu pekerjaan yang halal. Allah memberikan rejeki dengan jalan yang berbeda beda, mungkin disitulah rejeki kamu berada. Jangan sedih bapak dan ibu selalu bangga sama kamu!" kata pak Pardi mencoba menenangkan hati anaknya.
"Benar apa yang dikatakan bapakmu nak.. apapun pekerjaan kamu, selama itu masih di jalan Allah, tidak ada yang salah" ucap bu Siti menambahi.
"Makasih pak bu, selalu mendukung Sari.
Dan, ini Sari bawa gaji pertama Sari, buat bapak sama ibu!" kata Sari seraya mengambil amplop didalam tas nya,lalu diserahkan kepada ibunya.
"Kok buat bapak dan ibu semua Sar. Ini uang kamu, ini hasil kerja keras kamu, kami tidak menginginkan ini nak, yang penting buat kami, kamu selalu sehat dan bahagia" kata bu Siti.
"Sari bekerja untuk bahagiain Bapak sama ibu, kalau bapak dan ibu bahagia Sari juga pasti bakal bahagia, terima ya pak,buk..
Sari juga belum buka itu isinya berapa... coba ibu buka!"
"Nanti saja ibu bukanya, kamu simpen dulu aja uangnya. Sekarang kamu istirahat dulu, pasti kamu capek. Ibu masakin dulu buat kamu, nanti kalau udah mateng,ibu bangunin kamu!" kata bu Siti.
"Ya udah kalau gitu bu, Sari istirahat dulu yaa!" ucap Sari seraya beranjak menuju kamarnya.
Sari sangat rindu dengan kamarnya,meskipun kamar yang sangat sederhana, tidak ada kasur empuk, tidak ada meja rias, yang ada hanyalah, ranjang beralaskan tikar dan sebuah lemari usang dimakan rayap untuk tempat pakaian Sari.
Disitulah Sari merasa nyaman disaat tidur meskipun dengan barang seadanya.
Segera ia berbaring diatas ranjang,. nyaman,itulah yang dirasakan Sari.
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Saripun terlelap dalam tidurnya.