Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran mereka
Di dalam ruang periksa Zea terlihat kikuk. Keringat dingin muncul di kening, juga tangannya terasa dingin.
"Nggak apa-apa, jangan takut. Sekarang bisa tolong lepaskan celana dalam mu, Zea?" Tutur Fai sambil menggunakan sarung tangan.
"Hah? Lepas apa mbak?" Zea makin was was aja mendengar dirinya disuruh melepaskan celana dalam.
"Celana dalam mu, Zea. Mbak akan periksa kamu." Ulang Fai.
Sungguh memalukan, Zea teringin kabur aja rasanya. Jika bukan untuk menyelamatkan sang suami yang mendapat ancaman masuk bui gara-gara menikahinya yang masih belum cukup umur, kagak sudi Zea memperlihatkan onderdil yang masih segelan miliknya pada makhluk lain!
"Ners, bisa minta tolong bantu Zea naik ke gynaecolog table." Perintah Fai pada ners yang ada di sana. Yang diberi perintah langsung mengiyakan tanpa banyak protes.
"Mbak, ini aku mau diapain? Aku takut mbak.." Zea bersuara ketika sudah naik di meja khusus yang dirancang untuk pemeriksaan dan prosedur medis pada organ reproduksi wanita.
"Seperti yang dimandatkan suami kamu, mbak harus mengecek selaput dara kamu Zea. Ini nggak menyakitkan. Kamu percaya sama mbak kan? Mbak udah banyak menangani ibu melahirkan, kamu nggak usah panik gitu."
"Tapi, aku malu mbak.. Jangan bilang orang-orang kalau mbak pernah liat punya ku ya mbak.. Aku malu."
Mendapat persetujuan dari si pemilik tubuh, Fai akhirnya melakukan pemeriksaan tersebut. Entah yang diperiksa apanya dan bagaimana, yang nulis cuma gigitin kapur barus di pojokan aja. Nggak tau apa-apa dia!
"Lho, Zea.. Ini kamu.. Zea, kamu masih perawan? Bukannya Arraz pernah melecehkan kamu??" Pertanyaan Fai ini membuktikan jika Fai pun menganggap adiknya emang sebejat itu.
Zea diam. Nggak menanggapi pertanyaan kakak iparnya.
"Mbak, ini udah belum mbak? Aku malu mbak harus ngangkang ngangkang kayak gini, mana nggak pake semVak lagi." Celetuk Zea pengen merapatkan kembali kakinya.
"Eh, oh.. Iya Zea udah. Udah kok."
Lalu mbak iparnya Zea itu meminta Zea untuk memakai kembali segitiga pengaman yang tadi digeletakan segitu saja oleh pemiliknya. Dia melepaskan sarung tangan yang tadi dia pakai, lalu mencuci tangan setelahnya.
Selesai dengan pemeriksaan ini dan ono, Zea, Fai serta si ners yang ngintilin di belakang bagai dayang keluar dengan gerakan anggun dari balik layar tancep.
"Bagaimana hasil pemeriksaannya Bu Fairuz?" Tanya pak RT dengan wajah tegang.
Jantung Arraz ikut deg-degan parah ketika melihat mbak dan istri mungilnya keluar dari ruang pemeriksaan. Dia takut jika prediksinya tentang virginity nya si Zea itu salah, bahkan mungkin udah raib digondol garangan jauh sebelum mengenal Arraz. Ketakutan itu jelas wajar adanya, lha wong dulu pas pacaran sama Dewi.. Setengah meninggal dia jaga dan lestarikan kesucian cintanya pada Dewi, menjalani hubungan asrama yang sehat jasmani rohani, tapi nyatanya pas mau nikah sama Dewi.. Arraz dikagetkan dengan sosok kutilwati yang bersarang di organ reproduksi milik Dewi.
Lha sekarang dia hanya bisa berdoa sembari tutup mata, berharap apa yang dia takutkan nggak berubah jadi nyata. Fai menatap Arraz yang berdiri tak jauh dari Zea, adiknya itu merem-merem sambil komat-kamit seperti baca mantra. Fai jadi kasihan sama adiknya, mungkin setelah ini Fai akan menyarankan Arraz untuk periksa di dokter jiwa.
"Saya akan mengatakan yang sejujur-jujurnya, saya tidak akan menutupi apapun kebenaran yang saya ketahui tentang Zea. Meski Arraz itu adik kandung saya, saya akan tetap bicara fakta yang ada." Ucap Fai lantang.
"Ya memang harus gitu Bu Fairuz. Kami semua menunggu hasil pemeriksaan yang Bu Fairuz lakukan untuk meluruskan keadaan yang sudah muntel ini." Lanjut pak RT.
"Zea masih perawan, pak. Dia belum pernah melakukan hubungan suami istri sebelumnya." Perkataan Fairuz bagai oase di tengah hamparan gurun pasir yang tandus! Seger banget dengernya. Bahkan Arraz saja sampai bernafas lega.
"Apa anda memang mengatakan hal yang sebenarnya, Bu? Tidak menyembunyikan fakta yang ada?" Tanya salah satu perwakilan dari KPAI dengan muka lempengnya.
"Saya berani bersumpah di bawah kitab suci Alquran jika memang anda semua meragukan ucapan saya. Ada ners lain yang menjadi saksi ketika saya memeriksa Zea."
Tangan Fai digoyangkan oleh Yani, dia nggak ingin anaknya main sumpah sumpahan. Karena dalam benak Yani, yang dipikirkan saat ini adalah Fai sedang berbohong. Mana mungkin Zea masih perawan jika sudah pernah dilecehkan oleh putranya, Arraz yang gragas itu!
Semua setuju. Sumpah di bawah Alquran di lakukan. Fai tak sedikitpun menunjukkan wajah takut dan gentar. Berbeda dengan Yani dan Tias yang ingin mencegah apa yang bakal Fai lakukan. Karena bersumpah di bawah kitab suci bukan sesuatu yang bisa dianggap main-main!
Setelah diambilnya Alquran dari mushola di samping klinik Fai oleh pak satpam yang disuruh bidan pemilik klinik ini, mereka menyaksikan Fai bersumpah dengan meletakkan Alquran di atas kepalanya.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah SWT. Saya Fathiya Fairuz dengan ini akan bicara sejujurnya di bawah Alquran kitab suci agama saya. Jika apa yang saya ucapkan ini adalah suatu kebohongan, saya bersedia mendapat kemalangan atau malapetaka. Dengan ini saya bersaksi, jika pemeriksaan yang saya lakukan dan disaksikan oleh ners yang ikut di dalam ruang pemeriksaan tadi sudah sesuai prosedur yang ada, dengan hasil pemeriksaan bahwa saudari Zea Hafizana benar-benar masih terjaga kesuciannya."
.
.
.
Semua orang pulang, pulang ke rumah Arraz. Semua orang punya satu pertanyaan yang sama yang akan ditujukan pada Arraz.
"Kamu nyuap mbak mu berapa? Kamu nggak mikir ya, kalau mbak mu bisa celaka karena mengambil sumpah di bawah Alquran gara-gara melindungi kamu?!" Bentak Yani kesal.
"Sebenarnya apa yang terjadi, mas Arraz? Bukannya dulu mas Arraz bilang sudah melakukan pelecehan terhadap Zea.. Kenapa hasil pemeriksaan Zea, mengatakan kalau anak ibu masih perawan?" Anaknya masih perawan kok bingung sih Bu Tias?
Semua petugas perwakilan dari KPAI dan pak RT dibuat percaya dan tidak lagi mengusut tentang status Arraz dan Zea karena memang tidak ada bukti valid yang mengatakan jika keduanya adalah pasangan suami istri. Apalagi ditambah sumpah yang dilakukan Fai di bawah kitab suci Alquran, membuat siapapun bungkam oleh keberanian bidan berkacamata itu.
Masalah sama para sesepuh di atas sana udah selesai, tapi masalah lain muncul. Arraz dikeroyok para emak yang ingin tahu fakta di balik kesucian Zea yang masih terjaga. Untung aja Arraz nggak culamitan dan nggak gragas gragas amat jadi manusia, dia jadi bisa lolos dari para sesepuh yang ingin menyeretnya pergi ke penjara.
"Ar, kamu ini laki-laki jangan cuma diam jika ada masalah seperti ini." Adi ikutan geram oleh silent treatment yang Arraz lakukan.
Arraz menatap Zea dengan perasaan nggak karuan. Haruskah dia jujur sekarang?
"Aku akan mengatakan yang sebenarnya, buk, yah.. Jadi, Zea memang masih perawan. Dia masih suci, karena aku nggak pernah nyentuh dia." Keterangan Arraz membuat Yani mengelus dada.
"Tapi, kata kalian dulu.. Zea sudah kamu lecehkan?!" Adi mengepalkan tangannya erat.
"Maaf yah, aku terpaksa mengatakan semua itu. Aku berbohong agar bisa membalas sakit hatiku pada Dewi. Aku minta tolong Zea untuk menjalankan misi balas dendam ku pada Dewi."
Semua orang tua yang ada di sana melotot tak percaya mendengar ucapan Arraz. Adi bahkan sudah memberikan tamparan sekeras batu karang sebagai bentuk hadiah dari kebohongan yang Arraz lakukan.
"Hanya karena ingin balas dendam kamu lakukan semua kebohongan ini, Arraz? Di mana otakmu itu sebenarnya berada?!" Pekik Yani tak terima.
"Buk, aku terima semua amarah kalian padaku. Tapi kenapa kalian nggak mau ngerti kenapa aku lakukan semua ini? Sejak awal aku menolak melanjutkan pernikahan dengan Dewi! Aku sakit hati karena dikhianati. Dia punya penyakit keLamin menular yang dia dapat dari laki-laki di luaran sana! Tapi ibuk, ayah dan semuanya tetap keukeuh ingin aku melanjutkan pernikahan dengan Dewi."
"Aku minta tolong pada Zea agar mau berbohong tentang pelecehan yang aku lakukan padanya. Aku pikir dengan menikahi Zea lebih dulu sebelum menikah dengan Dewi akan membuat Dewi marah dan membatalkan pernikahan di antara kami. Tapi siapa sangka kalau ternyata Dewi malah ingin terus melanjutkan pernikahan meski tahu kalau aku sudah punya istri sebelum menikah dengannya."
Dada Yani sakit. Lagi-lagi semua ini berasal dari kesalahannya. Karena egonya Arraz jadi bertindak sejauh ini.
"Tapi Ar, kamu bisa menghancurkan masa depan Zea kalau terus mempertahankannya. Kamu tahu kan, dia masih di bawah umur. Dan kamu laki-laki dewasa yang udah siap tandur! Harusnya kamu cari wanita lain yang lebih matang dan dewasa untuk membantumu, bukan Zea yang buang ingus aja masih belepotan!" Fai ikutan greget sama adiknya itu.
"Aku menghancurkan masa depan Zea? Dari sudut pandang sebelah mana mbak Fai bisa bilang kayak gitu? Meski aku dan Zea udah nikah, aku nggak pernah sentuh dia. Kenapa jadi mikir kalo aku seliar itu?! Aku bisa jaga Zea mbak, aku nggak akan lepasin Zea mbak!"
Nggak pernah sentuh Zea? Yang bener kamu Ar?? Kamu kayaknya butuh bantuan setrum 20 ribu volt biar ingat tentang pelukan, pegangan tangan, pepet-pepetan di ranjang, dan ciuman bibir yang hampir tiap hari dilakukan jika emang ada kesempatan deh ya?!
"Sekarang gini aja.. Zea, aku tanya sama kamu, Ze.. Kamu mau bertahan dengan hubungan seperti ini sama Arraz? Kamu masih kecil. Masa depan mu masih panjang! Kamu nggak cuma nikah sama Arraz yang sekarang ini ada di depan matamu, tapi kamu dinikahi sama lelaki yang punya bini lain selain kamu! Kamu mau punya hubungan kayak gini, Ze?!" Fai menatap Zea serius.
"Mbak apasih! Nggak usah kompor deh!! Aku sama Zea udah sepakat lanjutin hubungan ini kok!" Arraz ngegass.
"Aku nggak tanya sama kamu Marjukiiiii! Bisa diem nggak itu mulutmu?! Atau mau aku jahit dulu biar nggak berisik?!" Ancam Fai sambil melotot, bola matanya nyaris keluar jika sudah seperti itu.
"Benar yang dikatakan mbak Fai, Zea. Mas Arraz memang harus menyelesaikan urusannya dengan mbak Dewi, jika kamu terus ada di tengah-tengah mereka... Kamu hanya akan membuat luka untuk dirimu sendiri." Bu Tias ikut cosplay jadi gas elpiji subsidi pemerintah.
Zea menatap Arraz. Arraz menggeleng nggak mau pisah dari Zea. Zea lalu berkata....
"Aku...."
____________________
Huahahahaahaaaaaaaa! Kesel nggak? Kesel nggak?! Ya kezeeel lah, masa enggak!
kamu masuk diantara masalah yg ada..
mana statusmu gak kuat pulak🤦🏻♀️
kirain Ar nikahin Dewi secara siri juga😣
cukup 3 part ajalah Thor zea sama arraz cuek cuekan jangan ada part selanjutnya
wah² tuh suster kena bwrapa bayarnya ya
sekali nya dibales bikin nyesek 😭😭😭
berasa uji nyali keknya
kabur aja araz ke luar negeri 🤣🤣