Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Zayyan dan Fira berangkat ke mesjid untuk ikut sholat Maghrib berjamaah, sampai di lingkungan pondok banyak mata yang tertuju melihat mereka. Para santri dan santriwati itu menyapa Zayyan sedangkan Fira yang menjaga jarak dengan Zayyan tidak di sapa sama sekali.
"Ganjen banget sih jadi orang." Cibir fira, ia kesal karena para santriwati mencuri perhatian Zayyan. Mereka bahkan sok akrab menyapa Zayyan.
"Kamu cemburu?" tanya Zayyan, ia senang melihat reaksi Fira seperti itu.
"Gak!" jawab Fira ketus.
"Kalo cemburu bilang aja fir. Wajar kok jika istri cemburu melihat suaminya di goda gadis lain." Ucap nya tanpa malu.
"Mas makan apa tadi siang? kok konslet gitu otak nya."
"Tapi itu sangat ketara di wajah kamu." jawab Zayyan sambil menjawil hidung Fira.
Kemesraan Zayyan itu membuat santriwati yang melihat merasa cemburu.
"Pasti kesenengan banget tuh si Fira mendapatkan Gus Zayyan." Cibir seseorang yang selalu mencari perhatian Gus Zayyan. Dia adalah ayu.
"Iya padahal mereka gak pantas sama sekali seperti bumi dan langit." Timpal yang lain.
Zayyan yang mendengar gunjingan itu pun langsung merangkul pinggang fira, ia tidak ingin istrinya di sudutkan seperti itu. sehingga ia mau menunjukkan jika ia mencintai Fira.
"Mas apaan sih! lepas gak?" Fira mencoba melepaskan rangkulan Zayyan dari pinggangnya.
"Gak" jawab Zayyan tegas.
Saat tiba di mesjid mereka berpisah.
"Nanti sudah selesai kamu tunggu mas disini yah."
"Iya." jawab Fira ketus kemudian mengambil wudhu dan ikut berjamaah karena azan dan iqomah pun sudah selesai. Dia mengambil saf di dekat Julia dan Eli.
Selesai sholat Maghrib dilanjutkan dengan pembacaan Tartil Qur'an dan Zayyan yang membaca nya. Para santriwati sudah sangat menanti karena mereka tahu suara Zayyan sangat bagus.
Saat pembacaan ayat Alqur'an itu di lantunkan Fira tercengang, ia merasa familiar dengan suara itu.
"Itu Gus zayyan?"
Julia dan eli membenarkan, Fira sangat terkesima mendengar suara merdu Zayyan, ia tidak menyangka suara Zayyan sebagus itu. Tubuhnya menghangat serta darahnya berdesir mendengar setiap kalimat yang dibacakan Zayyan. Baru kali ini ia mendengar Zayyan mengaji dan ia sungguh jatuh hati dengan suara Zayyan.
"Kenapa dirumah tidak pernah ngaji ya?" batin Fira.
Bukannya Zayyan tidak pernah mengaji, cuma karena ia tengah sibuk urusan pondok dan hanya beristirahat dirumah. Kalo di pondok jangan tanya lagi, ia selalu mengaji setiap hari. Sebab memang itu salah satu tugasnya sebagai ustadz.
Tubuh Fira meremang kala menyesapi setiap lantunan ayat yang keluar dari mulut Zayyan, namun ada hal lain membuat Fira kesal. Para santriwati disana seperti cacing kepanasan karena terkesima oleh karisma Zayyan.
"Heran, mereka disini kan buat belajar, kok malah keganjenan gitu. Uda tau itu suami orang juga." gumam Fira kesal.
Ia tidak sadar mengakui Zayyan sebagai suaminya. Padahal jika ia sadar maka Fira selalu kesal karena Zayyan menikahinya.
Setelah selesai pengajian dan sholat isya seperti janjinya Zayyan menjemput Fira di tempat mereka berpisah tadi.
"Ayo!" ajak Zayyan sambil menggandeng tangan Fira.
Setelah Fira memakai sendal mereka kembali menuju rumah. Fira menatap Zayyan juga tangannya yang saat ini di genggam Zayyan. Fira bingung dengan perasaannya sendiri. Jika bersama zayyan dan sikap Zayyan yang seperti itu membuatnya betah berada dekat Zayyan, beda hal nya jika ia bersama sahabatnya akan jiwa muda nya akan muncul. Dan ia kembali kesal jika mengingat Zayyan yang menikahinya.
Di kamar
Setelah makan malam bersama Zayyan badan Fira kembali ke kamar.
"Kapan mas akan menceraikan aku?" Tanya Fira sembari meletakkan guling ditengah tempat tidur.
"Astaghfirullah Fira, jaga ucapan kamu. Bagi mas pernikahan itu hanya sekali seumur hidup. Jangan sembarangan." Zayyan tidak suka mendengar ucapan Fira barusan.
"Iya aku tahu, tapi kondisinya kan kita menikah dengan paksaan. Emang mas mau menikah dengan wanita yang bukan pilihan mas?" tanya Fira polos.
"Bagi mas pilihan siapa itu tidak penting, yang terpenting ketika mas sudah mengucapkan ijab Qabul, artinya mas harus siap menerima semua resiko apa pun untuk hidup bersama kamu seumur hidup." Jawab Zayyan sambil menatap lekat mata Fira.
Fira menelan saliva. Sejak awal menikah, Fira berfikir pernikahan mereka tidak akan berlangsung lama. Sebab ia yakin Zayyan pun terpaksa.
"Kamu gak usah banyak mikir! sekarang kita sudah sah menjadi suami istri. Tugas kita hanya membangun rumah tangga yang diberkahi oleh Allah dan memberikan cucu untuk orang tua kita." ucap Zayyan.
Seketika darah fira berdesir kala Zayyan mengatakan harus memberikan cucu bagi orang tua mereka.
"Aku masih muda, belum siap punya anak."
"Kalau sudah waktunya kamu pasti siap." jawab Zayyan menyunggingkan senyumnya.
Fira langsung menarik selimutnya. Dan itu membuat Zayyan tertawa.
"Ya Allah gemesin banget sih!" batin zayyan. Kemudian menarik selimut mengikuti Fira.
Bersambung.
Stay tune terus ya gays 😊😊
Jangan lupa tinggalkan jejak nya
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭