Seorang wanita modern, cerdas dan mandiri, mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang wanita dari masa lalu,seorang janda muda di Tiongkok kuno. Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, ia harus menjalani kehidupan baru di dunia yang asing dan penuh aturan kejam, di mana seorang janda tak hanya kehilangan suami, tapi juga martabat, kebebasan, bahkan hak untuk bermimpi.
Di tengah kesendirian dan perlakuan kejam dari keluarga mendiang suami, ia tak tinggal diam. Dengan akal modern dan keberanian yang tak lazim di zaman itu, ia perlahan menentang tradisi yang mengekangnya. Tapi semakin ia menggali masa lalu wanita yang kini ia hidupi, semakin banyak rahasia gelap dan intrik yang terungkap,termasuk kebenaran tentang kematian suaminya, yang ternyata tidak sesederhana yang semua orang katakan.
Apakah ia bisa mengubah takdir yang telah digariskan untuk tubuh ini? Ataukah sejarah akan terulang kembali dengan cara yang jauh lebih berbahaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31.Menolong.
Kereta keluarga Zhao berguncang pelan ketika Shen li menghentikan kuda-kuda. Zi ning menoleh cepat, melihat seorang pria berpakaian sederhana namun tampak tidak seperti rakyat biasa, tergeletak di jalan berbatu dengan napas tersengal.
"Ada apa kakak? "
"Sepertinya kereta kita menabrak seseorang" Jawab Shen li.
Shen li turun dulu untuk melihat keadaan orang itu yang tertabrak, lalu di ikuti oleh Zi ning.
"Biar aku periksa dulu kakak? "
Shen li yang ragu-ragu lalu memperbolehkannya. "Silahkan!, tapi hati-hati. "
Zi ning lalu mengecek kondisi Kaisar Xiao, yang tak sadarkan diri dari denyut nadi nya.
“Cepat, angkat dia!” perintah Zi ning, nada suaranya tegas namun penuh kepanikan.
"Memangnya kondisinya parah?, sebaiknya kita bawa ke tabib saja. "
"Denyut nadinya kacau, mungkin tabib biasa tidak cukup mengobatinya. Biarkan aku yang menolongnya, sebaiknya kita bawa ke kediaman dulu. "
"Baiklah, kamu masuklah dulu, "
Zi ning pun menuruti permintaan Zi ning, dan membawanya masuk kedalam kereta mereka.
Tanpa banyak tanya, Shen li mengangkat pria itu ke dalam kereta. Zi ning membuka kotak peralatan medisnya yang selalu ia bawa sejak menyamar sebagai Li Mei. Di bawah cahaya lentera, ia dapat melihat wajah pria itu samar-samar di balik debu dan darah yang mengering di pelipisnya. Ada sesuatu pada garis rahang dan sorot mata yang terasa tidak asing, namun Zi ning tidak bisa menebak siapa dia.
“Apa dia diserang?” tanya Zi ning sambil mulai membersihkan luka di dahinya.
“Sepertinya sedang dikejar,” jawab Shen li, melirik ke arah jalanan gelap di belakang mereka. “Kita harus cepat kembali ke kediaman Zhao sebelum mereka yang mengejarnya tiba.”
Kaisar Xiao, yang setengah sadar, merasakan tangan Zi ning menyentuh kulitnya. Napasnya masih berat, tapi pikirannya berusaha fokus. Siapa gadis ini? pikirnya samar. Ada ketenangan aneh di balik suaranya yang teratur memberi perintah, berbeda dengan tabib-tabib istana yang selalu gemetar saat merawatnya.
"Jangan khawatir, kami bukan penjahat. Kami hanya membantu mu. " Sambil merawat tubuh Kaisar Xiao.
Kaisar Xiao mengeluarkan suara lirih, hampir seperti tawa pendek yang melemah. “Siapa kau?,” gumamnya dengan suara serak.
Zi ning berhenti sejenak, memandangnya curiga dan bertanya balik. “Kalau begitu, siapa kau sebenarnya?”
Xiao hanya menutup matanya tanpa menjawab, bibirnya menahan senyum samar seolah menikmati kenyataan bahwa untuk pertama kalinya, seseorang memperlakukannya tanpa rasa takut atau hormat berlebihan.
Kereta melaju lebih cepat menuju kediaman Zhao. Saat mereka tiba, Zi ning dan Shen li segera membawa pria itu masuk melalui pintu samping agar tidak menarik perhatian.
“Bawa dia ke ruang belakang,” kata Zi ning cepat.
Shen li mengangkat pria itu ke ranjang sederhana di ruang yang biasa digunakan untuk merawat Tuan Zhao. Zi ning menyiapkan ramuan penghangat tubuh dan jarum akupunktur untuk menghentikan pendarahan dalam.
Namun, sebelum ia mulai, Kaisar Xiao membuka mata dan menatap Zi ning tajam, meski tubuhnya masih lemah. “Kau… tabib di rumah ini?” tanyanya dengan nada datar, namun matanya seolah sedang mengukur siapa sebenarnya gadis di depannya.
“Untuk saat ini, iya,” jawab Zi ning sambil menusukkan jarum pertama dengan ketenangan luar biasa. “Dan kalau kau ingin tetap hidup, jangan banyak bicara.”
Shen li lalu menghampiri Zi ning, "apa ada yang bisa kakak bantu?, "
"Tidak kakak, sebaiknya kakak kembali ke kamar saja sebelum ketahuan orang di rumah ini. Biar orang ini aku dan Yue saja yang menolongnya. "
Shen li pun pergi, tapi ia merasa pernah melihat pria yang ia tolong itu tapi tidak ingat di mana. Sesuai permintaan Zi ning, Shen li pergi dari sana dan sekarang Zi ning dan Yue berusaha merawat Kaisar Xiao yang menyamar.
Menjelang fajar, kediaman Zhao masih terbungkus keheningan. Angin dini hari berembus pelan, menggoyangkan tirai tipis di ruang perawatan. Aroma ramuan obat memenuhi udara, bercampur dengan wangi samar dupa penenang yang dibakar Yue untuk menjaga pasien tetap tenang.
Di ranjang sederhana itu, Kaisar Xiao mulai bergerak pelan. Kelopak matanya yang berat perlahan terbuka, menyingkap pandangan yang masih kabur. Beberapa detik kemudian, penglihatannya mulai jelas. Cahaya redup lentera di sudut ruangan menyoroti sosok yang duduk di kursi kayu, tertidur dengan kepala bersandar di meja.
Zi ning.
Wajahnya tampak lebih lembut ketika tidur, jauh berbeda dari tatapan tajam yang biasa ia tunjukkan pada orang lain. Rambutnya terurai sebagian, berantakan karena semalam ia sibuk merawatnya. Di sampingnya, Yue menutupi bahu Zi ning dengan selimut tipis agar sang nona tidak kedinginan.
Kaisar Xiao menahan napasnya sejenak. Dia… pikirnya, matanya melebar. Gadis ini… wanita itu.
Kenangan kilat dari pertemuan pertama mereka melintas di kepalanya,tatapan mata Zi ning yang berani menantangnya, kata-kata pedasnya yang tak pernah ia dengar dari seorang wanita sebelumnya. Sejak saat itu, sosok itu tanpa sadar menempel di pikirannya telah mengganggu tidurnya, bahkan membuatnya ingin tahu lebih banyak.
Namun sekarang, dia melihatnya dalam keadaan berbeda. Bukan wanita yang menantangnya di hadapan banyak orang, melainkan seseorang yang dengan sabar membersihkan lukanya, menusukkan jarum akupunktur dengan tangan stabil, lalu berjaga semalaman tanpa lelah.
Senyum samar muncul di bibir Kaisar Xiao, meski tubuhnya masih terasa lemah. Ada rasa aneh yang mengalir di dadanya, campuran kagum dan penasaran.
Tanpa sengaja, jemarinya bergerak, berusaha meraih ujung kain baju Zi ning yang jatuh di sisi ranjang. Namun sebelum menyentuhnya, Zi ning menggeliat kecil, seolah akan terbangun. Kaisar Xiao segera memejamkan mata kembali, pura-pura masih tak sadarkan diri.
Yue, yang setengah terjaga, memperhatikan gerakan samar itu. Ia melirik sebentar ke arah pria di ranjang, tapi tidak curiga. Ia hanya mengira pasien mereka mulai menunjukkan tanda-tanda pulih.
“Pagi sebentar lagi datang,” gumam Yue lirih, menarik selimut lebih rapat di bahu Zi ning.
Di balik matanya yang kembali terpejam, Kaisar Xiao berpikir cepat. Jika dia tahu siapa aku sebenarnya, bagaimana reaksinya? Tapi di sisi lain, sebuah keputusan mulai terbentuk untuk sementara, identitasnya harus tetap tersembunyi. Ia ingin mengamati gadis ini lebih lama… mengetahui apakah sisi hangat yang ia lihat malam ini benar-benar nyata, atau hanya kebetulan.
Di luar,langit-langit yang tadinya berwarna gelap, sedikit demi sedikit mulai keabu-abuan. Dan waktunya Yue menyiapkan sarapan untuk nona nya yang tertidur lelap, ia melihat pria yang nona selamatkan juga tertidur,
Saat mendengar pintu tertutup, Kaisar Xiao beranjak dari tempat tidur nya dan mengirimkan sinyal lewat jendela ruang itu kalau ia baik-baik saja.
Lalu dengan perlahan-lahan ia berjalan keranjangnya kembali, dan tidur kembali sambil pandangan matanya terus tertuju pada Zi ning yang tertidur dengan tenang.
"Sudah lama aku ingin bertemu dengan mu" Ucapnya pelan.
Tak beberapa lama terdengar pintu terbuka, dan Yue pun masuk kedalam ruangan itu dan Kaisar Xiao bergegas pura-pura kembali tidur.
Yue lalu membangunkan nonanya, dengan lembut. "Nona..,tuan besar Zhao ingin bertemu dengan anda"
Sedikit demi sedikit Zi ning membuka matanya, dengan mata yang masih mengantuk ia harus bangun.
"Ada apa? "
"Aku tidak tahu nona, pelayan tuan Zhao yang mengatakan kalau tuan besar ingin bertemu dengan anda"
"Baiklah! " Jawabnya yang sambil berusaha untuk bangun dari tidur nya.
Sebelum pergi Zi ning melihat kondisi Kaisar Xiao terlebih dahulu, ia merasakan denyut nadinya kembali normal.
Setelah itu ia langsung pergi keluar dari ruangan itu bersama Yue, Kaisar Xiao pun langsung terbangun dengan memikirkan kenapa Zi ning masih tinggal di sini.
tunggu saja kamu tuan muda hu akan ada yg akan membalasnya Zi Ning😡😡😡