NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat
Popularitas:195.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 09

"Kunti, bolehkah aku tahu kisahmu? Mengapa bisa sampai terdampar disini dan menjadi salah satu abdi ibuku?”

“Tak jauh berbeda dengan kakak kandungmu. Aku salah satu korban manusia laknat itu! Beruntungnya, Ni Dasah berhasil memanggil roh ku kala terperangkap pada labirin kegelapan.” Kunti duduk pada batu besar.

Sawitri sabar mendengarkan, dia memilih tetap berdiri, tidak menatap pada Kunti.

“Aku warga kampung tegalan, dua desa setelah tempat tinggal mu. Aku anak haramnya Rahman, bapaknya Farida. Yang kini menjabat sebagai kepala desa. Dia takut posisinya terancam, sehingga menjual ku pada Bahri dan Sugeng. Kala itu umurku masih 16 tahun, diculik dan dibawa ke perkebunan kelapa milik Sugeng.” Kunti melempar batu ke dalam kolam, langsung saja airnya berkecipak.

“Sebelum memperkosa ku, terlebih dulu mereka menyayat pergelangan tanganku, menampung darahnya dalam cawan untuk dipersembahkan kepada iblis berkepala kerbau_”

“Jadi, makanan iblis itu darah perawan?” wajah Sawitri terlihat pias.

“Sepertinya Ni Dasah belum memberi tahumu. Dapat dimaklumi, siapa pula yang suka menceritakan sesuatu menyakitkan yang ada kaitannya dengan putrinya sendiri. Sama saja hal itu membuka luka lama.” Kunti kembali melempar batu kecil.

“Gayatri pun dijadikan tumbal, baru setelahnya dirudapaksa. Setiap malam satu suro, dua orang Bedebah itu mempersembahkan darah perawan. Sesudahnya kekayaan mereka bertambah banyak. Bukan cuma itu, mereka juga menguasai ilmu gendam, kau tahu tentang manfaatnya kan?”

Sawitri mengangguk. "Bila seseorang menguasai ilmu gendam, dia dapat dengan mudah menghasut, menipu, memperdaya, serta menghipnotis."

"Itulah sebabnya mengapa setiap gadis yang hilang, tak sampai menggemparkan. Karena mereka mengarang cerita, memfitnah para korban dengan mengatakan minggat bersama kekasihnya ataupun suami orang."

"Pantas saja sudah belasan, bahkan mungkin puluhan tahun lamanya, tapi belum juga terungkap apalagi tertangkap." Sawitri menggelengkan kepalanya.

"Macam mana mau di tangkap? Sementara para penegak hukum berada di bawah ketiaknya! Kenyang makan uang haram, tak peduli aduan warga yang terpenting kemakmuran mereka sendiri. Malah gilanya lagi, para penduduk lebih mempercayai antek-anteknya Bahri dan juga Sugeng. Itu semua disengaja, supaya semua orang segan, menyanjung dan takut kepada dua Iblis itu!" Kunti melirik Sawitri.

“Kau tahu? Hal paling menjijikan adalah, saat tubuhku digilir dua pria sekaligus dengan cara paling biadab. Aku ditelanjangi, tangan ku diikat ke atas, mulut disumpal, dicekoki daun ganja agar terus bertenaga dan berkelakuan macam orang gila … huh!” Ia mendengus, netranya menerawang jauh.

“Pagi, siang, malam, tak dapat lagi ku bedakan. Ingatan pun tumpang tindih, entah mana kenyataan dan halusinasi. Aku diperlakukan seperti binatang, terus menerus diperkosa, disiksa. Sampai di mana kesempatan itu datang, disaat pikiran ku tak melayang, efek ganja mulai hilang_”

“Kala itu, Sugeng melepaskan tali yang mengikat ku. Dia mau memasuki dengan gaya terlentang, sewaktu Bandot biadab itu membuka celana yang mana ada parang terikat di pinggang, aku merebut benda tajam itu. Membacok membabi buta, tapi sayang tenagaku tak bisa diandalkan, hanya bisa memutus jari kelingking dan manis nya saja.” Kunti tertawa sumbang.

“Si pengecut itu menjerit seperti Kambing yang hendak di sembelih. Kemudian Bahri, Herman, masuk ke dalam. Sebagai ganti dua jari yang putus, perutku di bacok sampai ususnya terburai. Aku tertawa, dan hal itu menambah kadar emosi mereka.”

“Tak ada rasa sakit, karena memang itulah yang kuinginkan. Terakhir yang ku ingat sebelum tewas, Gandi meng-kampak kaki dan tanganku, setelahnya aku didekap kegelapan, alias MATI!” Kakinya ia ayun-ayunan, dia berkisah seperti mendongeng saja, suaranya terjaga dan tak menunjukkan ekspresi marah, sebab sudah mati rasa.

“Namun, jasadku tak dibakar seperti kakakmu. Hanya dikubur pada kedalaman setengah meter, agar mudah diendus kawanan Anjing liar. Selanjutnya … kau bisa menebak sendiri.” Ia mengedikkan bahunya.

Sawitri menatap lekat wajah Kunti yang sama sekali tidak menampilkan ekspresi apapun. “Ibumu atau keluargamu yang lainnya?”

“Telah mati. Karena itu Rahman berani menjual ku, miris bukan? Tak mengakui, enggan menafkahi, tapi menuntut ku untuk balas budi … ha ha ha. Ya, begitulah manusia yang mana di kasih nyawa tapi tidak sepaket dengan hati nurani. Apalagi bila sudah menyangkut pundi-pundi rupiah, maka apapun akan dilakukan. Perkara karma urusan belakangan, terpenting kesenangan dulu diutamakan.”

"Jangan melihat ku seperti itu! Nasibmu pun tak jauh berbeda dariku. Entah itu keberuntungan atau kesialan, yang membedakan cuma satu ... Kau masih menjadi manusia." Kunti turun dari atas batu.

.

.

“Itu wujud Iblis bertanduk Kerbau, yang saat ini menghuni di salah satu bagian rumah Bahri. Tugas mu kelak, tepat pada malam satu suro ... buat dia memburu engkau setelah mencium darah manis dan tulang wangi mu! Berlarilah masuk ke dalam hutan ini! Gunakan kecepatan, ketangkasan, kecerdikan! Agar kau tak tertangkap dan menjadi santapannya.”

Sawitri membuka buku seperti kitab yang dijahit benang nilon, memperhatikan lamat-lamat patung hewan berkaki empat, kemudian membalik halamannya, yang mana berwujud sosok mengerikan, bertanduk, lidahnya menjulur panjang dan terbelah.

“Apa kau sudah menemukan target untuk tumbal malam bulan purnama, Kunti?”

“Sudah Ni. Akupun telah mempersiapkan hadiah istimewa untuknya. Namun, kita butuh bantuan bu Mina!” Kunti mengelus kepala burung Hantu yang bertengger di jendela.

"Saya siap membantu!" tanpa dipinta, istri dari almarhum pak Kasman langsung berseru lantang, dia pun tak peduli sesulit apa caranya nanti.

Jelas Sawitri terkejut, dia sama sekali tidak diberitahu perihal tumbal itu.

Melihat kening putri kandungnya mengernyit, Ni Dasah mulai menjelaskan secara garis besarnya. “Kau tak mungkin kembali ke kampung Tani dengan identitas aslimu. Akan ku gunakan ajian penyamaran, siapapun yang melihatmu nanti maka takkan mengenali bila itu kau.”

“Termasuk mereka?” tanya Sawitri.

“Benar. Setelah menjalankan ritual itu, kau harus bisa berada diantara mereka. Manfaatkan lah apa yang bisa diambil keuntungannya. Kunti akan menjadi pelindungmu!"

"Satu hal yang mesti kau ingat! Jangan sampai terluka yang menyebabkan darahmu bercucuran. Bila hal itu terjadi, kemungkinan kecil kau akan selamat! Iblis kepala kerbau itu dapat mencium darahmu dalam radius sekitar satu kilometer." Ni Dasah memperingati Sawitri yang mendengarkan secara saksama.

"Namun, tak perlu terlalu risau! Bila segel itu telah di buka, akan banyak keistimewaan yang bisa kau rasakan, semua itu berguna untuk melindungi dirimu serta memperdaya mereka." Ni Dasah tersenyum culas.

.

.

Hari terus berlalu, minggu pun berganti.

Di kampung pertanian, para warga sedang mengelu-elukan calon pengantin yang menurut mereka sangat serasi.

“Tuan Hardi memang pantas bersanding dengan putrinya pak lurah. Sama-sama berpendidikan, dermawan, ramah.”

“Betul. Seperti apa ya nanti keturunan mereka? Ayu begitu cantik, dan Tuan Hardi sangat rupawan, perpaduan yang sempurna. Pasti nanti kecantikan ataupun ketampanan anak mereka tidak ada yang menandingi.”

Para ibu dan wanita muda sibuk bergosip di bawah pepohonan coklat sambil memilah biji kapuk agar terlepas dari kapas nya, ada juga yang menjemur. Itulah pekerjaan sampingan mereka sembari menjaga buah hati.

Menurut pandangan mereka, juragan Bahri dan juga pak lurah Sugeng, adalah sosok yang dermawan, suka membantu warga berekonomi rendah.

Ya, warga kampung transmigrasi ... tidak sabar menanti pesta rakyat yang digadang-gadang akan spektakuler.

Tiba-tiba salah satu diantara kumpulan pekerja itu berseru. “Tengoklah! Apa aku tak salah lihat? Itu bukannya mamaknya Sawitri, ya?”

“Bu Mina! Dari mana saja? Mengapa baru kelihatan?”

.

.

Bersambung.

1
Yuli Purwati
lanjut......
Yuli Purwati
lanjut....
Yulay Yuli
mampus 😂😂😂😂
Yulay Yuli
kaya dikasih bunga kecubung y thour,mabok pendi 😂
Yulay Yuli
visualnya thour lastri
Riris riris
akhhhhhh.....,., sebel,sebel, sebel kenapa harus bersambung? 😭😭😭, mau guling "malu, mau teriak takut di kira stres , lagi kak lagi.
kasih vote aja biar double up
Muhammad Arifin
ngintip,bekne ada kejutan....hufff...sabar nunggu esok pagi 💪💪💪
Ma'e Tinok
tungguin ah ini kan mlm jumat hihihi 😘😘😘🥰💪
Arryanti Ar
ka cublik ni tega nian menggantung cerita,kan makin penasaran jadi nya
Betri Betmawati
bikin dag dig dug aja Thor, untuk Yusuf dtang menolong, teryata Lastri tak sehebat apa yg ku pkir, gmn ya nasib nya
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑵𝒊 𝑫𝒂𝒔𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒉 𝒍𝒈 𝒈𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒈𝒊𝒏𝒊 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒐𝒏𝒈𝒐𝒍 𝒋𝒅 𝒈𝒓𝒆𝒈𝒆𝒕 𝒕𝒉 😅😅
Salim ah
akhhh...kena prank author bersambung?..aduh bikin deg deg an wae Thor mbok kasih tambahan bab biar tau keadaan Lastri🙄
owh ya kok lurah Yusuf bisa ada disitu ya
apa karna dia punya indra ke6 tau Lastri ada masalah lgsg datang
semoga Lastri gak kenapa2 dan ni dasah DTG untuk membantu anaknya
sfd
oaaalahhh lagi seru seru nya malah tu be kontinyus
neni nuraeni
semoga Lastri dan Yusuf selamat thor...lnjut thor
Lisstia
kaaaaak
mana nih kelanjutannya
_yuniarti.sherli_
kaaaakkk kenapa bisamen bikin novel yang ngegantung pas lagi tegang gini, up lagi gak!!😂😂
Wahyu ningsing
akhh....piyee Thor terusan e...nanggung
Zahraputri Putri
kakkkkkkkkkkkkk..........cublikkkkkkk..........cepetan doubell upnyaaaaaaa....tegangggg niiiiiiiii...........
Popo Hanipo
nunggu dr pagi giliran updet menjelang mgrib malam jumat lagi eeehhh di gantung pula😩
umi nafisah
lastri jgn mati dl thor.. gk ikhlas aku😭😭 kn dendamnya blm trbalas 😖😖😖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!