NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diam-diam Perhatian

Kalila merasa berat sekali setiap dia harus kembali ke ruangan dimana di dalamnya masih ada Candra atau Bella. Demi apapun ia ingin keluar dari ruangan itu, maksudnya biarkan saja mejanya di luar bergabung bersama staf lain juga anak magang yang lain.

Kini desas-desus mulai siruh terdengar. Yang mengatakan Kalila cari perhatian lah sama Candra lalu ada pula yang mengatakan kalau Kalila itu diberi perhatian lebih lah sama Candra sampai kursi dan mejanya juga berada di dalam.

Lila jengah! Pernah suatu kali saat ia sedang berada di toilet di bawah setelah ia dari kantin, ada dua staf perempuan berpakaian seksi yang menatap ke arahnya penuh kebencian. Ya, Kalila tidak tahu apa-apa, kenapa juga mereka harus menatap Kalila dengan benci? Kalila mencoba tersenyum tapi mereka malah melengos buat Kalila kesal setengah mati.

Salah aku apa, Maemunah? Tanya Kalila gondok lagi-lagi hanya di dalam hatinya sendiri.

"Itu tuh yang katanya anak magang baru yang suka caper sama bos," bisik mereka.

Kalila Tidak mau menggubris orang-orang itu. Mereka tidak tahu apapun bahwa Kalila juga sangat tertekan berada di dalam ruangan yang sama dengan Candra, apa lagi di sana juga ada Bella.

"Iya, lagaknya udah kayak staff tetap di sini aja, mentang-mentang pak Candra itu beri dia perhatian sampai dia buat bisa satu ruangan sama pak Candra. Sok kecakepan geli gue!"

Kalila mengatupkan rahangnya kuat saat ia mendengar bisik-bisik para staf itu. Tapi ia tetap saja tidak mau membalas, malah memilih melemparkan senyum kepada orang yang sedang menggunjingnya. Bukan saja demi nilai magang yang besar tapi lebih ke demi kelancaran kegiatan magangnya. Ia akan terus menahan hati agar tidak mudah tergoda untuk melawan omongan jahat orang-orang terhadap dirinya.

Seperti saat ini ketika ia mendapati tatapan orang masih melihat ke arahnya dengan iri, ada yang melihatnya sambil memilin-milin rambut yang sudah di keriting kayak Indomie atau seperti mbak-mbak berbaju sempit padahal badannya lebih besar daripada Jessy, yang menatapnya dengan tatapan bengis seolah ingin memutilasi, ah sudahlah, Kalila sudah pusing dengan masalahnya bersama Candra juga Bella yang seperti lingkaran setan saja. Kalila jadi mengumpat di dalam hati.

Sambil menarik nafas panjang, akhirnya Kalila membuka pintu ruangan. Dilihatnya ruangan itu sepi tapi ia kembali mendengar sesuatu dari dalam kamar mandi.

Kalila pergi ke mejanya lagi. Ia benar-benar tersiksa berada di ruangan itu. Bayangkan saja dia harus mendengar suara orang mendesah dari dalam kamar mandi untuk kedua kalinya dan ia tahu pasti itu dilakukan oleh Candra juga Bella. Dasar atasan juga sekretaris mes*m tak ada akhlak!

Tapi jauh di dalam lubuk hati Kalila dia merasa ada sesuatu yang terbakar, mendengar suara itu juga membuatnya teringat dengan Candra yang juga sudah beberapa kali menci*mi dirinya. Ah tidak enak rasanya berbagi! Kalila jadi merasa terzolimi dan terkhianati! Loh kok merasa terkhianati?

Memangnya dia siapa? Pacarnya Candra? Orang dia cuma adik tiri! Kalila jadi menepuk jidatnya lagi.

"Minimal tahu aturan dong, masa begituan di sini sih?" Kalila jadi sewot dan kesal sendiri sambil mengambil pena lalu menulis beberapa hal di laporan kerjanya.

Pintu ruangan kamar mandi tiba-tiba terbuka, dilihatnya Bella keluar dari sana, lalu menatap dirinya sinis dengan senyum puas penuh kemenangan. Kalila melengos, tak mau menggubris lagi.

Candra sendiri baru keluar dari ruangan itu setelah Bella menuju ke meja kerjanya. Kalila pura-pura tidak melihat, dia sibuk dengan laporan, tetapi entah mengapa, Candra berharap Kalila melihat dia keluar setelah Bella tadi. Entah apa maksudnya. Namun, Kalila tetap tidak menggubris, menganggap hal itu adalah hal yang tidak pernah didengar atau tidak pernah menjadi perhatiannya sama sekali.

Candra jadi uring-uringan. Kenapa gadis itu tidak protes kepadanya? Loh kok protes? Memangnya Kalila siapa? Ingat, dia cuma adek tiri!

"Can, aku pulang duluan ya, kebetulan mama mau minta temenin belanja, jadi aku mesti jemput ke rumahnya deh."

"Ya udah, sana, nggak papa kok."

Lalu Bella mencium pipi Candra. Candra tidak menghindar, ia sengaja ingin melihat reaksi Kalila tapi lagi-lagi kali ini Kalila malah bungkam dan sama sekali tidak menggubris apa yang sedang dilakukan mereka berdua.

Kalila hanya menggerutu di dalam hati, saat menyadari Bella akan pulang lebih cepat diizinkan dengan begitu mudah. Ya tapi wajar, kan sudah dapat jatah!

Candra jadi kesal setengah mati, ia berharap sekali Kalila akan melakukan protes walau hanya sekedar menatapnya dengan tatapan cemburu seperti yang sedang ia rasakan setiap kali melihat Kalila digoda oleh para staf lelaki di sana.

Sore harinya, ketika sudah jam pulang Kalila memutuskan untuk pergi dari ruangan itu tanpa mengatakan apapun kepada Candra. Walau dia heran karena Candra juga masih di sana, tumben dia belum pulang, seperti sedang menunggu sesuatu. Biasanya lelaki itu akan pulang lebih awal dari para karyawannya.

Kalila menunggu bus, seperti biasa. Ia juga tidak terbiasa nebeng dengan teman walaupun Jessy atau teman lain kerap sekali menawarinya tumpangan. Kalila lebih suka pergi dengan bus, menikmati jalan raya dari jendela kaca bus yang baginya memiliki sensasi tersendiri.

Saat sedang menunggu itulah, sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya, Kalila melihatnya sekilas. Seseorang dalam mobil itu membuka kaca jendela, tampaklah Candra di sana.

"Ayo masuk, bentar lagi mau gelap."

Kalila memandang langit, memang sore itu cuaca cukup mendung, sepertinya memang akan segera turun hujan. Kalau Kalila tidak segera menemukan bus, ia akan terjebak bersama hujan.

"Aku nungguin bus aja deh, Mas Candra. Nggak papa kok, Mas pulang aja duluan." Kalila berusaha menolak sambil masih tetap celingukan mencari bus yang mungkin akan lewat.

"Lo ini bantah banget ya dibilangin. Gue bilang masuk ya masuk. Lo tau enggak sih, nyokap lo itu udah nitipin lo sama gue. Makanya gue mesti jagain elo. Dan ntar malam itu acaranya temen gue jam tujuh, gue nggak mau ntar lo telat."

Kalila melihat sekali lagi mobil itu lalu ia menarik nafas, berdecak sebentar, tapi akhirnya kembali menuruti apa yang Candra perintahkan.

Candra tersenyum simpul, lalu ia segera mengemudikan kembali mobilnya. Mobil mewah itu membelah jalanan ibukota yang masih ramai dengan orang-orang berlalu-lalang.

"Loh, kok kita lewat lain sih, Mas? Kan kita harusnya pulang ke rumah?!" protes Kalila saat melihat dan menyadari bahwa mobil yang dikendarai Candra tidak menuju jalan menuju rumah papa Mahesa.

"Udah, jangan bawel. Lo ikut aja, nurut."

"Aku nggak mau kamu bawa ke apartemen lagi." sergah Kalila cepat.

Candra tidak berkata apapun. Ia terus mengemudi sampai pada akhirnya mobil Candra itu menuju sebuah butik ternama yang biasanya didatangi oleh orang-orang kaya dan para selebritis terkenal.

"Ngapain kita ke sini, Mas? tanya Kalila lagi, sebab ia ingin segera cepat pulang ke rumah lebih tepatnya menghindar dari Candra secepatnya.

"Udah, masuk sini cepetan. Gue udah pesenin baju buat lo."

Hah?

Kalila jadi bengong. Kakak tirinya itu sampai harus memesankan baju untuk ke pesta malam nanti? Padahal dia juga punya baju yang bagus juga kok walaupun mungkin tidak akan semahal harga-harga baju di tempat itu.

Tapi tak urung Kalila tetap melangkah, masuk ke dalam dan langsung dilayani para pelayan toko itu.

Candra saat ini sedang duduk sedangkan Kalila sedang di layani oleh beberapa pelayan dari butik ternama itu. Candra melihat diam-diam, memperhatikan dalam diam ke arah Kalila yang sudah beberapa kali mencoba baju tapi dirasa belum cocok juga.

Pada akhirnya, ketika Kalila mencoba gaun berwarna marun yang membentuk tubuh indahnya, Candra terdiam beberapa saat, tatapannya kalau diartikan seperti sedang melihat perempuan dewasa yang siap untuk diajak malam pertama!

1
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
moominRJ
Makanya bella ngaca sadar diri jg cuma sekertaris ko kya bos ngatur2
moominRJ
Makasih up nya kaka🥰
moominRJ
Posesif amat pak🤭
Reni Anjarwani
semanggat up terus kak karyanya bagus
lyani
nah kan siap2 kau bel
lyani
bukannya takut ketahuan kamu bel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!