NovelToon NovelToon
Menjadi Selamanya

Menjadi Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Divi hampir menyerah saat pengajuan pinjamannya ditolak, dengan alasan Divi adalah karyawan baru dan pengajuan pinjamannya terlalu besar. Tapi Divi memang membutuhkannya untuk biaya operasi sang ibu juga untuk melunasi hutang Tantenya yang menjadikan Divi sebagai jaminan kepada rentenir. Dimana lagi dia harus mendapatkan uang?

Tiba-tiba saja CEO tempatnya bekerja mengajak Divi menikah! Tapi, itu bukan lamaran romantis, melainkan ada kesepakatan saling menguntungkan!

Kesepakatan apa yang membuat Arkael Harsa yakin seorang Divi dapat memberikan keuntungan padanya? Lantas, apakah Divi akan menerima tawaran dari CEO yang terkenal dengan sikapnya dingin dan sifatnya yang kejam tanpa toleransi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 31. Meyakinkan Kakek

"Saya tidak berani, Tuan. Semua yang dilakukan Tuan Arkael semata-mata hanya sandiwara. Jadi, saya cukup tahu diri untuk tidak melibatkan perasaan dalam hubungan ini." jawaban Divi membuat gadis itu harus menginap di rumah kayu itu sebagai sanksi atas kebohongan yang dilakukannya. Meski Divi sendiri tidak mengerti apa maksud Tuan Argam memberikan Divi sanksi ditempat yang nyaman seperti ini.

Divi tidak ditinggal sendirian, akan ada pelayan yang datang setiap hari, dari subuh sampai sore hari. Akan ada pekerja yang tinggal tidak jauh dari istal kuda. Pelayan pun tinggal ditempat yang tak jauh dari rumah itu. Kulkas yang diisi penuh bahan makanan. Kabinet dapur yang juga terisi penuh makanan instan. Lemari yang diisi dengan pakaian-pakaian baru. Sanksi macam apa ini? Tapi Divi memang dilarang untuk menyalakan ponselnya sampai nanti seseorang datang menjemputnya kembali.

Entah siapa orang itu, Divi tidak berani bertanya. Saat ini, posisinya sudah sebagai terdakwa di depan Tuan Argam. Setelah kepergian Tuan Argam dan Ron dari tempat itu, Divi mulai menjelajahi rumah kayu itu sampai dia pergi ke istal kuda. Dua petugas, satu laki-laki dan satu perempuan menyambutnya dengan sopan dan penuh hormat. Ada rasa tak enak tetap diperlakukan baik seperti itu setelah Tuan Argam mengetahui kebohongannya.

"Eh...biasa saja, jangan terlalu kaku begitu." kata Divi. "Aku Divi, salam kenal."

"Salam kenal, Nyonya Muda." jawab petugas perempuan. "Saya Mey, dan ini saudara saya, Luki."

Laki-laki bernama Luki itu mengangguk dan tersenyum ramah. "Salam kenal, Nyonya Muda." katanya.

"Eng...panggil Divi saja, nggak perlu Nyonya Muda."

Lagi pula sebentar lagi bukan aku yang akan kalian panggil Nyonya Muda. Batin Divi meringis.

Luki dan Mey saling menatap, tapi kemudian tetap memanggil Divi dengan sebutan Nyonya. Oke, terserah mereka saja. Dua petugas itu menjelaskan tentang apapun yang ditanyakan Divi tentang sekitar rumah itu. Juga tentang tiga ekor kuda yang berada di dalam istal. Rupanya rumah kayu ini disebut sebagai Rumah Atas oleh Tuan Argam dan keluarga. Karena letaknya yang berada di atas perbukitan, dan jauh dari keramaian juga kepadatan kota. Rumah yang tadinya dibangun oleh Tuan Argam untuk mendiang istrinya, yang kemudian diturunkan kepada Tuan Lais - mendiang papanya Arkael - yang kemudian turun ke Tuan Arkael. Hanya saja Arkal jarang datang ke Rumah Atas.

"Boleh aku bertanya sesuatu pada kalian?" Ekspresi wajah Divi berubah serius, melihat bagaimana Mey dan Luki yang sepertinya tahu banyak tentang keluarga itu, rasa penasaran Divi pun meronta.

Mey dan Luki mengangguk.

"Apa kalian tahu bagaimana hubungan antara Nyonya Paulina dengan Arkael?"

Mendengar pertanyaan itu, Mey dan Luki pun saling melempar pandang, kemudian Mey menjawab. "Maafkan kami Nyonya, bukan kapasitas kami menceritakan hubungan antara Nyonya Paulina dengan Tuan Muda."

"Ah, benar juga. Aku yang harusnya minta maaf. Baiklah aku akan kembali ke dalam rumah."

Divi mulai membuat dirinya untuk merasa nyaman disana, udara yang dingin dan sejuk perbukitan, jauh dari perkotaan, dan lingkunan yang tenang membuat Divi tak butuh waktu lama untuk jatuh cinta dengan pemandangan di depannya. Meski begitu, rasa penyesalan telah membohongi Tuan Argam masih menempati posisi pertama di hatinya. Meski dirinya difasilitasi, tetap saja ingatan akan sorot kekecewaan Tuan Argam seperti hukuman yang tak terlihat untuk batinnya.

Sementara itu, jauh dari perbukitan dimana rumah kayu berada, Arkael dibuat pusing karena dia tidak mendapati Divi, Ibu Inna bahkan Arin, dimana pun. Pihak hotel sudah menjelaskan kalau mereka sudah check out sejak siang hari. Tapi kenapa dirinya tidak tahu? Kenapa Divi tidak memberikan kabar? Kenapa Arin juga tidak melapor? Seli juga bahkan tidak bisa menghubungi Divi sama sekali.

Bimo mencoba melacak signal terakhir dari ponsel Divi, namun hasilnya sia-sia, signal terakhir ditemukan di hotel ini ketika Ron menghubungi untuk bersiap-siap.

"Sial! Kemana mereka, Bim?!" Arkael menyugar rambutnya frustasi. "Apa jangan-jangan wanita itu menculik Divi dan Ibu Inna?"

"Wanita itu siapa?"

"Mama!"

"Kurasa nggak mungkin, Nyonya Paulina nggak mungkin senekat itu."

"Lo lupa udah berapa kali wanita itu ingin membunuh gue?" kata Arkael dengan nada sarkas.

"Pihak hotel bilang Ibu Inna dan Divi nggak pergi bersama." kata Bimo. "Tapi ada yang aneh, mereka sama-sama dijemput oleh pria-pria berjas hitam, setelan mereka seperti agen-agen rahasia."

Awalnya Arkael mengerutkan kening, tapi kemudian dia menyadari sesuatu. Hanya ada satu orang yang bisa melakukan hal ini kepadanya.

"Kakek!"

Tidak membuang waktu lebih banyak, Arkael dan Bimo langsung menuju kediaman kakeknya. Emosi yang berada di puncak kepala membuat Arkael mengabaikan etika dan sopan santun di depan kakeknya yang dia hormati. Pintu dia buka begitu saja ketika Kakeknya sedang waktunya minum obat.

"Apa kau ingin membuatku mati karena tersedak obat?! Dasar bocah nakal!" Omel Tuan Argam.

"Kemana Kakek menyembunyikan istriku?" tanya Arkael to the point.

Melihat kekhawatiran dan kecemasan dalam sorot mata juga pada ekspresi Arkael, lelaki tua itu malah terkekeh kemudian menyelesaikan aktitifas minum obatnya dibantu Ron yang selalu diam seribu bahasa jika tidak ada yang penting untuknya membuka mulut.

"Istri?" Tuan Argam mengulangi. "Istri bayaran, maksudmu?" Nada menyindir langsung menampar kesadaran Arkael juga Bimo.

"Jangan berani-beraninya kau mengelak!" Sergah Tuan Arkael sebelum mulut Arkael mengeluarkan suara dari mulutnya yang sudah terbuka. "Aku sudah tahu semua. Semuanya."

"Baguslah, jadi aku nggak perlu menjelaskan lagi." kata Arkael yang memicu Tuan Argam melempar botol obat ke arahnya, yang degan sigap ditangkap oleh Arkael.

"Bisa-bisanya kalian membohongiku! Padahal aku sudah menyukai istri palsumu itu, sudah kuanggap dia seperti cucuku sendiri!"

"Jangan salahkan Divi, dia nggak salah. Aku yang menekannya, aku yang membuat dirinya terpojok dan nggak mempunyai pilihan selain menerima tawaranku."

"Cih, sudah kuduga kau melakukan itu. Kau memanfaatkan gadis malang itu demi kepentinganmu yang sama sekali tidak penting! Dasar bodoh!"

"Aku akui aku salah, Kek, aku minta maaf."

"Maafmu tidak berguna! Aku sudah menyuruh Divi untuk pergi, lagi pula tujuanmu sudah tercapaikan, wanita bernama Arana itu sudah mencarimu lagi, bukan?"

"Ap-apa maksud Kakek sudah menyuruh Divi pergi?"

"Ya pergi. Dia juga sudah kuberi tahu tujuan utama kau membayarnya. Ck, bisa-bisanya juga kau tidak memberitahu alasan utamamu kepadanya. Pria macam apa kau ini, ha?! Mempermainkan pernikahan, mempermainkan wanita, mempermainkan situasi sulit orang lain? Apa aku atau Papa mu pernah mengajarimu menjadi orang yang licik seperti itu? Memalukan!"

"Oke, aku akui aku salah. Kek! Aku telah salah membuat kontrak semacam ini, aku salah karena masih mengharapkan mantan kekasihku, tapi semua sudah berubah Kek, tujuanku berubah. Ini bukan lagi soal mantan kekasihku."

"Oh ya? Lantas kau mau menekan Divi untuk alasan apa lagi? Untuk kepentingan apa lagi?"

"Bukan begitu Kek..."

"Sudahlah, sudah terlambat. Divi sudah setuju untuk pergi menjauh darimu, hidupnya akan sulit jika berada di kota. Dan aku sudah meminta Ron untuk mengurus surat perceraian kalian, jadi-"

"Enggak! Enggak! Enggak akan ada perceraian!"

"Kau tidak boleh menjadi laki-laki egois, Arkael!" Ucap Tuan Argam tegas seraya menggebrak meja kerjanya.

"Tapi aku nggak bisa menceraikan Divi, Kek. Aku nggak mau!"

"Lantas kau mau menduakannya dengan mantan kekasihmu itu?"

"Nggak! Urusanku dengan Arana sudah selesai. Aku nggak ada lagi niat untuk membuatnya kembali."

Tuan Argam berdecak sinis. "Enak sekali kau mempermainkan hidup orang lain. Kau sudah memanfaatkan kesulitan orang lain untuk memancing ikan yang kau mau. Sekarang, setelah ikan yang kau mau sudah menggigit umpan yang kau lempar, kau malah mau membuangnya lagi, dan sekarang kau mau menjerat orang yang sudah kau manfaatkan itu untuk kepentingan yang lain, begitu?"

"Tidak! Tidak seperti itu, Kek!"

"Lantas apa? Berikan aku satu alasan agar aku bisa menerima kembali Divi sebagai cucu mantuku?"

"Karena aku telah jatuh cinta padanya!"

Tuan Argam mendengkus, seolah tidak percaya dengan pengakuan Arkael.

"Omong kosong, kau dulu juga bilang begitu saat masih bersama Arana itu, tapi pada akhirnya kau melepaskannya, bukan?"

"Karena itu...karena itu aku nggak mau melakukan kesalahan untuk kali kedua. Kumohon Kek...jangan gagalkan harapanku kali ini."

"Kau yakin jatuh cinta pada gadis yang sama sekali bukan tipemu itu?"

"Ya, sangat yakin."

"Apa alasanmu? Apa yang membuatmu begitu yakin?"

.

.

.

Bersambung~

1
Boma
ooh begitu ceritanya
Boma
loh kemana arkael thor,masa di dapur ada yg nyulik
Boma
lanjut,bobol gawangnya
Umie Irbie
siiiiiiiaaaaaap🤣
Boma
ulat bulu datang
Boma
😄😄ketauan boong,pasti kecelakaanya di sengaja
Boma
maksudnya ini apa ya,apa kecelakaan di sengaja biar divi maubalik lgi ke arkael
Muri
kok ada yaaa ayah bejat kaya gitu sama anak kandungnya sendiri.
Boma
mau ya divi moga kael mau nerima kamu sepenuhnya,walau pun kamu gak perawan lgi
Umie Irbie
yaaaah...divi udah ngg prawan sama ayah nya sendiri😏😫 kirain bisa di gagalin 😒😩 ternyata tetap di pake,😩😒😫 iyaaa itu mah ngg pantas untuk kael
Boma
ya ampun ayah kandung iblis itu mah
Boma
terus berjuang el,untuk meyakinkan divi
Boma
pasti divi salah paham,di kiranya akan mengakhiri pernikahan kontraknya
Boma
padahal kakek cuma ingin tau perasaan kael yg sesungguhnya
Boma
mending jujur aja divi,kalo perasaan itu ada,tapi sllu menepisnya,karna tak sepadan dgn arkael,moga kakek merestuimu divi
Boma
pasti rana,makin runyam
DwiDinz
Siapa tuh yg nguping? Rana atau divi? 🤔
Boma
kamu aja yg ambil,biar nanti terbiasa😄
Umie Irbie
kok ayah siiii thoooor 😱🤔🤔 punya
traumakah ????
Umie Irbie
othooooor random bangeeeet dewhhh,. masa rumahnya kael yg mewah ada tokek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤪
Umie Irbie: wahhahahahahaha,. 🤣🤣🤣🤣🤣 di hotel pulaaaa 😒😒😒🤣🤪
Kiky Mungil: mending kalo di rumah, tapi ini di hotel kak, eh, tokeknya juga mau ikut bobo dihotel kayaknya 😅😅😅
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!