NovelToon NovelToon
Andum

Andum

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditembak mas suami

"Yani, aku nggak menyangka kalau Dewi jadi seperti ini. Aku minta maaf sama kamu dan Adi. Khususnya pada Arraz, karena aku dan suamiku terlalu memanjakannya dia jadi seliar ini." Suprapti memegang tangan Yani, tapi Yani menarik tangannya pelan. Yani terlanjur kecewa dan sakit hati dengan Dewi dan Suprapti.

"Demi kebaikan kita semua, aku ingin mengajak Dewi berobat, Yan. Dia butuh pegangan hidup. Apalagi dia ngotot nggak mau pisah dari Arraz. Tentu Dewi harus sembuh secara fisik dan mentalnya untuk bisa menjadi istri yang baik untuk Arraz ke depannya." Suprapti melanjutkan ucapannya.

"Terserah kamu Prapti. Jujur saja, aku kecewa sama kalian. Terutama Dewi. Aku sudah anggap Dewi anakku sendiri, bahkan aku lebih percaya perkataannya ketimbang Arraz, tapi sekarang.. Rasanya melihat Dewi ada di sini membuat ku sakit hati. Ekspetasi ku pada anakmu terlalu tinggi hingga membutakan mataku. Kesalahan ku pada Arraz terlalu banyak karena sudah memaksa dirinya menikahi Dewi." Yani menyesal atas keputusannya yang dulu ngotot minta Arraz tetap melanjutkan pernikahan dengan Dewi. Tak tahunya wanita yang dia pikir cocok serta baik untuk Arraz, justru menjadi malapetaka di dalam rumah tangga anaknya.

"Jangan bicara seperti itu Yani... Aku harap kita masih bisa bersilaturahmi dengan baik. Aku akan mengajak Dewi berobat ke desa kakeknya saja, di Cilacap. Semoga setelah Dewi sembuh dari penyakitnya, kamu dan Arraz masih mau menerima Dewi dengan baik menjadi bagian keluarga kalian. Yani, aku pamit dulu. Aku minta maaf untuk semua yang telah terjadi."

Ibunya Arraz itu diam membisu. Ketika Suprapti berpamitan dengannya, dia bahkan memilih nggak menggubris sama sekali. Setelah kepergian Suprapti dan Dewi tanpa berpamitan pada sang pemilik rumah, Arraz.. Yani menangis tergugu. Dia menyesali keegoisannya, dia menyesali sikap keras kepalanya, karena ketidak pekaannya sebagai seorang ibu, putranya harus menanggung penderitaan atas kesalahan yang sama sekali tidak dia perbuat. Menikahi wanita yang kotor hati dan pikirannya.

"Kenapa nangis, buk?" Arraz keluar dari kamar menghampiri ibunya.

Yani memeluk Arraz lalu meminta maaf setulus hati jantung dan jeroan lainnya.

"Maafkan ibuk, Ar.. Maafkan ibuk.. Ibuk termakan hasutan setan. Huhuhuu.. Ibuk salah sama kamu. Sekarang, ibuk serahkan semua keputusan padamu Ar. Kamu mau bercerai dari Dewi pun tidak akan ibuk cegah."

Tentu saja Arraz diam. Memang mau ngomong apa jika sudah terbongkar semua seperti ini? Bercerai dari Dewi dan melanjutkan pernikahan dengan Zea? Entahlah...

Dan apa yang dilakukan Zea ketika di rumah Arraz tadi terjadi drama terungkapnya jengger ayam milik Dewi beserta seperangkat kebohongan lain yang sudah diketahui banyak orang? Dia sih enjoy aja ngemil emping sambil nonton real drama di depan mata. Toh dia sendiri udah tau kalo Dewi selingkuh dan punya jengger ayam, ngapain juga kepo hal yang bukan urusannya.

"Dari pagi belum makan kan, dek? Ini. Makan gih."

Arraz membawakan Zea sepiring nasi goreng dengan lauk ayam dan sambel goreng kentang buatan ibunya. Yani ke sini tadi mengantarkan makanan, taunya dapat kenyataan jika mantu kesayangannya mengoleksi jengger ayam.

"Makasih, mas. Makan bareng yuk. Sepiring berdua." Ajak Zea menerima piring dari tangan Arraz dengan senyum mengembang.

"Mas udah makan, dek. Kamu aja."

Bukan udah makan tapi nggak nafsu makan. Arraz ini bukan tipe orang yang harus makan tiga kali sehari, seperlunya aja gitu. Yang penting udah makan pagi.. Misal siang nyampe malam masih kenyang ya dia nggak bakal nyentuh makanan. Paling minum aja udah. Makanya badan Arraz ini nggak melebar ke samping, mau melebar gimana kalo makan aja ogah-ogahan.

"Eciyeeee yang broken heart gara-gara ditinggal pergi mbak Dewi. Sakit hati nyampe males makan nih ceritanya?" Zea malah cekikikan.

"Nggak ada ya. Dibilangin mas ini udah nggak ngerasain apa-apa sama dia kok."

"Ah masaaa? Tapi tadi aku liat mas mimbik-mimbik lho, kayak mau nangis pas liat mbak Dewi pergi sama ibunya."

Bukan berarti diledekin gini bikin Arraz diem aja ya. Dia dekati Zea. Piring di depan Zea disingkirkan. Sekarang Zea dan Arraz berhadapan. Glosot di lantai kamar, karena sejak Yani pamit pulang tadi Zea langsung masuk kamar. Berbeda dengan Arraz yang mandi dulu, ganti baju dulu, makan belakangan.

"Tadi ngomong apa? Ulangi coba?" Tantang Arraz sudah sangat dekat dengan Zea.

"Aku ngomong apa emang? Ini... Kenapa mas deket-deket gini? Mau pamer kalo udah mandi? Iya tau kok kalo mas wangi.." Zea salah tingkah karena mode mepet yang Arraz aktifkan.

"Sekarang di rumah ini cuma ada kita Zea. Kamu nggak takut mas apa-apain?" Tanya Arraz menatap intens di netra Zea.

"Apa-apain? Mau ngapain emangnya?" Zea menelan ludahnya. Ini kok mirip adegan di drama yang sering dia tonton sih. Nanti ujungnya Arraz bakal....

Baru memikirkan saja wajah Zea sudah bersemu merah. Dia bahkan menutupi bibirnya dengan telapak tangan.

"Bocah.." Arraz tersenyum lalu hanya mengecup tangan yang Zea pakai untuk menutupi bibirnya tadi.

Zea mematung. Dia sampai nggak bisa berkata-kata.

"Lanjutin makannya, makan yang banyak biar cepet gede." Arraz berdiri.

'Apanya yang gede, Ar?? Apanyaaaa? Nggak liat apa kalo Zea udah segede gaban di depan mata mu?' kurang gede bagaimana lagi heh!

Namun tangan Zea mencegahnya. Memegang jemari Arraz sebagai aksi spontanitas agar Arraz tetap berada di posisinya. "Ada apa, mau disuapin?"

Zea menggeleng. "Mas, aku nggak pernah pacaran. Mas itu satu-satunya lelaki yang dekat sama aku lalu menikahi ku.."

"Perjelas, dek. Kamu mau ngomong apa?" Ditanyai lelaki dengan suara soft spoken seperti itu membuat Zea berdebar.

"Di drama... Ada adegan cowok nembak ceweknya, kayaknya sweet banget.."

"Kamu mau mas nembak kamu seperti yang ada di drama, gitu?"

Lagi-lagi Zea diam. Dia malu, kenapa akhir-akhir ini menatap Arraz bisa membuatnya berdebar. Padahal dulu nggak ada tuh perasaan seperti ini.

"Dek, mau ikut mas keluar?" Karena Zea diam aja. Arraz langsung mengajak Zea berdiri.

"Itu.. Makanannya gimana? Masa mau ditinggal mas?"

"Udah dingin juga. Nanti biar mas aja yang makan. Yok!"

Mereka meninggalkan rumah. Zea menggunakan kaos dengan celana pendek, jaket Arraz selalu dia pakai untuk membalut tubuhnya. Meski kebesaran, tapi Zea suka memakainya. Arraz? Dia yang penting nggak telanjang aja udah cakep dari bayi.

"Kamu tunggu sini, mas mau ke sana sebentar."

Arraz memberhentikan mobil di sebuah toko khusus menjual kado, gift, dan lain sebagainya. Zea kira bakal diajak jalan-jalan ke mana gitu, taunya cuma nganterin Arraz ke toko beginian. Tanpa banyak bertanya, Zea mengangguk membiarkan Arraz pergi tanpa dirinya menuju toko tersebut. Zea menyibukkan diri dengan bermain game di ponselnya.

Nggak sampai sepuluh menit, Arraz kembali ke dalam mobil. Tapi dia masuk tanpa membawa apa-apa, lha terus tadi dia ke toko itu ngapain? Nggak beli sesuatu gitu?? Ya elah si Bambwaang.. Tujuannya ke toko itu apa kalo balik-balik dengan tangan kosong.

Tak banyak bicara, Arraz membawa mobilnya bergerak pergi. Kali ini Zea ikutan mode kalem, biasakan ngecipris tanya ini dan itu.. Sekarang enggak. Dia nggak mau nanya apa-apa.

"Sampai.. Yuk dek turun."

Arraz membukakan pintu mobil untuk Zea. Zea mengedipkan mata penuh kekaguman, ini bukan puncak tapi pemandangan di sini benar-benar indah. Dari ketinggian tempat Zea memijakkan kakinya, dia bisa melihat kelap-kelip lampu rumah-rumah yang ada di bawah sana. Langit yang cerah ceria memberi pertunjukan keindahan dengan taburan bintang di atas sana. Benar-benar indah!

Selagi Zea menikmati pemandangan malam yang tersaji di depan matanya, Arraz mundur ke belakang mengambil barang yang tadi dia taruh di bagasi mobilnya, barang yang dia beli di toko pernak-pernik tadi itu lho.

"Dek." Dipanggil gitu, Zea langsung menoleh ke belakang.

Dia tersenyum sumringah ketika melihat Arraz berdiri di depannya sambil membawa boneka Cinnamoroll guedeeee banget. Zea bahkan yakin jika boneka itu lebih besar dari dirinya. Lho, tapi.. Dari mana boneka itu? Bukannya tadi Arraz pas masuk mobil nggak bawa apa-apa?

Nggak bawa apa-apa kan kelihatannya, dia sengaja meminta tolong pegawai toko untuk memasukkan boneka Cinnamoroll ke dalam bagasi mobil, ketika dia sendiri masuk ke mobil melalui pintu depan. Tentu Zea nggak memperhatikan bangku belakang karena dia terlalu fokus pada ponselnya dan debaran jantungnya karena Arraz nggak membiarkan tangan Zea ditumbuhi sarang laba-laba! Digenggam terus pokoknya!

"Dalem.." Zea mendekat.

"Mungkin ini sangat terlambat.. Mas nikahin kamu dulu baru melakukan semua ini. Tapi, jauh sebelum kamu minta ditembak kayak di drama yang kamu tonton setiap hari tadi, mas udah kepikiran pengen nyatain perasaan mas ke kamu, dek."

"Mas sayang sama kamu. Kamu yang polos, kamu yang baik, kamu yang mau nolong mas tanpa mikirin resiko yang nanti bakal kamu tanggung di masa depan, kamu yang humble, kamu yang apa adanya, ceria dan selalu bisa bikin mood mas naik. Mas sayang sama kamu, Zea. Mau jadi pacar halalnya mas?"

Arraz menyodorkan boneka segede harapan orang tua kepada istri mungilnya. Tanpa babibu, Zea langsung menyerobot boneka yang sangat dia pengeni itu! Zea bahkan langsung mendekap erat boneka yang empuk lembut berbulu di dadanya.

"Iya mas." Jawab Zea singkat.

Bingung dia gaess mau ngomong apa. Dia terlalu speechless. Ketika Arraz sudah mendapatkan jawaban yang ingin dia dengar, Arraz merogoh kantong celananya. Dia keluarkan kotak kecil. Dibuka.. Isinya bon dosa! Eh, bukaaaan! Isinya kalung dengan liontin bunga sakura. Ini kalung beneran ya, bukan kalung-kalungan. Arraz merasa nggak adil sama Zea ketika hanya memberi Zea cincin emas pas nikah. Sedangkan dengan Dewi, dia memberikan cincin berlian mahal mahal sekali! Makanya dia sengaja beliin Zea kalung secantik dan semahal ini yang udah dia persiapkan di jauh hari untuk diberikan pada Zea.

"Iya aja?" Tanya Arraz mendekati Zea.

"Soalnya... Aku nggak tau musti ngomong apa, mas.." Gugup banget sih Cil!

"Lihat mas sebentar, bisa?" Arraz mengambil boneka yang ada di dekapan Zea, dia taruh di bangku kayu panjang yang memang ada di sana sejak dulu kala.

"Kamu sayang sama mas?" Tanya Arraz sudah sangat dekat.

"Sa--sayang.."

"Dek Zea lihat mas, dek."

Ini nada bicaranya nggak kayak gini ya gaess ya! 'Eljiooooo lihat mamaaaaah'

Kalung terpasang di leher Zea. Zea lagi-lagi tersenyum. Manis dan seger banget pokoknya. Ale-ale di kasih es batu mah kalah seger dibanding sama senyum Zea.

"Makasih mas.. Aku.. Aku sayang sama mas.."

"Nggak terpaksa ngomong gini, kan?" Tanya Arraz.

"Enggak. Meski mas nggak ngasih semua ini sama aku, aku juga udah sayang sama mas."

Senangnya hati Arraz malam ini sampai nembus layar ponsel pemirsa di rumah. Banyak yang kering giginya karena kelamaan nyengir nunggu adegan selanjutnya.

"Sebagai pacar halalnya mas.. Mas boleh nyium kamu? Bukan di kening.. Tapi di sini. Di bibir kamu.."

Glek! Zea merinding. Tapi misal ini dipending lagi, nyawa penulis jadi taruhannya. Bisa-bisa besok kolom komentar penuh dengan caci maki para readers budiman dan budiwati, jadi mari kita tuntaskan saja acara rujak lambe malam ini!!

"Iya.. Boleh mas." Zea udah merem-merem ketika wajah Arraz makin mendekatinya.

Memiringkan kepala agar bisa meraup apa yang ingin dia capai dengan bibirnya. Jangan tanya berapa kali Arraz melakukan ini, karena meski udah lama pacaran sama Dewi nyatanya untuk sekedar ciuman bibir Arraz nggak pernah melakukan sama sekali. Makanya Dewi bilang kalau pacaran dengan Arraz kayak pacaran sama tembok! Flat aja! Lurus aja! Dikit-dikit bilang dosa dan berucap istighfar. Dewi yang udah pernah main celap-celupan sama atasannya kan jadi merasa tertantang ingin menaklukkan Arraz, eh Arraznya mode kalem bin alim gitu. Ya udah, melipir lah Dewi ke pelukan Willy yang bisa diajak sosor-sosoran kapan aja!

Well, ini bukan tentang Dewi dan Willy. Tapi tentang Arraz dan Zea yang sedang menikmati pagutan bibir mereka. Meski sama-sama belum pernah melakukan hal ini, tapi Arraz bisa lebih mendominasi.

Dia raih belakang kepala Zea agar bibir mereka tak terlepas begitu saja, dan tangan kirinya ditaruh di pinggang gadis kecil milik itu. Mengunci pergerakan Zea!

'Ternyata rasanya seperti ini.' Keduanya membatin dalam hati.

1
99% Menuju Tobat😇
seperti apa?
maaf aku yg polos ini bertanya dengan nada dering selembut2nya.. tolong dijawab, jangan dijokiin😐
Alya Karunia
dari senyum" terus nyengir eh kok bablas ketawa baca bab ini 😄😄
Hikari Puri
akhirnya setelah sekian kali diphp othornya,kelakon jg adegan kokop mengkokopnya🤭🤭
vanilla
kayane udah gak buka lowongan deh Thor...buat gantiin patungnya
vanilla
mungkin rokok...
vanilla
hadeuhhh thorrr...làgi makan pagi inihhh
vanilla
readers kecewa gak jdi kokopan..
Alya Karunia
ga bisa berkata kata lagi sama kelakuan mu Wi Wi 😡
99% Menuju Tobat😇
mungkin tulang patah🤔
𝐙⃝🦜尺o
cinta koq punya selingan, ancen gendheng si dewi
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
rai gedeg si Dewi Kunti ini malah buka aib didepan mertua dan emaknya hahhah wes budhe gek akenen megat wae mantu bosokmu iku hahahah
ora mangan nongko keno pulute awakmu arr kuapokkkkk
Dewi kunti
ak Ki gur gemes pingin ngruwes Sik jengger pitik
Mrs. Dinold
semangat semangat yg nulis..,,selalu d tunggu up nya..🥰🥰🥰
🍊 NUuyz Leonal
urat malunya udah di bikin bakso kayak nya si Dewi 🤦🤦🤦
🍊 NUuyz Leonal
kan kan akhirnya kamu membuka bobrok nya kamu sendiri 😏😏
🍊 NUuyz Leonal
ini ternyata maksudnya 😫😫😫
🍊 NUuyz Leonal
Baru tau perumpamaan nya udah di ganti ya🤣🤣🤣
99% Menuju Tobat😇
tengah jalan loh ini.. mau digerebek trus dinikahkan lagi?🤔🤔🤔🤔
99% Menuju Tobat😇: tolong jgn terulang lagi😳😳😳
Dfe: ya ampuuuuun idenya bagus bingoooooo🤩🤩
total 2 replies
𝐙⃝🦜尺o
istri pertama tapi statusnya masih siri
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
emang nanggung banget thorrrrrrrr🙃🙃🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!