NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:27.4k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciuman Yang Tak Terlupakan...

Matahari sudah condong ke barat. Angin dari sungai di belakang proyek membawa sedikit kesejukan, meski debu masih berterbangan. Rania teguh berdiri di pinggir proyek pembangunan, mengawasi pekerja yang sibuk memasang tulangan besi.

     "Pak Rudi, besinya sudah sesuai dengan spek permintaan perusahaan Atmadja, kan?" Tanya Rania, suaranya harus ia tinggikan, kalah oleh bisingnya proyek

      "Sudah, Bu." jawab Pak Rudi, "Saya sendiri yang menghitung."

Rania mengangguk, pelan. Ada sedikit lega. Proyek di tangannya ini tak boleh gagal. Tidak untuk dirinya, tidak untuk keluarganya, dan... entah kenapa... Tidak untuk Askara.

Peluh sudah membasahi wajahnya. Kemeja kusut. Tumit sepatu kotor. Tapi untuk pertama kalinya ia merasa hari ini berjalan sebagaimana mestinya. Ada rasa puas kecil yang bertahan di dadanya.

Suara mesin tiba - tiba mati. Sunyi.

Lalu terdengar teriakan Pak Rudi, lantang dan membuat semua orang menoleh

     "Pak Askara datang... Pak Askara datang!"

Seperti isyarat tak terlihat, pekerjaan terhenti. Besi yang tadinya diangkat diturunkan. Helm dipasang lagi. Dalam beberapa menit, barisan pekerja sudah rapi menyambut rombongan.

Rania kaku di tempat. Tubuhnya seperti kehilangan arah. Ia memilih mundur, berdiri di sisi paling ujung. Menunduk sedalam mungkin.

    "Selamat sore, Pak Askara." Sapa Pak Rudi begitu lelaki itu turun dari mobil.

   "Sore," Jawab Askara datar.

Langkah Askara masuk ke area proyek teratur dan tegas. Suaranya rendah saat bertanya, "Bagaimana? Ada masalah?"

"Sejauh ini lancar, Pak," Pak Rudi cepat mengikuti, "Bahan - bahan sudah sesuai dengan spek, proses pengerjaannya juga termasuk cepat. Yang biasanya dikerjakan dalam dua hari, kami selesaikan setengah hari."

Askara mengangguk. Pandangannya menyapu bangunan setengah jadi. "Jadwal pengecoran sudah ada?"

    "Sedang di cek lagi oleh Bu Rania, Pak." Jawab Pak Rudi. Ia menoleh. Mencari. "Lho... Bu Rania di mana?"

Rania memejamkan mata, "Jangan please, jangan..." rapalnya, sumpah demi apa pun ia sedang tak ingin bertemu dengan Askara, tidak ingin melihat bibirnya lagi, mencium wangi parfumnya lagi. Tapi Sialnya, para pekerja bergeser, menyibak keberadaan Rania. Membuatnya terlihat.

    "Nah itu dia Bu Rania, Pak." Tunjuk Pak Rudi, "Bu Rania, sini Bu.. maju ke depan... kok malah di belakang?" suara Pak Rudi keras.

Rania tak punya pilihan. Ia menarik napas, lalu berjalan maju. Langkahnya pelan menyongsong Askara. Namun entah kenapa, semakin dekat, sosok Askara semakin jauh. Tinggi. Tak tergapai.

Askara menatap Rania tanpa ekspresi. Datar. Dingin. Berbeda sekali dengan saat di ruangan itu. Saat ciuman itu.

     "Bu Rania," suara itu menyambutnya. Tenang. Tapi mengiris. "Jadwal pengecorannya?"

Rania berdiri kaku depan Askara, tangannya sedikit gemetaran menyodorkan kertas yang sudah sedikit basah, kucel. "I-ini Pak,"

Askara menghela napas, melihat kertas di tangan. "Pastikan pengecorannya sesuai jadwal, tidak boleh mundur sehari pun, mengerti?"

Rania mengangguk pelan, memberanikan diri menatapnya, "Baik, Pak."

     "Bagus." balas Askara, sebelum berbalik berjalan menjauh meninggalkan Rania yang mengembuskan napas berat, ada perasaan sedikit lega. Meski hatinya tetap tak tenang.

***************************

Sesi inspeksi masih berlangsung. Askara serius, bertanya banyak hal pada Pak Rudi, asistennya tampak sibuk mencatat sesuatu.

   

Sedang Rania menatapnya dari jauh, sejauh kenyataan membawanya sadar, kalau ciuman kemarin hanya keberuntungan, dan bantuan Askara untuk ulang tahun Ibra hanya karena kasihan.

Tunggu... ulang tahun? Rania menepuk jidatnya sendiri, bagaimana ia bisa lupa untuk berterima kasih pada Askara atas bantuannya kemarin. Tapi... bagaimana cara ia menyampaikannya, sementara pria itu menoleh padanya saja tidak.

Rania berpikir keras, lewat Whatsapp tak mungkin, ia tak tahu nomor ponselnya. Atau mungkin ia bisa mengirimkan surat? Atau kertas kecil di atas meja kerjanya? Atau apa? Ah... susah sekali menggapai Askara ini, bahkan hanya untuk mengucapkan terima kasih.

Hingga, kesempatan itu ada.

Saat Askara melangkah ke sisi bangunan yang sepi. Hanya ada dinding rangka, tertutup bahan - bahan bangunan. Sedang asistennya sibuk bertanya pada Pak Rudi, mencatat semuanya.

Tanpa pikir panjang, Rania menyusul. Mengenyampingkan rasa malunya, harapannya, dan... perasaannya.

Dari belakang... punggung itu terlihat tegap, sebanding dengan tubuhnya yang menjulang tinggi. Dan bahunya...bahunya tempat ia bersandar kemarin, bidang sempurna.

    "Pak," panggil Rania dengan suara pelan yang menghentikan langkah Askara seketika.

Pria itu berbalik, memamerkan wajahnya yang terpahat sempurna, presisi, seolah diukur inci demi inci.

    "S-saya cuma mau bilang terima kasih." Rania menelan ludah, gugup. "Maksud saya, terima kasih untuk kiriman kateringnya,"

Askara tak segera menjawab, tapi sorot matanya... sorot matanya hangat, persis seperti saat pertama kali ia mencium Rania.

     "Maaf saya mengucapkannya disini, saya tidak tahu harus menghubungi Bapak dengan cara apa... tadi pagi saya... saya menunggu Bapak, tapi...."

     "Rania," potong Askara

     "... Ya?"

     "Tadi pagi aku melihat kamu." ucap Askara.

     otak Rania lambat mencerna, "Ya?"

Askara memendekkan jarak, melangkah mendekat. Dan jarak mereka sekarang cukup dekat, meski tak sedekat yang Rania rindukan. Yang Rania inginkan.

     "Aku melihatmu, sejak kamu masuk ke lobi.. aku sudah melihatmu."

Deg. Jantung Rania bekerja keras, berdetak cepat.

"Kamu tidak menoleh sama sekali," gumamnya tanpa sadar.

Askara semakin mendekat, merapatkan jarak. Wangi parfumnya membius Rania. "Kita di kantor Rania, banyak yang melihat, yang mendengar."

   "Jadi bukan karena kamu menghindariku?"

     "Menghindarimu? kenapa harus menghindarimu?" alisnya terangkat tipis, "apa karena ciuman itu?"

Rania menahan napas. "Kamu masih ingat ciuman... kita?"

Askara menurunkan kepalanya, bibirnya nyaris menyentuh telinga wanita itu. Berbisik. "Aku tidak akan pernah lupa."

Rania menelan ludah, namun sebelum ia sempat merespon, langkah orang - orang terdengar mendekat. Askara mundur selangkah, berbalik.

  "Jangan pulang terlalu malam Ran, aku khawatir." ucap Askara, sebelum berlalu meninggalkan Rania dengan jantung yang berdegup semakin kencang.

Deg.

(Bersambung)....

1
Mundri Astuti
tuh kan ...kasian Rania lukanya dalem banget...
jadi korban org disekelilingnya yg egois
Lily and Rose: Bener Kak 😭
total 1 replies
Jumiah
aneh mn ad rmh sakit di bayar sma kalung ,
walau pun kalung berlian ,dasar gelo...
Lily and Rose: Hehehe… buat jaminan saja Kak, berhubung Niko dan keluarganya sudah gak punya uang sementara Bapaknya butuh pertolongan cepat 😆
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kan kan kehilangan semuanya rania kamu harus bahagia harus
Mundri Astuti
biar rasa pada, demen banget manfaatin org seh, palagi perempuan malang kaya Rania, di keluarganya ngga dianggap ...
Jumiah
seharusx rania jangan kirim banyak2 jd salah sangkan ,keenakan adikmu poya2
Jumiah
iy rania buka lembaran baru
rugi klo kmu ,patah hati ...
patah tumbuh hilang bergati
yg lebih baik banyak di luar sna ...
biar tau rasa lelaki bodoh yg ,
sdh mendustai mu...
liat kmu bahagia dan sukses..
Lily and Rose: Halooo.... terima kasih sudah komen dan dukungannya untuk novel Rania ya /Heart//Heart//Heart/.. semoga suka dengan episode-episode selanjutnya, jangan lupa like, vote, saran, dan kritiknya ya... terima kasih /Pray//Kiss/
total 1 replies
Mundri Astuti
jangan ketemuin Rania dan aksara Thor....

biar askara belajar menghargai seorang wanita...dah tau Rania ngga punya siapa", tdk dianggap mertua dan suaminya, diselingkuhi lagi...ni malah menambah luka...
Lily and Rose: Bener sih, Askara emang tega banget /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
pergi yg jauh rania ,bangit jadikan itu ..
monipasi untuk maju ,biarkan berlalu
jangan jd kn untuk penghalang untuk maju .
buktikan kesuksesan walau tampa mereka ..jangan putus asa ...
klo cari pasangan ,selexi dulu sebelum.
rania berikan hati..jangan patah hati rugi...
masih banyak yg lebih baik dri sebelum x
Lily and Rose: Setuju Kak, semoga Rania mendapat kebahagiannya ya Kak... kasihan udah terlalu banyak menderita dia /Sob/
total 1 replies
Heny
Aqu suka alur nya smg Rania bahagia
Lily and Rose: Kakak... terima kasih untuk dukungannya yaaaa /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Heny
Rania sdh tau tuan Baskara km hanya nemanfaatkan nya
Emi Susanti Ahf
sedihnya ya tuhan...😢😢
Lily and Rose: Kisah Rania emang bikin sedih ya Kak /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiannya ya nanti. Terima kasih untuk komen dan dukungannya ya Kak. Jangan lupa vote, like, komen di episode-episode selanjutnya /Heart/
total 1 replies
Mundri Astuti
buka lembaran baru Rania...carilah kebahagiaanmu sendiri....bahagiakan dirimu dan keluargamu saja...

next thor
Lily and Rose: Semoga Rania bisa mendapat kebahagiannya ya /Heart/... terima kasih untuk komen dan dukungannya Kak /Kiss/, jangan lupa vote, like, dan komen di episode-episode selanjutnya ya... /Heart/
total 1 replies
Halimatus Syadiah
lanjut nya jangan lama lama ya. sekalian ditambah bannya. makin penasaran
Lily and Rose: Siap Kakak.... /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kasihan rania di manfaatkan pergi yg jauh rania buktikan kamu bisa walaupun tidak dukungan dr pihak mertua dan keluarga sendiri bukti dengan kesuksesan mu rania aku jd sedih bacanya
Lily and Rose: Sedih banget Kak kisah Rania ini /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiaannya ya...
total 1 replies
Aether
yah begitulah
Aether
fufuuu syudah tyelat
Novita Sr
salah siapa murahan banget sih kamu Rania .. akhirnya sakit hati lagii kan
Lily and Rose: Siap Kak, Rania nya salah langkah ya /Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
setiap kebusukan akan kecium bau x ..
secepat x rania mencium x .dan pergi sejauh mungkin ,dan menemukan orang tulus ingin bersamamu mu rania
dan setia siap menjadi frisai mu..rania..
Heny
Kalau km nyaman dng Askara terima dia jd pendampingmu
Heny
Up terus y thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!