Satu kesalahan ku yang sangat aku sekali dalam kehidupan ini. Yaitu memaafkan sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan yang akhirnya membawa ku jatuh menjadi wanita yang hidup pada masa lalu karena sakitnya sebuah pengkhianatan.
Suami ku adalah dalang dari rasa sakit ini. Dengan alasan anak aku mencoba untuk bertahan. Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi hidup dalam bayang-bayang rasa sakit dikhianati,dan diam-diam aku membuat sebuah keputusan besar yang tak pernah disadari oleh suami ku.
Ingin tahu keputusan besar apa yang akan diambil ? hai readers tercinta,silahkan membaca kelengkapan alur cerita ini sampai selesai ya ? Aku yakin kalian pasti akan terhibur. Selamat membaca 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 Kemarahan Mas Dani
"Key,keluar kamu! Dasar wanita penggosip!"
Pagi-pagi sekali Mas Dani berteriak marah di luar rumah memanggil nama ku. Entah apa sebenarnya yang terjadi sehingga pria itu terdengar sangat marah.
"Key,jangan keluar. Biar aku yang hadapi dia." Tiba-tiba bibi Zahra menghadang ku di pintu.
"Oke Bi. Tapi hati-hati." pesan ku dan langsung menghindar. Aku hanya mengintip lewat jendela kaca rumah. Takut Mas Dani berbuat di luar kendali pada bibi Zahra.
"Ada apa ? Kenapa ribut-ribut ? Kalau ingin bicara nggak usah teriak-teriak seperti orang kesetanan." Ku lihat bibi Zahra langsung menghardik Mas Dani dengan ucapan yang sedikit tajam.
"Key mana ? Aku sedang tak ingin bicara dengan Bibi." Elak Mas Dani sambil kepalanya terlihat celingak-celinguk mencari ku.
"Ini rumah ku. Jika kamu ingin berbicara pada Key,maka bicaralah yang sopan."
"Baiklah. Aku ingin bicara dengannya. Tolong sampaikan pada nya Bi." Akhirnya Mas Dani mulai berkata dengan lembut.
"Tunggu di sini sebentar. Aku akan memanggil key. Dan ingat,jangan teriak-teriak seperti tadi. Jangan membuat Kinara ketakutan."
ku lihat bibi Zahra kembali masuk dan memanggil ku.
"Key,segera temui dia. Aku akan tetap memantau jika dia berani berbuat kasar."
"Iya Bi. Bibi tolong jaga Kinara saja. Biar aku bisa menghadapinya." Ucap ku dan langsung meninggalkan bibi Zahra dan Kinara yang sedang makan. Aku berputar lewat pintu belakang dan bertemu dengan Mas Dani yang kini sedang duduk bersama Asna di samping rumah.
"Key,apa maksud mu menyebarkan gosip bahwa aku selingkuh ? Apa kamu punya bukti ?" Sambar Mas Dani saat baru saja melihat ku datang.
"Menyebarkan gosip ? Apa kamu punya bukti ?" Tanya ku tanpa takut.
"Bukti apa yang kamu ingin kan ? Semua tetangga rumah mama mengatakan kamu yang memberitahu mereka." Mas Dani langsung bangkit berdiri dan tampak emosi. Sedangkan Asna istrinya terlihat gembira karena suaminya itu memarahi ku.
"Kamu nggak takut kalau hal itu cuma alasan mereka sendiri ? Jangan menuduh ku tanpa bukti. Atau aku akan menuntut mu !" Balas ku tak mau kalah.
"Sudah pasti kamu key. Jangan banyak alasan."
"Kalau aku kenapa ?" Tantang ku karena merasa kesal.
"kurang ajar. kamu punya bukti ?" Mas Dani maju selangkah dan kini jarak kami semakin dekat.
"Punya. Apa kamu ingin lihat ?"
Seketika Mas Dani langsung terdiam dan tak lagi berkutik.
"Bukan masalah kamu punya bukti atau tidak key. Apa maksud mu menyebarkan gosip seperti itu hingga semua orang membicarakan ku dan Mas Dani." Tiba-tiba Asna ikut bicara. Hal ini membuat ku semakin kesal. Wanita itu harusnya diam dan tak perlu ikut campur. Ia hanya memperkeruh keadaan. Namun tatapan ku sedikit terganggu dengan penampilan Asna saat ini. Terlihat kusam dan tak terurus. Perutnya ku perhatikan belum menunjukkan tanda-tanda membesar.
Dalam suasana perdebatan itu,aku bisa melihat bagaimana Mas Dani sangat memperhatikan ku. Tatapannya begitu dalam. Wajar saja pria itu menatap ku hingga tak berkedip. Aku saat itu menggunakan homdress berwarna peach,membuat kulit ku yang semakin bersih karena seringnya perawatan terlihat semakin segar. Kini aku terlihat lebih cantik dan terurus dari Asna. Bukan ingin memuji diri. Namun kenyataannya memang seperti itu.
"Emangnya kamu punya bukti ? Lagi pula semua itu benar. Kamu dan Dani berselingkuh! Dan aku punya buktinya. Apa kalian ingin aku menyebarkan bukti yang aku pegang sekarang ? Biar sekalian saja kalian katakan aku yang menyebar gosip tersebut. Bagaimana ? Setuju ?" Tantang ku lagi dan membuat sepasang suami istri itu langsung terdiam.
"Aku sarankan lebih baik hiduplah dengan tenang dan jangan lagi mengusik kehidupan ku. Jika kalian terus mengusik ku,maka aku tak akan segan-segan untuk menuntut kalian."
"Huh! Dasar menyebalkan!" Ucap ku pada Asna dan Dani. Setelahnya akupun berbalik badan pulang. Tak ku hiraukan lagi tanggapan kedua orang tersebut.
...****************...
Setelah perdebatan antara Mas Dani dan Asna,kehidupan ku kembali berjalan seperti biasanya. Damai dan menyenangkan. Akan tetapi di saat sedang menikmati kehidupan yang tenang,tiba-tiba saja aku mendapatkan kabar dari mbok Inem bahwa sepasang suami istri tersebut bertengkar hingga membuat Asna lari ke rumah mama mertua dan tinggal di sana. Pantas saja selama beberapa hari ini aku tak pernah mendengar suara manja wanita itu.
Yang membuat ku tertarik akan cerita pertengkaran antara Asna dan Mas Dani adalah penyebab pertengkaran mereka. Menurut cerita mbok inem,Asna merasa cemburu karena mas Dani jalan bersama teman kantornya. Keduanya bertengkar hingga membuat Asna memilih pergi dari rumah.
Ternyata Mas Dani tak berubah. Aku yakin saat ini pria itu sedang mendekati wanita lain. Miris sekali. Padahal pernikahannya bersama Asna belum begitu lama. Sepertinya kebiasaan buruknya itu tak lagi bisa diperbaiki.
"Key,besok ke bandara ya ? Mau jemput anak bibi."
"Oh,besok anak bibi pulang ?" Aku sangat terkejut dengan perkataan bibi Zahra. Bukan karena apa,aku hanya berpikir apa nanti diri ku dan Kinara harus pindah kamar ? karena seingat ku kamar satunya lagi tak seluas kamar yang aku tempati saat ini. Mungkin saja anak bibi Zahra menginginkan kamar yang luas.
"Iya Key. Kenapa kamu terkejut ?" Tanya Bibi Zahra mengerutkan kening.
"Nggak kok Bi. Aku hanya berpikir apa sebaiknya aku dan Kinara pindah kamar Bi ?"
"Aduh. Nggak usah key. Kan ada kamar satunya. Anak bibi kan cowok,nggak suka kamar yang luas."
"Oh,baiklah Bi. Kalau begitu,nanti aku bersihkan kamarnya."
"Nggak usah. Kamarnya masih bersih. Dan sudah kupasang kan seprai yang baru. Kamu nggak usah kuatir key. Semuanya sudah aku siapkan."
"Iya Bi. Nanti katakan saja jika bibi butuh bantuan." Tawar ku merasa tak enak.
"iya Key. Sana istirahat. Besok kita harus tampil cantik. Biar anak ku senang lihat nya. Apalagi ada Kinara. Arkan pasti sangat senang. Dia sangat suka pada anak-anak." Cerita bibi Zahra sedikit membocorkan kesukaan putranya. Dan ternyata namanya adalah Arkan.
"Syukurlah Bi. Aku merasa lega karena anak bibi suka pada anak-anak."
"Tentu saja key. Jika Arkan tak menyukai Kinara,itu berarti dia bukan anak ku."Gurau bibi Zahra hingga membuat ku tersenyum lucu.
"Istirahat sana key. Besok jam sembilan kita sudah harus berangkat."
"Baik Bi." Jawab ku dan langsung kembali ke kamar untuk tidur. Ku lihat putri ku Kinara tertidur sangat pulas.