NovelToon NovelToon
Dia, Senja

Dia, Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: liponh

Kisah hidup seorang anak perempuan yang tidak terlalu dekat dengan ayahnya. Dia juga berkali-kali di khianati oleh orang yang di cinta. Hingga bertemu dengan cowo yang baik, namun dia takut untuk memulai lagi.

"Aku bukan mati rasa, hanya saja aku takut akan salah orang lagi"
Aruna~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon liponh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 19

"Baru aja pulang" Aruna menghela nafas berat kala mendapati semua barang di rumahnya berserakan. Ia tahu betul apa yang sedang terjadi. Tanpa pikir panjang dia masuk ke dalam kamar dan langsung merebahkan tubuhnya.

"Keluarr dari rumah saya!" bentak Ana

"Kau pikir kau siapa? Kau tidak mempunyai hak untuk mengusir ku" jawab Mahendra

"Begitu caramu menjadi istri, iya!" bentak Hendra balik.

"Dasar tidak berguna, aku ini masih suami sah mu. Dan kau sama sekali tidak melayaniku" sudah cukup sabar Hendra menghadapi sifat keras kepala Ana.

Dalam beberapa hari ini Ana benar-benar menganggap Hendra tidak ada disini. Membuat Hendra hilang sudah kesabarannya. Dan akhirnya memilih untuk mengamuk.

Semua barang di lempar oleh Ana. Dia sendiri juga sudah sangat lelah. Setiap Mahendra pulang ia hanya akan mengingatkan Ana tentang betapa brengseknya laki-laki itu. Ana masih tidak terima ternyata dia selama ini menjadi seorang selingkuh walaupun notabenenya Ana sendiri tidak tahu bahwa dia adalah seorang selingkuhan.

Padahal Ana adalah seorang wanita yang baik. Mana mungkin dia tega merusak hubungan keluarga orang lain. Dia juga masih mempunyai hati nurani. Jika saja dahulu dia tidak hamil Aruna maka dari dulu itu Ana sudah menceraikan Mahendra. Namun apa dayanya dia tidak bisa melawan Mahendra karena sangat kekurangan uang untuk mengajukan cerai sementara Mahendra kekeuh agar pernikahan ini tetap berjalan. Walaupun tanpa peran dia sebagai seorang ayah. Sungguh egois.

Aruna sudah sangat lelah di sekolah dan sekarang dia harus mendengarkan hal yang tidak seharusnya ia dengarkan. Bahkan kedua orang tuanya itu tidak memfilter kata-kata yang mereka keluarkan dari mulut. Menangis hanya itu yang dapat Aruna lakukan. Sementara untuk melerai ia tidak punya cukup keberanian.

"Lagi, kenapa mereka harus melakukannya di depan ku" ucap Aruna lirih.

Kepalanya ia tutupi bantal agar sebisa mungkin tidak mendengarkan apa saja hal-hal yang kedua orang tuanya pertengkaran.

Suasananya kembali mereda. Aruna membuka handphonenya, dan mengirim sebuah VN kepada Alkira. Dimana suara di dalamnya adalah pertengkaran hebat kedua orangtuanya.

"Kira-kira gue harus apa?" tanya Aruna setelah sekian lama dia memendamnya sendiri dan kini ia sudah tidak tahan.

"Andai masih ada nenek" ucap Aruna dalam hati.

Orang tua dari Ana alias nenek kakek Aruna sudah meninggal. Jadi, tidak ada lagi yang dapat melerai pertengkaran mereka. Jika dulu masih ada nenek maka nenek lah yang akan menengahi mereka berdua. Semenjak kematian dari nenek Aruna, Ana menjadi temperamental. Dia suka sekali marah-marah dengan hal-hal kecil. Apalagi saat itu suaminya juga tidak berada di sisinya.

Tidak butuh lama Aruna menunggu, Alkira sudah membuka pesan yang dia kirim.

'Runa lo gapapa?'

Tanpa basa-basi, Alkira langsung menanyai keadaan Aruna yang mestinya sekarang sedang tidak baik-baik saja.

'Kalo mereka masih bertengkar lo kerumah gue aja, gue jemput'

kata Alkira.

^^^'Gapapa Kira. Gue cuma takut kalo seandainya mereka pisah' ^^^

'Terus kalo mereka ngga pisah, mereka bakal nyakitin satu sama lain.'

Aruna terdiam membaca pesan dari Alkira tersebut. Ia tahu bahwa selama ini ibunya sangat mencintai ayahnya. Bahkan sedari kecil Ana tidak pernah membicarakan hal yang buruk tentang ayahnya. Hanya saja jika saat mereka sedang bertengkar, Ana tidak daat mengendalikan omongannya dan mengatakan semua hal buruk kepada Mahendra.

Dulu setelah kematian dari almarhum nenek. Ana beberapa kali diam-diam menangis merindukan sosok Mahendra yang tak kunjung pulang. Aruna melihat semua itu dan sejak itu pemikirannya tentang sang ayah berubah drastis. Sampai sekarang dia tidak bisa menjadikan ayahnya sebagai cinta pertamanya.

Ting

Satu pesan masuk ke handphone Aruna, namun bukan dari Alkira ini dari Fabian.

'Byy'

Oh iya mengingat Fabian mereka terakhir kali bertemu 2 minggu yang lalu. Hingga sekarang komunikasi mereka menjadi kurang efektif karena kepulangan Mahendra. Aruna jadi lebih tidak fokus dan setiap sepulang sekolah dia hanya akan termenung dan membiarkan ponselnya begitu saja.

...☞🦋☜⁠  ...

...Helloww the readers👋...

...Timakasiii sudah membaca karyaa ku...

...Aku juga menerima kritik dan sarannya yaa...

...Jangan lupa yaa buatt like♡♡ and coment📝...

...Semoga kalian sehat selaluuu, love youu all💐...

1
Heyhoo
semangat kakak🤗
Anita Jenius
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya
fdlalipahh: asiappp makasiii💗💗
total 1 replies
Heyhoo
Semangat Kakak💚
fdlalipahh: trimakacii atass suprott nyaa yaa💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!