NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibalik kebaikan Arjuna

Malam harinya karena Arjuna juga sudah pulang, jadi Siren menagih janjinya kemarin padahal dia tau mungkin Arjuna lelah tapi tetap saja jiwa kanak-kanak nya meronta-ronta ingin segera dibelikan koper.

"Kak..."

Siren membuka pintu kamar Arjuna.

"Hmm?"

Terlihat Arjuna sedang memakai kaosnya, sepertinya habis mandi.

"Jadi nggak? Udah hari Senin lho..kan Sabtu dibawa"

Arjuna mendekati Siren.

"Koper?"

Siren mengangguk.

"Kenapa kemarin nggak mau keluar dari kamar?"

"Soalnya habis putus"

"Putus? Kamu pacaran?"

"Iyakan udah putus berarti udah enggak sekarang"

Arjuna menjitak kepala Siren membuat Siren mengusapnya berkali-kali karena kesakitan.

"Sakit tau"

"Masih kecil gak usah pacaran"

"Kenapa? Aku kan nggak kayak kakak masa udah tua gak punya pacar"

"Apa kamu bilang?"

Siren tertawa kecil..

"Bercanda hahaha"

"Sini kamu.."

"Nggak.."

Siren berlari sementara Arjuna mengejarnya, meski sambil teriak-teriak Siren tetap berlari mengitari sofa panjang yang berada diruang tv.

"Sini Siren.."

"Nggak...aaa... tolong..."

Arjuna berhasil menangkap tubuh Siren dan dia mengangkatnya lalu membawanya duduk disofa.

"Kak....bercanda doang sumpah, aku juga nggak tau kakak punya pacar apa enggak" ucap Siren sambil tertawa.

"Karena kita nggak ada hubungan darah sama sekali, jadi...."

Siren langsung menoleh kaget, kenapa Arjuna bisa bilang seperti itu? Arjuna menatapnya lekat-lekat seolah tidak mau berpaling sedikit pun.

"Aku tunggu sampai usia kamu legal, nanti kita nikah"

Mulut Siren langsung menganga lebar saking terkejutnya, kok bisa Arjuna mengatakan hal seperti itu kalau orang tuanya tau bagaimana?

Arjuna mengeratkan pelukannya, karena saat ini Siren berada dipangkuannya setelah tadi dia berhasil menangkap tubuh Siren.

"Aku udah pernah bilang ke mami sama papi soal ini, jadi nanti dengan siapapun kamu menjalin hubungan pada akhirnya kamu akan tetap menikah denganku setelah kamu lulus kuliah"

Siren menyingkirkan kedua tangan Arjuna dari perutnya, lalu melepaskan diri.

"Jangan bercanda kak, ini nggak lucu sama sekali"

"Terserah kalau nggak percaya"

"Kak kita saudara kan, kok bisa kakak punya pikiran kayak gitu?"

"Kan aku udah bilang Siren, kita nggak ada hubungan darah sama sekali aku tinggal disini karena diadopsi sama mami dan papi jadi kenapa nggak bisa? Kita ini sebenernya orang asing yang tinggal di satu atap kan"

Siren menggeleng tampak sekali kekecewaan di wajahnya, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Arjuna punya pemikiran seperti itu, apa dia tidak pernah bertemu wanita lain sepanjang hidupnya sampai harus mengincarnya untuk dinikahi jika sudah dewasa nanti.

"Kakak udah gila"

Siren berlari masuk kedalam kamarnya, belum sembuh kesakitan akibat putus dari Samuel kini fakta baru yang lebih mengejutkannya membuatnya menangis sampai sesenggukan.

Kok bisa orang tuanya mengizinkan juga kalau begitu, mereka ingin menghancurkan keluarga ini? Bagaimana pandangan teman-temannya jika tau nanti mereka menikah? Siren sama sekali tidak bisa membayangkannya.

*

Pagi hari Siren benar-benar tidak ingin bertemu Arjuna, dia masih sangat kesal dan tidak bisa menerimanya jadi dia menunggu Arjuna berangkat supaya dia bisa keluar dari kamar.

"Siren"

Nah kan malah dipanggil, aku ingin menghindarimu! Pikir Siren dalam hati.

Mau tidak mau Siren membuka pintu.

"Ayo sarapan, aku buatin telur ceplok kesukaan kamu"

"Nanti"

"Nanti kapan, kamu bakal telat kalo sarapannya nanti bukannya masih ujian hari ini?"

Siren hanya diam saja sambil memasang wajah cemberutnya.

"Nggak usah dipikirin yang semalem, fokus aja ke ujian kamu dulu berdoa aja semoga pikiranku berubah jadi nanti kita gak jadi nikah"

Arjuna pergi setelah mengatakan itu, sepertinya dia juga sedikit kesal melihat kemurungan Siren.

Siren jadi tidak enak, selama ini Arjuna bahkan baiknya melebihi orang tuanya tapi itu sebelum dia tau maksud tersembunyi nya.

Sekarang pandangannya jadi berbeda.

Siren mengambil tasnya lalu datang ke ruang makan, sepiring nasi yang diatasnya ada telur dadar dan juga sosis sudah tersaji diatas meja.

"Ayo makan, biar bisa fokus pas ujian"

Siren mengangguk.

Mereka pun makan tanpa ada yang berbicara sedikit pun. Rasanya asing sekali bagi Siren karena biasanya dia tidak akan sungkan untuk bertanya apapun kepada Arjuna.

Tapi kini, dia tidak bisa melakukannya.

Selesai makan Arjuna membawa piringnya ke dapur dan mencucinya sekalian, Siren segera menghabiskan makanannya juga lalu piringnya dia bawa kedapur.

"Biar aku yang cuci" Arjuna mengambil piring itu dari tangan Siren.

Siren tentu jadi terdiam ditempatnya, ingin menolak tapi sudah terlanjur jadi yasudah. Siren memutuskan untuk mengambil tas yang tadi dia tinggalkan dikursi sebelah ditempat dia makan.

"Aku berangkat duluan" ucap Siren akhirnya.

"Ya" balas Arjuna singkat.

Siren pun segera keluar dari rumah, biasanya dia berangkat dengan naik taxi online tapi kali ini dia tidak sadar terus berjalan menjauhi pekarangan rumahnya tanpa memesan taxi online terlebih dahulu.

Sampai pada akhirnya dia bertemu Martin yang entah dari mana, dia menggunakan motor sport kebanggaannya itu.

"Woi...Siren" panggilnya keras karena Siren terlihat melamun.

Sampai-sampai Martin harus turun dari motornya untuk sekedar memanggil Siren.

"Lo kenapa sih anjir jangan ngelamun dipinggir jalan begitu, bahaya!"

Siren barulah tersadar, dia celingak-celinguk melihat posisinya sudah lumayan jauh dari rumah.

"Kok lo disini?"

"Ya iyalah gue disini, kan rumah gue ngelewatin rumah lo trus gue lihat lo jalan kaki, serius lo mau jalan kaki sampek sekolah?"

Siren menggeleng.

"Lo kenapa ngelamun? Mikirin apa?"

"Enggak kok, nggak mikirin apa-apa"

Martin sebenarnya tidak percaya begitu saja, tapi karena jamnya sudah lumayan mepet jadi dia mengajak Siren naik ke motor. Takutnya telat nanti.

Setelah ujian selesai, barulah Martin bertanya lagi tentang hal tadi pagi.

"Gue nggak percaya kalo lo gak mikirin apapun, masa iya segitunya sih lo habis putus dari Samuel?"

"Tunggu-tunggu...ini pada ngomongin apaan?" tanya Luna

"Itu tuh, tadi pagi gue lihat Siren ngelamun sambil jalan kaki berangkat ke sekolah kan bahaya ya, gue panggil-panggil nggak nyaut sama sekali" jawab Martin

"Jangan-jangan kesambet lo Sir" ucap Luna

"Gaklah.. Nggak tau gue nggak sadar"

"Nah tuh kan, kesambet paling hati-hati lo Sir untung ketemu Martin kalo enggak gimana tadi?"

"Iya makasih Mar"

"Jangan cuma makasih, jangan diulangi lagi" ucap Martin

Siren mengangguk.

"Kay dimana? Kok nggak kelihatan dari habis ujian?" tanya Siren

"Biasalah orang penting, dia balik duluan tadi" jawab Martin

"Ohh ..."

"Lo kemarin nggak jadi keluar sama kak Arjuna Sir?" tanya Luna

"Enggak, katanya nanti kalo udah mendekati berangkat liburan"

"Emang mau beli apa lo?"

"Koper lah, yang bisa dinaikin itu lho"

"Oalahhh...emang bagus sih itu ya"

Siren mengangguk.

"Halah bawa tas ransel aja emang kenapa? Segala pakek koper kayak mau minggat aja" ucap Martin

"Ihh koper bukan buat orang minggat aja kali, kan bisa dinaikin jadi nggak capek kalo jalan" sahut Luna

"Emang selama liburan dibawa terus gitu? Nggak ditinggal di bis atau di hotel misalnya?"

"Ya..kalo pas itu ditinggal lah Mar.." jawab Siren

"Rumit...rumit"

Siren dan Luna sama-sama mencebik.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!